PERBANDINGAN HASIL ANALISIS PANJANG ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE MKJI, HCM DAN AUSTROADS TERHADAP PANJANG ANTRIAN LAPANGAN

Main Article Content

Wandes Leonardo Siahaan
Edi Yusuf Adiman
Sri Djuniati

Abstract

An intersection is part of a road network system which is a point where two or more roads meet or cross. The problem with signalized intersections is the occurrence of queues which result in delays. In the development of science, several methods emerged that could be used to determine the length of the queue that occurred in the field. The calculation of the queue length for signalized intersections is carried out using three methods, namely MKJI 1997, HCM 2010 and Austroads 2017, then the results of the queue length analysis from the three methods are compared with the queue length which is close to the results of the queue length measured at the Soekarno-Hatta Road Intersection - Jalan Durian - Dharma Bakti Street, Pekanbaru City. The difference in the length of the field queue with the 1997 MKJI method is in the north 400.95 m, south 217.78 m, west 262.90 m and east 283.40 m. The difference in the length of the field queue with the HCM 2010 method is in the north of 49.88 m, the south of 11.72 m, the west of 36.06 m and the east of 66.56 m. The difference in the length of the field queue with the Austroads 2017 method is in the north, which is 120.89 m, south 68.16 m, west 9.81 m and east 22.03 m. The queue length with the HCM 2010 method is closer to the length of the vehicle queue measured directly in the field on the major road, namely Soekarno-Hatta Street with a percentage of 30.27% and 6.24%, while the vehicle queue measured directly on minor roads, namely Jalan Durian (East) and Jalan Dharma Bakti (West) is closer to the queue length measured by the Austroads 2017 method with percentages of 11.02% and 23.79%.


Abstrak


Persimpangan adalah bagian dari sistem jaringan jalan yang merupakan sebuah titik dimana dua atau lebih ruas jalan bertemu atau bersilang. Masalah pada simpang bersinyal adalah terjadinya antrian yang mengakibatkan terjadinya tundaan. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan muncul beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi panjang antrian yang terjadi di lapangan. Perhitungan panjang antrian simpang bersinyal dilakukan menggunakan tiga metode yaitu MKJI 1997, HCM 2010 dan Austroads 2017, kemudian hasil analisis panjang antrian dari ketiga metode tersebut dibandingkan dengan panjang antrian yang mendekati dengan hasil panjang antrian yang diukur di Simpang Jalan Soekarno-Hatta – Jalan Durian – Jalan Dharma Bakti Kota Pekanbaru. Perbedaan panjang antrian lapangan dengan metode MKJI 1997 adalah pada pendekat utara 400,95 m, selatan 217,78 m, barat 262,90 m dan timur 283,40 m. Selisih panjang antrian lapangan dengan metode HCM 2010 adalah pada pendekat utara sebesar 49,88 m, selatan sebesar 11,72 m, barat sebesar 36,06 m dan timur sebesar 66,56 m. Selisih panjang antrian lapangan dengan metode Austroads 2017 adalah pada utara yaitu 120,89 m, selatan 68,16 m, barat 9,81 m dan timur 22,03 m. Panjang antrian dengan metode HCM 2010 lebih mendekati panjang antrian kendaraan yang diukur langsung di lapangan pada jalan mayor yaitu Jalan Soekarno-Hatta dengan persentase 30,27% dan 6,24%, sedangkan antrian kendaraan yang diukur langsung pada jalan minor yaitu Jalan Durian (Timur) dan Jalan Dharma Bakti (Barat) lebih mendekati panjang antrian yang diukur dengan metode Austroads 2017 dengan persentase yaitu 11,02% dan 23,79%.

Article Details

Section
Articles

References

Australia Road and Transport Agencis. (2017). Guide to Traffic Management Part 3: Traffic Studies and Analysis. Sydney.

Direktorat Jendral Bina Marga (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Eka L, R., Seundhar P, D., Yulipriyono, E., & Kusuma, A. (2017). Perbandingan Hasil Analisis Kinerja Operasional Simpang Bersinyal dengan MKJI 1997 terhadap Hasil Pengamatan Langsung (Simpang Sukun dan Simpang Java Mall Kota Semarang). Jurnal Karya Teknik Sipil, 6(1), 246–262. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts

Gurukasih, B., & Irawan, M. Z. (2019). Analisis Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus: Simpang Mirota Kampus Yogyakarta). 2–3.

Jauwahir. (2000). Analisis panjang antrian Jalan Kolonel Sugiono dan Jalan Sisingamangaraja, Yogyakarta. Tugas Sarjana Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Mufidah, N. (2018). Pemodelan antrian kendaraan bermotor menggunakan model antrian m/m/1 di Simpang Tiga Ringroad Utara Yogyakarta pada pagi hari dan sore hari. Program Studi Statistika Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia, 83. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7623/skripsi nilam 8.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Mujahidin, I. M., Sumarsono, A., & Legowo, S. J. (2014). Hubungan Tundaan Dan Panjang Antrian Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Akibat Penyempitan Jalan (Bottleneck) Pada Pembangunan Flyover Jalur (Studi Kasus : Jalan Raya Palur Km 7.5). E-Jurnal Matriks Teknik Sipil, 649–656.

Natsir, R. (2018). Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal Di Kota Palopo. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 1(1), 95. https://doi.org/10.51557/pt_jiit.v1i1.49

Prawira, B. I. (2017). Simulasi Dan Pemodelan Lalu Lintas Pada Simpang Bersinyal Untuk Mengurangi Kerugian Antrian (Studi Kasus Persimpangan Jalan Sulawesi, Pasar Keputeran, Dan Jalan Polisi Istimewa). Insitut Teknologi Sepuluh November Surabaya.

Rahayu, G., Rosyidi, S. A. P., & Munawar, A. (2009). Analisis Arus Jenuh dan Panjang Antrian pada Simpang Bersinyal: Studi Kasus di Jalan Dr . Sutomo - Suryopranoto, Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 12(1), 100. http://journal.umy.ac.id/index.php/st/article/viewFile/759/901

Sitanggang, L. H. S., & Harianto, J. (2013). Analisis Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus : Jalan K.H Wahid Hasyim - Jalan Gajah Mada). Paper Knowledge. Toward a Media History of Documents, 1, 12–26.

Highway Capacity Manual. (2010). Highway Capacity Manual (HCM). Washington: National Research Council Washington D.C.