STUDI KASUS KEAMANAN LERENG AKIBAT GALIAN DI PROYEK X CIAWI-BOGOR

Main Article Content

Ricky Putra
Alfred Jonathan Susilo

Abstract

The construction project sometimes requires construction of a man-made slope. In designing of a slope, safety factor is important thing to analyze, as to prevent failure. A project in Ciawi, Bogor, it is required to build a retaining wall, with the initial step is to construct a 90° or perpendicular slope, with height of 12 m. From the analysis using Fellenius Method, for five possible conditions, it is found the value of safety factor, namely conditions without additional loading of 0,86, surcharge load of 0,84, steady state seepage of 0,60, sudden drawdown 0,61, and earthquake of 0,72, it is known that the slope does not meet the safety factor according to SNI 8460: 2017 which is 1,25, but the project has been completed and the slope has not experienced failure. This is due to the fact that in the calculation of the safety factor, the cohesion (c) and shear angle (ϕ) values are reduced, assuming that the slope will experience long-term loading and thus lose the cohesion and shear angle values, while the slope is intended for only a few months of construction and does not receive excessive loading so it does not experience cohesion and shear angle reduction values.


Abstrak


Proses konstruksi dalam proyek terkadang mengharuskan dibuat suatu lereng buatan yang dibuat dengan cara melakukan pemotongan pada suatu lereng alami pada suatu wilayah. Dalam perencanaan pembuatan lereng, perlu dilakukan analisis mengenai faktor keamanan lereng tersebut, sehingga dapat mencegah kemungkinan kegagalan lereng. Pada suatu proyek di Ciawi, Bogor, perlu dibangun dinding penahan tanah (DPT), sehingga diperlukan adanya proses pemotongan kontur dengan desain awal kemiringan lereng adalah 90° atau lereng tegak lurus, dengan ketinggian 12 m. Dari hasil analisis dengan Metode Fellenius, untuk lima kondisi kemungkinan ditemukan nilai faktor keamanan, yaitu kondisi tanpa pembebanan tambahan sebesar 0,86, dengan pembebanan tambahan sebesar 0,84, steady state seepage sebesar 0,60, sudden drawdown sebesar 0,61, dan gempa sebesar 0,72, diketahui bahwa lereng tidak memenuhi faktor keamanan menurut SNI 8460:2017 yaitu sebesar 1,25, akan tetapi proyek sudah rampung dan lereng tidak mengalami kegagalan. Hal ini diakibatkan karena dalam perhitungan faktor keamanan, dilakukan banyak asumsi, salah satunya adalah reduksi pada nilai kohesi (c) dan juga sudut geser (ϕ), sebagai asumsi bahwa lereng akan mengalami pembebanan jangka panjang sehingga kehilangan nilai kohesi dan sudut geser, sementara itu lereng diperuntukkan hanya untuk beberapa bulan konstruksi dan tidak menerima pembebanan berlebih, sehingga tidak mengalami reduksi pada nilai kohesi dan sudut geser.

Article Details

Section
Articles

References

Badan Standarisasi Nasional. (2017). Persyaratan perancangan geoteknik (SNI 8460:2017).

Bowles, J. E., & Hainim, J. K. (1984). Sifat-sifat fisis dan geoteknis tanah (mekanika tanah). Erlangga

Huang, Y. H. (2014). Slope stability analysis by the limit equilibrium method. American Society of Civil Engineers.

Terzaghi, K. (1950). Mechanism of landslides. Application of Geology to Engineering Practice. https://doi.org/10.1130/Berkey.1950.83