ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PADA TANAH BERBUTIR HALUS DAN TANAH BERBUTIR KASAR PADA N-SPT 30

Main Article Content

Indah Wati
Alfred Jonathan Susilo

Abstract

Foundation is the lowest part of the structure that bear all the loads of the building above it. To create a solid building, the foundation must be designed and worked thorough and carefully. Standard penetration test is one of the methods used to determine the parameters of the soil where the building will be built. In designing the foundation, it is often found that the foundation is designed to reach hard soil with N-SPT = 50 even though the soil at N-SPT = 30 is also hard soil. This study aims to analyze the axial bearing capacity and the settlement of spun pile and boring pile that occur on fine-grained soils and coarse-grained soils at N-SPT = 30. This analysis is reviewed in areas in Cikarang. The methods used in calculating the bearing capacity of the spun pile are Meyerhof and Vesic. The methods used in calculating the bearing capacity of bored piles are Reese & Wright and O-Neil. The results of this study will show that the bearing capacity of coarse-grained soils are bigger than fine grained soil and the settlement of coarse-grained soils are bigger than fine coarse-grained soils


Abstrak


Fondasi merupakan bagian paling bawah dari struktur yang berfungsi memikul seluruh beban bangunan yang ada di atasnya. Untuk menciptakan bangunan yang kokoh, fondasi harus dirancang dan dikerjakan dengan teliti dan hati-hati. Standard penetration test merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui parameter-parameter tanah dimana akan dibangun bangunan. Dalam mendesain fondasi, sering kali dijumpai fondasi yang dirancang hingga mencapai tanah keras dengan N-SPT = 50 walaupun tanah pada N-SPT = 30 juga merupakan tanah keras. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya dukung askial dan penurunan fondasi tiang pancang dan tiang bor yang terjadi pada tanah berbutir halus dan tanah berbutir kasar pada N-SPT = 30. Analisis ini ditinjau pada daerah di Cikarang. Metode yang digunakan dalam perhitungan daya dukung spun pile adalah Meyerhof dan Vesic. Pada daya dukung bored pile digunakan metode Reese & Wright dan O-Neil & Reese. Hasil penelitian ini akan menunjukkan daya dukung pada tanah berbutir kasar memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan tanah berbutir halus dan penurunan pada tanah berbutir kasar memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan tanah berbutir halus.

Article Details

Section
Articles

References

Adriani, R. N. (2013). Analisa Daya Dukung Tiang Spunpile Dengan Metode Uji Pembebanan Statik (Loading Test). Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Untan, 2(2). https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/3570/3578

Christiani, S., & Kawanda, A. (2019). Analisis Daya Dukung Fondasi Dalam Dengan Metode Inner Boring di Jakarta. Jurnal Mitra Teknik Sipil, 2(2), 95-104.

Das, B. M. (2014). Principles of Foundation Engineering Eight Edition. Cengage Learning.

Hakam, A. (2008). Rekayasa Pondasi Untuk Mahasiswa dan Praktisi. CV. Bintang Grafika.

Hardiyatmo, H. C. (2018). Analsis dan Perancangan Fondasi II. Gadjah Mada University Press.

Jr., R. E., Lewis, D. W., & McLeod, L. (2011). Improving Productivity on a Troubled Bridge Project. Journal of Construction Engineering and Management, 137(5), 364-371.

Orlando, & Sentosa, G. S. (2021). Studi Kasus Kemiringan Gedung 4 Lantai Akibat Kegagalan Fondasi di Pangkal Pinang. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 4(3), 615-622.

Rahardjo, Paulus P. (2013). Manual Pondasi Tiang (4th ed.). Parahyangan Catholic University.