Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni (P-ISSN 2579-6348 dan E-ISSN 2579-6356) merupakan jurnal yang menjadi wadah bagi penerbitan artikel-artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang Ilmu Sosial (seperti Ilmu Psikologi dan Ilmu Komunikasi), Humaniora (seperti Ilmu Hukum, Ilmu Budaya, Ilmu Bahasa), dan Seni (seperti Seni Rupa dan Design). Jurnal ilmiah ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara. Dalam satu tahun, jurnal ini terbit dalam dua nomor, yaitu pada bulan April dan Oktober. Jurnal ini terutama memuat artikel hasil-hasil penelitian ilmiah, termasuk penelitian normatif. en-US This work is licensed under a Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.</a> sri.tiatri@untar.ac.id (Sri Tiatri) sri.tiatri@untar.ac.id (Sri Tiatri) Fri, 12 Jul 2024 00:00:00 +0000 OJS 3.3.0.11 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PARENTING STYLES PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27768 <p>Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang membutuhkan pendekatan pendidikan yang disesuaikan dengan tantangan belajar dan kebutuhan unik yang dimiliki setiap anak. Dalam konteks ini, penting untuk memberikan perhatian dan dukungan yang tepat agar setiap anak dapat mencapai potensi maksimal. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa perkembangan perilaku pada anak berkebutuhan khusus masih kurang optimal. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah <em>parenting styles </em>yang diterapkan oleh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran <em>parenting style </em>pada anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Penelitian dilakukan di empat Sekolah Berkebutuhan Khusus di Tangerang, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental, dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik <em>purposive sampling </em>melalui kuesioner digital melalui <em>google form </em>dan kuesioner fisik. Partisipan dalam penelitian ini adalah 155 orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner <em>Parenting Style Dimension Questionnaire </em>untuk mengukur <em>parenting styles</em>. Hasil uji reliabilitas kuesioner pada dimensi <em>authoritative </em>mempunyai nilai <em>Alpha Cronbach </em>sebesar 0.830, dimensi <em>authoritarian </em>0.901, dan dimensi <em>permissive </em>0.620 sehingga instrumen tersebut reliabel untuk digunakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan 93.5% orang tua menerapkan <em>authoritative parenting</em>, 0.6% menerapkan <em>authoritarian parenting</em>, dan 5.8% menerapkan <em>permissive parenting</em>.</p> Mayadinda sari, Niken Widi Astuti Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27768 Mon, 15 Jul 2024 00:00:00 +0000 STUDI KASUS: GAMBARAN RESILIENSI PADA IBU TUNGGAL DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27290 <p>Badan pusat statistik (BPS) menyatakan pada tahun 2022 sebanyak 12.72% kepala keluarga di Indonesia berjenis kelamin perempuan atau dapat disebut dengan ibu tunggal. Ibu tunggal mengalami banyak tekanan mulai dari pengasuhan, menjalani peran ganda, hingga tekanan ekonomi. Ibu tunggal yang memiliki anak berkebutuhan khusus harus menghadapi masyarakat yang belum bisa menjadi masyarakat yang ramah bagi anak berkebutuhan khusus. Tidak adanya peran dan bantuan dari pasangan membuat ibu tunggal banyak mengalami stres. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran resiliensi bagi ibu tunggal yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Partisipan berjumlah tiga orang yang merupakan ibu tunggal yang memiliki anak berkebutuhan khusus dengan rentang usia anak 5-11 tahun dan telah menjadi ibu tunggal setidaknya maksimal sejak saat anak berusia 3 tahun. Hasil dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik fenomenologi. Setelah dilakukan analisis ditemukan ibu tunggal yang memiliki anak berkebutuhan khusus dapat dikatakan memiliki resiliensi yang baik. Hal ini tergambar dari bagaimana mereka dapat bangkit dan beradaptasi, serta berkembang dari kesulitan yang telah mereka alami, dengan faktor terkuat dari ketiga subjek berada pada faktor religiusitas (<em>I am</em>), dukungan keluarga (<em>I have</em>), serta kemampuan mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah (<em>I can</em>).</p> Endian Elimmata Dia Darmanto, LInda Wati Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27290 Mon, 15 Jul 2024 00:00:00 +0000 PERAN GAYA KELEKATAN TIDAK AMAN TERHADAP PHUBBING PADA REMAJA DI JAKARTA DENGAN PROBLEMATIC SOCIAL MEDIA USE SEBAGAI MODERATOR https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27210 <p>Penggunaan internet semakin merajalela semenjak adanya pandemi. Salah satunya adalah penggunaan <em>smartphone </em>atau telefon pintar yang memiliki akses terhadap internet. Hal ini memunculkan suatu fenomena yang disebut <em>phubbing</em>, kondisi dimana seseorang memilih untuk berinteraksi dengan <em>smartphone</em> dibandingkan dengan individu lain. Hal ini tentu menimbulkan dampak negatif sehingga dapat mengorbankan hubungan sosial, pekerjaan, studi, dan tugas penting lainnya. Salah satu faktor yang diduga sebagai penyebab <em>phubbing</em> adalah penggunaan media sosial yang berlebihan. Penggunaan internet ini yang menjadi masalah atau tidak sehat ternyata juga diduga turut berperan, dan pada penelitian ini diangkat sebagai moderator. Penelitian ini melibatkan 391 partisipan dengan rentang usia 12-19 tahun. Metode yang digunakan penelitian adalah kuantitatif dengan <em>non-probability sampling</em>. Alat ukur yang digunakan adalah <em>Phubbing Scale</em>, <em>The Experiences in Close Relationships-Relationship Structure (ECR-RS)</em> dan <em>Social Media Addiction Scale</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan gaya kelekatan tidak aman berperan terhadap <em>phubbing</em> dengan F hitung sebesar F hitung&gt;F tabel (9.682&gt;3.865), (<em>p</em>) &lt; 0.001. <em>Problematic Social Media Use</em> (PSMU) juga telah menggambarkan bahwa adanya peran secara signifikan sebagai moderator dengan F hitung&gt;F tabel (85.571&gt;3.865), (<em>p</em>) &lt; 0.001. Namun, hanya dimensi gaya kelekatan cemas yang ditemukan memiliki peranan pada <em>phubbing</em>, tidak dengan gaya kelekatan menghindar.</p> <p> </p> Nicholas Naftali, Rostiana Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27210 Mon, 15 Jul 2024 00:00:00 +0000 GAMBARAN KINERJA MAHASISWA YANG TERLIBAT ORGANISASI KEMAHASISWAAN https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27779 <p>Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia dan cara untuk meningkatkan kualitas hidup terhadap seseorang. Pendidikan memiliki tujuan yang penting pada masa era modern ini, yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang dapat mengikuti perkembangan zaman. Salah satu tingkat pendidikan yang menjadi tolak ukur pada penelitian ini adalah pendidikan di institusi perguruan tinggi. Perguruan tinggi tidak hanya menyediakan proses pembelajaran secara akademik, melainkan juga menyediakan lingkungan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minat mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya organisasi kemahasiswaan dengan berbagai bidang pada perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami tingkat keterlibatan mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan. Kinerja dianggap sebagai salah satu petunjuk seberapa efektif seseorang dalam menyelesaikan tugas, tingkat inisiatif yang mereka tunjukkan, dan cara mereka menangani masalah. Keterlibatan dalam kegiatan organisasi dapat dijelaskan sebagai aktivitas atau partisipasi di mana seseorang secara tekun berusaha menyumbangkan energi, pemikirannya, waktu, dan ide-idenya untuk kepentingan organisasi. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 260 mahasiswa yang terlibat dalam organisasi kemahasiswaan dan berusia antara 19 hingga 21 tahun. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan <em>Individual Work Performance</em> (IWPQ) sebagai alat ukur kinerja untuk mengevaluasi tingkat keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan organisasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata skor kinerja dalam kegiatan organisasi tergolong tinggi, dengan nilai rata-rata sebesar 5.0010, dan rentang skor berkisar antara 3.56 (rendah) hingga 5.78 (tinggi).</p> Lusyana, Niken Widi Astuti Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27779 Mon, 15 Jul 2024 00:00:00 +0000