EVALUASI KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR RUAS TOL JAKARTA-CIKAMPEK DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA

Main Article Content

hans hendito
Anissa Noor Tajudin

Abstract

The most common causes of road damage are the design life of the road that has been passed, waterlogging on the road due to poor drainage, or even traffic load which can cause the service life of the road to be shorter than planned. To find out the conditions on the Jakarta-Cikampek Toll Road. Calculates the value of road pavement conditions calculated using the Indeks Kondisi Perkerasan (IKP) on the Jakarta-Cikampek Toll Road. To find out what kind of treatment we should do for the damage that occurs. The Indeks Kondisi Perkerasan is a quantitative indicator of pavement conditions that has a range of values ranging from 0 – 100, with a value of 0 representing the worst pavement condition while 100 representing the best pavement condition. The IKP method has a level of handling type for each IKP value. According to the IKP guidelines, the type of handling that must be carried out with an average IKP value of 96,32 is routine maintenance. For further research, it’s necessary to conduct a direct survey, so that accurate results can be obtained. It is necessary to study with various methods to be able to compare the level of accuracy of a method.

 

ABSTRAK

Penyebab kerusakan jalan yang paling umum adalah umur rencana jalan yang telah dilewati, genangan air pada jalan yang diakibatkan drainase yang buruk, atau bahkan beban lalu lintas yang berlebihan yang dapat menyebabkan umur pakai jalan akan menjadi lebih pendek daripada perencanaannya. Untuk mengetahui kondisi pada jalan Tol Jakarta-Cikampek. Menghitung nilai kondisi perkerasan jalan jika dihitung dengan Indeks Kondisi Perkerasan (IKP) pada ruas Tol Jakarta-Cikampek. Untuk mengetahui penanganan seperti apa yang harus kita lakukan terhadap kerusakan yang terjadi. Kondisi Perkerasan atau IKP adalah indikator kuantitatif (numerik) kondisi perkerasan yang mempunyai rentang nilai mulai 0 – 100, dengan nilai 0 nya menyatakan kondisi perkerasan paling jelek sementara 100 menyatakan kondisi perkerasan terbaik. Metode IKP memiliki tingkat jenis penanganan tiap nilai IKP. Menurut pedoman IKP, jenis penanganan yang harus dilakukan dengan nilai IKP rata-rata 96,32 adalah pemeliharaan rutin. Untuk penelitian selanjutnya, perlu untuk survei secara langsung, supaya hasil yang didapat lebih maksimal. Perlu diteliti dengan metode yang beragam untuk dapat membandingkan tingkat keakuratan sebuah metode.

Article Details

Section
Articles

References

Limantara, A. D., Winarto, S. W., & Mudjanarko, S. W. (2017). Sistem Pakar Pemilihan Model Perbaikan Perkerasan Lentur berdasarkan Indeks Kondisi Perkerasan (Pci). Prosiding Semnastek, TS-003

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2016). Pedoman Penentuan Indeks Kondisi Perkerasan (IKP). Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kusmaryono, I., & Sepinggan, C. R. D. (2020). Analisi Kondisi Kerusakan Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Menggunakan Pedoman Penentuan Indeks Kondisi Perkerasan Dan Penanganannya Pada Jalan Raya Bogor di Kota Depok. Jurnal Teknik Sipil, X(1), 25-33

Putri, V. A., Diana, I. W., & Putra, S. (2016). Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung). Jurnal Rekayasa Sipil dan Desain, 4(2), 197-204.

Yunardhi, H. (2019). Analisa Kerusakan Jalan Dengan Metode PCI dan Alternatif Penyelesaiannya (Studi Kasus: Ruas Jalan di Panjaitan). Teknologi Sipil, 2(2).