PENGARUH KERAPATAN WIREMESH TERHADAP KAPASITAS LENTUR PELAT BETON RINGAN KOMPOSIT

Main Article Content

Jonathan Aaron
Widodo Kushartomo

Abstract

Lightweight concrete is a concrete technology innovation that is currently being developed.. The advantage of lightweight concrete is that it uses less time and costs less compared to conventional concrete but has a weakness, that is lower strength. In this study, tests were carried out on the flexural capacity of composite lightweight concrete slabs to determine if lightweight concrete could be used as a structure or vice versa. The test is carried out by distributing the load evenly and gradually until the plate collapses. From the test results, a lightweight concrete slab without wiremesh reinforcement collapsed at a load of 560 kg, a lightweight concrete slab with 10x10 cm wiremesh reinforcement collapsed at a load of 800 kg, and a lightweight concrete slab with 15x15 cm wiremesh reinforcement collapsed at a load of 680 kg. From these results, we obtained the flexural strength of lightweight concrete slabs without wiremesh reinforcement of 1.86 MPa, lightweight concrete slabs with 10×10 cm wiremesh reinforcement of 2.567 MPa, and lightweight concrete slabs with 15×15 cm wiremesh reinforcement of 2.214 MPa. These three lightweight concrete slabs can be used as structures, but with a design load that is not too high.


Abstrak


Beton ringan merupakan inovasi teknologi beton yang sedang berkembang saat ini. Kelebihan beton ringan yaitu menggunakan waktu dan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan beton pada umumnya tetapi mempunyai kelemahan yaitu kekuatan yang lebih rendah. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan terhadap kapasitas lentur pelat beton ringan komposit untuk mengetahui jika beton ringan dapat digunakan sebagai struktur atau sebaliknya. Pengujian dilakukan dengan cara memberikan beban merata secara bertahap sampai pelat mengalami keruntuhan. Dari hasil pengujian, pelat beton ringan tanpa perkuatan wiremesh runtuh pada beban 560 kg, pelat beton ringan dengan perkuatan wiremesh 10×10 cm runtuh pada beban 800 kg, dan pelat beton ringan dengan perkuatan wiremesh 15×15 cm runtuh pada beban 680 kg. Dari hasil tersebut, didapat kuat lentur pelat beton ringan tanpa perkuatan wiremesh sebesar 1,86 MPa, pelat beton ringan dengan perkuatan wiremesh 10×10 cm sebesar 2,567 MPa, dan pelat beton ringan dengan perkuatan wiremesh 15×15 cm sebesar 2,214 MPa. Ketiga pelat beton ringan tersebut dapat dipakai sebagai struktur, tetapi dengan perencanaan beban yang tidak terlalu tinggi.

Article Details

Section
Articles

References

Ansori, M. A., Ridwan, A., & Cahyo, Y. (2019). Penelitian Uji Kuat Tekan Beton Dengan Memanfaatkan Air Limbah Tetes Tebu Dan Zat Additive Concrete. Jurnal Manajemen Teknologi & Teknik Sipil, 16-28.

Badan Standardisasi Nasional. (2020). SNI 1727:2020 Beban Desain Minimm dan Kriteria Terkait untuk Bangunan Gedung dan Sruktur Lain. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional. (2019). SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. (1990). SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Departemen Pekerjaan Umum. (2002). SNI 03-3449-2002 Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan dengan Agregat Ringan. Bandung: Badan Standardisasi Nasional.

Pane, F. P., Tanudjaja, H., & Windah, R. S. (2015). Pengujian Kuat Tarik Lentur Beton Dengan Variasi Kuat Tekan Beton. Jurnal Sipil Statik.

Rivai, M., Jonizar, J., & Diastara, R. (2022). Pengaruh Penambahan Abu Sisa Pembakaran Batu Bata Dan Silika Fume Terhadap Kuat Tekan Beton Pada Mutu Fc 33, 2 MPa. Bearing: Jurnal Penelitian dan Kajian Teknik Sipil, 7(2), 114-120.

Slat, V. B., Supit, S., & Kondoj, N. (2021). Pengaruh Superplasticizer Polymer Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi. Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil, 26(2), 115-123.

Suryanita, R., Sitompul, I. R., & Zunwanis, Z. (2014). Karakteristik Kuat Lentur Beton Ringan Akibat Penambahan Styrofoam pada Desain Campuran Beton. Jurnal Sains dan Teknologi, 13(1).

Sutandi, A., & Kushartomo, W. (2019). Pengaruh Ukuran Butiran Maksimum Terhadap Kuat tekan Reactive Powder Concrete. Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran, dan Ilmu Kesehatan, 161-170.

Vricilia, M., Ridwan, A., & Candra, A. I. (2020). Kuat Tekan Pelat Beton Menggunakan Pasir Wlingi dan Wiremesh Diameter 4 mm. J. Manaj. Teknol. Tek. Sipil, 3(2), 219.