FAKTOR DAKTILITAS STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN BRESING BAJA EKSENTRIS

Main Article Content

Daniel Christianto
Ricardo Hendrawan

Abstract

Regulation for calculating earthquake forces for building in Indonesia keep developing. SNI 1726-2019 is the lastest earthquake regulation which has a return period of 2500 years, while SNI 1726-2002 has a return period of 500 years. So the old building have to be strengthened. Steel braces is a good option to resist lateral forces. In SNI 1726-2019 the value of response modification factor (R), overstrength factor (Ω0), and deflection amplification factor (Cd) for eccentrically braced concrete frames is not available. Therefore, the research purpose is to find the value of R, Ω0, and Cd for eccentrically braced concrete frames with pushover. Based on analysis, type A braces placed on 1 and 5 spans and using equal angle steel profile 50x50x5 is the best model, because first yielding occurred in the braces. The value of response modification factor (R) in X direction is 6,4848, and in Y direction is 6,9641. The value of overstrength factor (Ω0) in X direction is 3,1346, and in Y direction is 2,4483. The value of deflection amplification factor (Cd) in X direction is 1,2692, and in Y direction is 1,1745. Performanced level based on ATC-40 and FEMA 440 for X and Y direction is immediate occupancy.


 


Abstrak


Peraturan analisis gaya gempa di Indonesia untuk bangunan gedung terus berkembang. Pada peraturan gempa terbaru yaitu SNI 1726-2019 memiliki periode ulang 2500 tahun, sedangkan pada SNI 1726-2002 memiliki periode ulang 500 tahun. Maka, bangunan lama perlu diberi perkuatan tambahan. Bresing baja merupakan pilihan yang baik karena efektif menahan gaya lateral. Dalam SNI 1726-2019 tidak terdapat nilai faktor modifikasi respons (R), faktor kuat lebih (Ω0), dan faktor pembesaran defleksi (Cd) untuk rangka beton dengan bresing eksentris. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah mencari nilai R, Ω0, dan Cd untuk rangka beton dengan bresing eksentris dengan metode pushover. Dari hasil analisis yang dilakukan, bresing tipe A, yang ditempatkan pada bentang 1 dan 5, dan menggunakan profil baja siku L 50x50x5 merupakan model yang paling baik, karena pelelehan pertama terjadi pada bresing. Nilai faktor modifikasi respons (R) arah X sebesar 6,4848, dan untuk arah Y sebesar 6,9641. Nilai faktor kuat lebih (Ω0) untuk arah X sebesar 3,1346, dan untuk arah Y sebesar 2,4483. Nilai faktor pembesaran defleksi (Cd) untuk arah X sebesar 1,2692, dan untuk arah Y sebesar 1,1745. Tingkat kinerja berdasarkan ATC-40 dan FEMA 440 untuk arah X dan arah Y adalah immediate occupancy.

Article Details

Section
Articles

References

American Institute of Steel Construction. (2002). Designing with Structural Steel A Guide For Architecs (Edisi 2). United States of America.

Applied Technology Council. (1996). Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings (ACT-40).

Badan Standardisasi Nasional. (2019). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726:2019).

Federal Emergency Management Agency & American Society of Civil Engineers. (2000). Prestandart and Commentary for the Seismic Rehabilitation of Buildings (FEMA 356).

Prabowo, A. (2016). Tinjauan Nilai Faktor Modifikasi Respon (R) dan Faktor Kuat Lebih (Ω_0) pada Struktur Gabungan Rangka Baja dan Rangka Beton Bertulang dengan Analisis Pushover. Jurnal Teknik Sipil ITB, 23(1), 75–88.

Pranata, Y. A. & Wijaya, P. K. (2008). Kajian Daktilitas Struktur Gedung Beton Bertulang Dengan Analisis Riwayat Waktu Dan Analisis Beban Dorong. Jurnal Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 8(3), 250-263.

Sukrawa, M., Giri, I. B. D., Deskarta, I. P., & Prayoga, M. H. (2016). Perkuatan Seismik Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Bresing Baja Tipe X dan V Terbalik. Jurnal Spektran, 4(2).

Tavio & Wijaya, U. (2018). Desain Rekayasa Berbasis Kinerja (Edisi 2). Andi.