ANALISIS PENGARUH CONSTRUCTION STAGE TERHADAP DEFORMASI DAN GAYA DALAM STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN DINDING GESER
Main Article Content
Abstract
In building high-rise buildings in Indonesia, there are many aspects that need to be considered, especially the aspect of earthquake resistance. One way is to use shear walls in high-rise buildings. In addition, it is necessary to pay attention to the effect of creep and shrinkage of concrete that occurs during the construction period, especially in high-rise buildings. For this purpose, this paper discusses the effect of the analysis of the construction stage (construction stage) on deformations and forces in high-rise building structures using shear walls. For example, research has been carried out on an 8-storey office building model, the analysis of which uses the Midas Gen software. The results of this study indicate that the deformation that occurs in the building structure that takes into account the stages of construction is different from those that do not take into account the stages of construction, both in terms of shape and value. In addition, due to differences in column shortening, additional internal forces in reinforced concrete beams result in the need for additional reinforcement.
Abstrak
Dalam membangun gedung bertingkat di Indonesia, banyak aspek yang perlu diperhatikan terutama aspek ketahanan gempa. Salah satu cara adalah dengan menggunakan dinding geser (shear wall) pada bangunan bertingkat. Selain itu perlu diperhatikan juga pengaruh rangkak dan susut beton yang terjadi selama masa konstruksi, khususnya pada gedung bertingkat tinggi. Untuk tujuan tersebut, makalah ini membahas pengaruh analisis tahapan konstruksi (construction stage) terhadap deformasi dan gaya dalam struktur gedung bertingkat yang menggunakan dinding geser. Sebagai contoh kasus, telah dilakukan penelitian pada model gedung perkantoran bertingkat 8, yang analisisnya menggunakan software Midas Gen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi pada struktur gedung yang memperhitungkan tahapan konstruksi berbeda dari yang tidak memperhitungkan tahapan konstruksi, baik dari segi bentuk maupun nilai. Selain itu akibat dari perbedaan perpendekan kolom menimbulkan gaya-gaya dalam tambahan pada balok beton bertulang yang berakibat pada keperluan penambahan tulangan.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under Jurnal Mitra Teknik Sipil (JMTS) Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
ACI Committee 209. (2008). Guide for Modeling and Calculating Shrinkage and Creep in Hardened Concrete (ACI-209.2R-08). American Concrete Institute.
Badan Pusat Statistik Kota Jakarta Barat. (2021). Kelembaban Relatif. https://jakbarkota.bps.go.id/
Badan Standardisasi Nasional. (2019). Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Penjelasan (SNI 2847:2019). http://sispk.bsn.go.id/SNI/DetailSNI/12731
Comite Euro-International du Beton. (1990). CEB-FIP Model Code 1990 Design Code. Thomas Telford.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. (1983). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG 1983).
Logan, D. L. (2011). A First Course in the Finite Element Method (edisi kelima). Nelson.
Manalip, H. (2015). Penempatan Dinding Geser Pada Bangunan Beton Bertulang dengan Analisa Pushover. Jurnal Ilmiah Media Engineering.