Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni (P-ISSN 2579-6348 dan E-ISSN 2579-6356) merupakan jurnal yang menjadi wadah bagi penerbitan artikel-artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang Ilmu Sosial (seperti Ilmu Psikologi dan Ilmu Komunikasi), Humaniora (seperti Ilmu Hukum, Ilmu Budaya, Ilmu Bahasa), dan Seni (seperti Seni Rupa dan Design). Jurnal ilmiah ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara. Dalam satu tahun, jurnal ini terbit dalam dua nomor, yaitu pada bulan April dan Oktober. Jurnal ini terutama memuat artikel hasil-hasil penelitian ilmiah, termasuk penelitian normatif. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara en-US Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni 2579-6348 This work is licensed under a Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" target="_blank">Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.</a> IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA TERHADAP PERUNDUNGAN DI SEKOLAH INDONESIA https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/29342 <p>Pancasila berperan penting dalam membangun karakter generasi bangsa dan negara, sesuai dengan salah satu tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Perwujudan dari tujuan tersebut dapat dicapai melalui pendidikan yang berkualitas dengan tujuan untuk meningkatkan pemberdayaan sumber daya manusia. Namun, pendidikan sekolah di Indonesia telah menggambarkan bahwa terjadinya krisis etika di lingkungan sekolah. Perundungan di sekolah Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2023. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perundungan, antara lain keinginan menjadi populer dan kekuasaan, kurangnya kasih sayang dan pengawasan dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengkaji pengimplementasian nilai Pancasila dapat mencegah dan memberantas kasus perundungan sekolah di Indonesia dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoralitas. Penelitian ini dilaksanakan dengan penerapan metode yuridis normatif yang berlandas pada bahan pustaka. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memberikan nilai-nilai moral yang menjadi pedoman utama dalam membentuk karakter yang berkualitas dan bermoral, antara lain mengajarkan nilai spiritualitas, kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, keaktifan partisipasi dalam mengambil keputusan, dan nilai keadilan sosial. Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila tersebut harus ditaati oleh setiap siswa-siswi agar dapat memberantas dan mencegah perundungan yang terjadi di sekolah, serta meningkatkan pemberdayaan sumber daya manusia di Indonesia.</p> Sylvia Shasmita Felix Furguson Clara Amanda Yuwono Prianto Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 1 7 10.24912/jmishumsen.v8i1.29342.2024 STREAMLINE MODERNE: PERKEMBANGAN GAYA MODERN ARSITEKTUR ART DECO DI KOTA BANDUNG TAHUN 1930-1950 https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/26428 <p>Awal abad ke-19 merupakan masa penting perkembangan arsitektur dan kota Bandung yang dilatarbelakangi oleh rencana pemerintah Belanda untuk memindahkan ibu kota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung <em>(Bandoeng als hoofdstad van Indië)</em>. Kota Bandung mengalami perkembangan pesat pada periode tahun 1910-1940 dengan desain paling modern saat itu, yaitu <em>Art Deco</em>. Pada tahun 2014, kota Bandung ditetapkan oleh UNESCO sebagai kota dengan bangunan art deco terbanyak dan terlengkap di dunia. Periode akhir <em>Art Deco</em> dikenal dengan sebutan <em>streamline</em> juga berkembang di kota Bandung pada periode 1930-1950. Oleh karena itu, diperlukan adanya kajian tentang <em>Streamline Moderne sebagai </em>Perkembangan Gaya Modern Arsitektur <em>Art Deco </em>di Bandung pada periode tahun 1930-1950. Tujuan penelitian adalah untuk menggali perkembangan <em>streamline moderne Art Deco </em>di dunia sampai dengan pengaruh dan penyerapannya pada bangunan <em>Art Deco</em> di Kota Bandung serta pengaruhnya dalam perkembangan arsitektur modern di Indonesia. Paradigma penelitian yang digunakan adalah naturalistik dengan strategi penelitian kualitatif dalam bentuk pendekatan <em>Interpretive-Historical Research.</em> Tahapan yang dilakukan meliputi tahap Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan historiografi. Sampel diambil melalui <em>purposive sampling</em> dengan kriteria bangunan yang memiliki karakter <em>Streamline moderne, yaitu: Vila Isola </em>(sekarang kantor Rektorat UPI) dan<em> Vila De Driekleur </em>(sekarang Kantor Bank BTPN). Berdasarkan hasil studi, diketahui bahwa perkembangan arsitektur di kota Bandung pada periode tahun 1930-1950 didukung oleh pembangunan infrastrukur untuk mendukung aktivitas Pemerintahan Hindia Belanda. Beberapa Arsitek Belanda yang berkarier di Hindia Belanda mengembangkan konsep Arsitektur percampuran arsitektur barat dengan teknologi modern, kebudayaan timur, dan iklim tropis. Periode 1930-1950 sebagai Periode <em>Late Art Deco/Streamline</em> menjadi salah satu tonggak Perkembangan Arsitektur Modern Indonesia.</p> Nafiah Solikhah Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 8 19 10.24912/jmishumsen.v8i1.26428.2024 PERAN STRATEGI KOPING TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS MAHASISWA DALAM MASA PANDEMI COVID-19 https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27161 <p>Kondisi kesejahteraan secara psikologis memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, diharapkan dengan kesejahteraan psikologis yang baik dapat tercipta perasaan bahagia dalam menapaki kehidupan dan terbebas dari masalah mental. Diketahui pandemi saat ini sangat berdampak pada kesejahteraan psikologis individu di semua aspek termasuk di aspek pendidikan, khususnya pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi coping terhadap <em>psychological well-being</em> pada mahasiswa pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk penelitian korelasional dan non-eksperimental. Teknik pemilihan partisipan dalam penelitian ini yaitu <em>non probability sampling</em> dengan teknik <em>convenience sampling.</em> Partisipan dalam penelitian ini merupakan 307 mahasiswa dengan kriteria partisipan yaitu merupakan individu yang berusia antara 18 sampai 25 tahun, berstatus sebagai mahasiswa aktif, dan berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Teknik pengumpulan data untuk mengukur kedua variabel penelitian yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut akan terdiri dari alat ukur Brief COPE dan alat ukur <em>psychological well-being </em>dari Ryff. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa strategi <em>coping</em> berpengaruh positif dan signifikan terhadap <em>psychological well-being. </em>Individu yang lebih menggunakan <em>problem focused coping </em>atau <em>emotion focused coping </em>cenderung memiliki <em>psychological well-being </em>yang semakin tinggi. Sebaliknya, individu yang tinggi menggunakan <em>avoidance coping</em> akan memiliki <em>psychological well-being </em>yang semakin rendah.</p> Debora Basaria Zamralita Zamralita Fransiska Xaveria Aryani Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 20 25 10.24912/jmishumsen.v8i1.27161.2024 GAMBARAN KECEMASAN OLAHRAGA ATLET CATUR PRIA DAN WANITA TERKAIT DENGAN ELO RATING https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27537 <p>Kecemasan olahraga merupakan perasaan ketakutan dan ketegangan seorang atlet dalam menghadapi situasi kompetitif yang dirasakan sebagai suatu yang bahaya atau mengancam. Kecemasan olahraga pada umumnya ditandai dengan munculnya pikirin-pikiran negatif yang menyebabkan kesulitan berkonsentrasi hingga perubahan fisiologis seorang atlet. Kecemasan yang berlebihan pada seorang atlet dapat mempengaruhi performanya sehingga tidak dapat menampilkan performa yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan antara atlet catur pria dan wanita yang berkaitan dengan <em>elo rating</em>. <em>Elo rating</em> adalah penilaian peringkat keterampilan berdasarkan prestasi kejuaraan. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Karakteristik partisipan penelitian ini adalah atlet catur yang sudah memiliki <em>elo rating </em>internasional FIDE minimal sejak setahun yang lalu. Penelitian ini melibatkan 4 atlet catur pria dan 4 atlet catur wanita. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara secara luring maupun daring sesuai dengan persetujuan masing-masing partisipan. Pedoman wawancara dalam penelitian ini disusun berdasarkan alat ukur <em>Sport Anxiety Scale-2 </em>(SAS-2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atlet catur wanita merasa lebih cemas pada dimensi <em>worry </em>dan <em>somatic </em>dibandingkan dengan atlet catur pria. Atlet catur wanita lebih sering merasa khawatir dan tidak percaya diri yang berdampak pada gangguan fisik. Gangguan fisik atlet catur wanita juga memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan atlet catur pria. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang atlet catur pria maupun wanita merasa cemas adalah <em>elo rating </em>lawan, perasaan takut akan menampilkan performa yang buruk, takut akan kekalahan, level pertandingan yang tinggi, tuntutan dan target yang ditetapkan pihak luar.</p> <p> </p> Christine Elisabeth Widyachandra Monty P. Satiadarma Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 26 35 10.24912/jmishumsen.v8i1.27537.2024 THE GOOD STUDENTS: PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS XYZ https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/26775 <p>Tidak banyak penelitian yang meneliti mengenai <em>Organizational Citizenship Behavior</em> dalam konteks mahasiswa sebagai pelaku OCB. Padahal, <em>student</em> OCB atau <em>Organizational Citizenship Behavior</em> pada mahasiswa dapat memberikan dampak positif bagi universitas dan diri mereka sendiri. Dalam menjalankan kuliah sebagai bentuk ‘ujicoba’ sebelum masuk ke dalam dunia kerja, mahasiswa hendaknya mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Mahasiswa dengan <em>self-esteem </em>(SE) yang tinggi diperkirakan memiliki tingkat OCB yang tinggi juga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran SE terhadap OCB pada mahasiswa. Teknik pengambilan data penelitian adalah dengan <em>non-probability sampling </em>dan <em>convenience sampling. </em>Kuesioner disebar di Universitas XYZ di Jakarta dengan bentuk tautan <em>google form. </em>Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan uji regresi linier sederhana dan diuji menggunakan aplikasi SPSS. Karakteristik 152 responden adalah mahasiswa atau mahasiswi aktif di Fakultas Psikologi di suatu universitas di Jakarta dan tidak dibatasi oleh suku, ras, maupun agama. Alat ukur yang digunakan adalah hasil adaptasi ke dalam bahasa Indonesia dari <em>Rosenberg’s Self-Esteem Scale</em> (Rosenberg, 1965) untuk variabel <em>self-esteem</em> dengan 4 skala likert. Alat ukur OCB menggunakan hasil adaptasi dari alat ukur <em>OCB Scale for Student Teams</em> (Allison, 2010) ke dalam bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh <em>self-esteem</em> terhadap OCB pada mahasiswa di Universitas XYZ di Jakarta dengan persentase sebesar 25,4%.</p> <p><strong> </strong></p> Kyren Michellen Tji Beng Jap Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 36 42 10.24912/jmishumsen.v8i1.26775.2024 POLA ASUH YANG MEMUNCULKAN KEPRIBADIAN MACHIAVELLIANISM: A SYSTEMATIC REVIEW https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27284 <p>Orang tua merupakan sekolah dan pendidik pertama bagi individu. Oleh karena itu, bentuk pengasuhan berperan terhadap perkembangan individu di kemudian hari termasuk kepribadian Machiavellianism. Penelitian terdahulu menemukan bahwa penolakan dan juga pengabaian terhadap anak bisa menimbulkan Machiavellianism pada anak. Namun ada juga penelitian yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara pola asuh dengan kepribadian Machiavellianism. Untuk memperjelas hal ini, penelitian dengan metode <em>systematic review </em>dilakukan guna mencari tahu bentuk pola asuh apa saja yang berpotensi memunculkan kepribadian Machiavellianism pada individu. Pencarian literatur dilakukan melalui dua <em>database</em> yaitu Google Scholar dan Semantic Scholar dengan rentang waktu di antara 1998-2023. Penelitian haruslah (a) membahas terkait pola asuh dan kepribadian Machiavellianism; (b) diterbitkan dalam bahasa Inggris maupun Indonesia; (c) memiliki kualitas jurnal yang baik; serta (d) <em>open access</em>. Sebanyak delapan artikel diikutsertakan pada analisis <em>systematic review</em>. Hasil menunjukkan tujuh dari delapan artikel menemukan adanya hubungan antara pola asuh dengan kepribadian Machiavellianism, sedangkan satu artikel lainnya tidak. Dari ketujuh artikel tersebut, pola asuh yang berperan terhadap kemunculan kepribadian Machiavellianism, yaitu (a) <em>authoritarian</em>: overproteksi, ayah yang keras, komunikasi yang buruk, serta alienasi oleh ibu; (b) <em>neglect</em>: penolakan serta pengabaian; dan (c) <em>indulgent</em>: tidak konsisten. Diharapkan hasil <em>review</em> bisa menjadi dasar dalam mengantisipasi dan mencegah peluang terbentuknya kepribadian Machiavellianism dalam proses pengasuhan.</p> Salwa Divani Tausi Monty P. Satiadarma Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 43 52 10.24912/jmishumsen.v8i1.27284.2024 GAMBARAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PERANTAU DI KOTA TANGERANG https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27530 <p>Karyawan perantau dalam perusahaan cenderung memiliki kebutuhan alami untuk melakukan interaksi sosial dan memiliki hubungan dekat dengan orang lain. Tantangan yang harus dihadapi para karyawan perantau adalah adanya perbedaan budaya, kemampuan mengatur keuangan, tuntutan untuk mandiri, kemampuan menghadapi orang dengan berbagai karakter, dan munculnya rasa rindu kampung halaman. Dalam mencapai visi dan misi perusahaan, perusahaan tentunya penting untuk memperhatikan kepuasan kerja para sumber daya manusianya. Kepuasan kerja karyawan merupakan prioritas sebuah perusahaan dan harus diciptakan sebaik baiknya untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang positif. Kepuasan kerja berdampak bagi peningkatan kerja sehingga menciptakan pekerja yang produktif serta kesejahteraan perusahaan. Studi menemukan bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan merupakan hal yang dapat berdampak terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan alat ukur JSS (Job Satisfaction Survey) untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja pada karyawan rantau di kota Tangerang berusia 20-50 tahun yang aktif bekerja lebih dari 1 tahun dengan total 101 partisipan. Analisis data digunakan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan <em>IBM SPSS Statistic 23. </em>Hasil analisis data gambaran kepuasan kerja pada karyawan perantau di Tangerang memiliki nilai mean sebesar 4.197. Hasil analisis menunjukan bahwa tingkat kepuasan kerja pada karyawan perantau di Tangerang tergolong cenderung tinggi.</p> Nathanael Timothy Rita Markus Idulfilastri Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 53 59 10.24912/jmishumsen.v8i1.27530.2024 PENGASUHAN ORANGTUA TUNGGAL DAN KARAKTER HARDINESS REMAJA AKHIR https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27796 <p>Orangtua tunggal (<em>single parent</em>) merupakan fenomena yang terus meningkat pada masyarakat modern ini. Data Badan Pusat Statistik (BPs) tahun 2022, menunjukan jumlah ibu tunggal di Indonesia mencapai 7,9 juta orang dan jumlah ayah tunggal sebanyak 2,7 juta, dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia sebanyak 275,77 juta jiwa. Anak yang hanya diasuh oleh orangtua Tunggal akan merasakan efek dari hilangnya salah satu orangtuanya yang berpengaruh pada aspek kehidupan anak. Oleh karena itu <em>hardiness</em> penting dimiliki oleh individu yang hidup diasuh oleh orangtua tunggal, karena mereka dituntut untuk menghadapi keadaan keluarga yang tidak utuh. Sikap hardiness yang dimiliki remaja, akan membuat remaja mampu meminimalisir dampak dari pengasuhan orang tua tunggal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor yang membentuk karakter <em>hardiness</em> pada remaja akhir yang diasuh oleh orangtua tunggal. Penelitian ini menunjukkan cara pengasuhan orangtua tunggal, masalah yang dihadapi remaja setelah hilangnya salah satu orangtua, alasan dan motivasi remaja untuk <em>hardiness</em>. Faktor yang mendukung pembentukan karakter <em>hardiness</em>, dan karakter hardiness yang ada pada remaja akhir. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuisoner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasilnya, individu dengan orangtua tunggal mampu mengatasi dan mengendalikan setiap permasalahan yang terjadi secara bertanggungjawab. Individu dengan hardiness yang baik juga memiliki tekad yang besar untuk bisa mengubah kehidupannya yang kurang baik, yang ditunjukkan dari sikapnya yang terus mau belajar dan aktif disetiap kesempatan.</p> Audreya Christine Fransisca Iriani Roesmala Dewi Astri Anggraini Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 60 72 10.24912/jmishumsen.v8i1.27796.2024 HARGA DIRI DAN PROBLEMATIC SOCIAL MEDIA USE PENGGUNA TIKTOK https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27225 <p>Peningkatan aplikasi TikTok tiap tahunnya terus meningkat sehingga mencapai 109,9 juta Angka ini meningkat 18 juta pengguna (19%) dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2022 menurut survei GlobalWbIndex (2023). Menurut Katadata.co.id (2022) juga menemukan bahwa jumlah pengguna Tiktok mencapai 30% dari populasi Indonesia dan penggunaan aplikasi TikTok didominasi oleh pengguna usia 18-24 tahun, pada usia ini peran media sosial sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dalan bersosialisasi (Müller et., 2016). Penggunaan TikTok dapat mempengaruhi harga diri dan kualitas diri sendiri karena dapat pengguna TikTok melihat berbagai video (Rahmasari et al., 2022). Sosial media telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dimana mereka dapat berinteraksi secara sosial dengan pengguna lainnya (Zhao et al., 2012). Harga diri dapat ditingkatkan dengan menggunakan media sosial (Andreassen et al., 2017), karena Individu dengan tingkat harga diri yang rendah akan memiliki kecenderungan menggunakan sosial media yang berlebihan (Blachinio, 2016) sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara harga diri dan <em>problematic social media use </em>(PSMU) pada pengguna TikTok. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara harga diri dan <em>problematic social media use </em>(PSMU). Penelitian ini sebanyak 246 responden yang berjumlah 180 perempuan dan laki-laki 66 responden. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan metode non-eksprimental dan menggunakan dua alat ukur: (a) <em>Rosenberg Self-Esteem Scale </em>dengan α = (10 <em>items</em>) dan <em>Problematic TikTok Use Scale </em>dengan α = (6 <em>item</em>). Hasil analisis menggunakan teknik korelasi menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara harga diri dengan masalah penggunaan media sosial (r =-0.162 dan p = 0.011, p &lt; 0.05). Pada penelitian Uji beda tidak terdapat perbedaan antara status pernikahan dan jenis kelamin terhadap harga diri dan PSMU.</p> De Clara Margaretha Linda Wati Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 73 78 10.24912/jmishumsen.v8i1.27225.2024 DINAMIKA PEMBAGIAN PERAN GENDER DALAM HUBUNGAN PERNIKAHAN PADA USIA LANJUT DAN PENSIUN: ANALISIS TINJAUAN SISTEMATIS https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27291 <p>Kesenjangan dalam pembagian tugas rumah tangga merujuk pada pembagian tugas domestik yang tidak setara dalam rumah tangga yang mayoritas dikerjakan oleh perempuan. Kesenjangan ini dapat tetap bertahan hingga pasangan memasuki usia lanjut. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan pernikahan dan meningkatkan risiko memiliki kesehatan mental yang buruk bagi perempuan. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa laki-laki yang telah pensiun lebih sedikit melakukan pekerjaan domestik (memasak dan bersih-bersih) walaupun memiliki lebih banyak waktu luang. Tinjauan sistematis ini ditujukan untuk mensintesis literasi mengenai pembagian pekerjaan rumah tangga antara pasangan lansia yang telah pensiun, untuk mengeksplorasi pembagian, tingkat ketimpangan, dan faktor yang dapat mempengaruhi. Pencarian studi dilakukan melalui database Science Direct, Taylor &amp; Francis Online, dan Pubmed dengan rentang tahun 2012-2023. Studi inklusi jika membahas pembagian tugas domestik antara pasangan berusia &gt;60 tahun dan sudah pensiun. <em>Quality assessment</em> juga dilakukan untuk meningkatkan relevansi dan kualitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perempuan lanjut usia yang telah pensiun tetap memiliki beban pekerjaan domestik yang lebih banyak dibandingkan pasangan. Perempuan lansia yang telah pensiun tetap melakukan tugas domestik antara lain: merawat cucu dan merawat pasangan serta menangani pekerjaan rumah tangga lainnya meskipun suami juga telah pensiun. Penemuan dari studi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan intervensi atau kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.</p> Cendy Cendy Sandi Kartasasmita Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 79 88 10.24912/jmishumsen.v8i1.27291.2024 RESILIENSI KORBAN KEKERASAN PSIKOLOGIS DALAM HUBUNGAN BERPACARAN: PERANAN DUKUNGAN SOSIAL https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27386 <p>Kekerasan psikologis dalam hubungan berpacaran kian bertambah pada beberapa tahun terakhir, hal ini memunculkan dampak-dampak negatif pada korban khususnya remaja sehingga berpengaruh kepada kemampuan mereka untuk beradaptasi dan melalui masa-masa keterpurukan yang dialaminya. Dampak negatif tersebut meliputi kecemasan, trauma, depresi, PTSD, hingga percobaan bunuh diri. Dukungan sosial kerap dikaitkan dengan resiliensi yang dimana dukungan dari orang sekitar diketahui mempengaruhi resiliensi seseorang seperti halnya korban kekerasan psikologis dalam hubungan berpacaran. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui seberapa besar peran dukungan sosial terhadap resiliensi remaja korban kekerasan psikologis dalam hubungan berpacaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-eksperimental dengan 192 partisipan remaja akhir berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, berusia 18-21 tahun yang mengalami kekerasan psikologis dalam hubungan berpacaran. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain <em>Subtle and Overt Psychological Abuse Scale (SOPAS)</em>, <em>Multi-dimentional Scale of Perceived Social Support (MSPSS)</em>, dan <em>Resilience Quotient (RQ)</em>. Teknik sampling pada penelitian ini merupakan non-probability sampling yaitu purposive sampling. Pengolahan data menggunakan program IBM Statistics SPSS 24 dengan melakukan analisis uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dukungan sosial terhadap resiliensi remaja korban kekerasan psikologis dalam hubungan berpacaran memiliki persentase sebesar 14.7%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran dukungan sosial tidak berperan tinggi terhadap resiliensi remaja korban kekerasan psikologis dalam hubungan berpacaran.</p> Kimberly Frederik Fransisca Iriani Roesmala Dewi Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 89 99 10.24912/jmishumsen.v8i1.27386.2024 HUBUNGAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA PADA MAHASISWA YANG BEKERJA https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27176 <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Di kampus tak jarang kita melihat ada mahasiswa yang kuliah dan bekerja. Menjalankan peran sebagai mahasiswa sangatlah tidak mudah. Mahasiswa harus bisa menyeimbangkan kehidupan perkuliahan, pekerjaan dan pribadi atau yang disebut dengan keseimbangan kehidupan-kerja. Namun berdasarkan survei, mahasiswa yang bekerja memiliki keseimbangan kehidupan-kerja yang rendah. Dalam menerapkan keseimbangan kehidupan-kerja, mahasiswa perlu memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik. Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang berusia 18-22 tahun dan memiliki pekerjaan sebagai <em>freelance</em>/ <em>part time</em>/ magang. Penelitian ini menggunakan <em>Time Management Questionnaire</em> untuk menguji manajemen waktu dan menggunakan <em>work-life balance scale</em> untuk menguji keseimbangan kehidupan-kerja. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 235 orang dan menggunakan uji korelasi <em>pearson</em> dan mendapatkan nilai R sebesar .483 dan nilai P sebesar .000 &lt; 0.05 sehingga dinyatakan bahwa kedua variabel memiliki hubungan korelasi sedang dan positif.</p> Lin Siu Chian Rostiana Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 100 105 10.24912/jmishumsen.v8i1.27176.2024 PERAN QUALITY OF WORK LIFE TERHADAP MOTIVASI KERJA PADA PT XYZ DI TANJUNG PRIOK TAHUN 2023 https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/26841 <p>Di Indonesia terdapat perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). PT di Indonesia telah menyumbangkan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat yang bekerja tentunya membutuhkan motivasi kerja, selain motivasi kerja, dibutuhkan <em>quality of work life (QWL).</em> Pada PT XYZ yang berlokasi di Jakarta, berdasarkan informasi yang dikumpulkan ditemukan bahwa karyawan yang bekerja namun memiliki jumlah kehadiran yang minim, sering terlambat, dan pekerjaan yang diberikan sering tidak selesai sesuai dengan waktunya. Sebab itulah, penelitian ini bertujuan meneliti berapa signifikansi peran <em>quality of work life </em>terhadap motivasi kerja di PT XYZ. Hipotesis pada studi ini yaitu bahwa ada peran krusial <em>quality of work life (QWL) terhadap motivasi kerja. </em>Pengambilan data didalam penelitian diberlakukan lewat langkah penyebaran kuesioner langsung pada karyawan PT XYZ dengan banyaknya 200 partisipan. Alat ukur yang digunakan adalah <em>Motivation at Work Scale </em>(MAWS) dan <em>Quality of Work Life</em> <em>Scale </em>(QoWLS). Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis digunakan metode analisis deskriptif statistik dan regresi linier sederhana di aplikasi SPSS. Hasil studi ditunjukan bahwasannya terdapat peran <em>quality of work life (QWL) </em>yang siginifikan terhadap motivasi kerja sebesar 25,8% dan 74,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.</p> Malvin Tanoto Jap Tji Beng Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 106 112 10.24912/jmishumsen.v8i1.26841.2024 HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PHUBBING PADA REMAJA https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27863 <p>Pada tahun 2019 sebanyak 3.706.811 orang Indonesia melakukan phubbing sehingga, Indonesia menempati urutan ke 11 sebagai negara dengan phubbing terbanyak di dunia (Cecilia, 2019). Generasi yang saat ini merupakan generasi yang memiliki peluang yang tinggi untuk melakukan phubbing adalah generasi Z karena, generasi ini sangat akrab dengan gadget (Youarti et al., 2020). Remaja akan memasuki tahap kelima yaitu ego-identity versus role confusion di mana remaja berusaha untuk mengembangkan pemahaman yang jelas tentang identitasnya dengan merefleksikan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Keberhasilan menavigasi tahap ini menghasilkan rasa kohesif terhadap diri sendiri, sementara kesulitan dapat menyebabkan identity crisis (Benson, 2012). Berdasarkan fenomena tersebut peneliti ingin mengetahui hubungan harga diri dengan phubbing pada remaja. Harga diri adalah harga diri menurut Coopersmith adalah penilaian yang dibuat oleh individu terhadap dirinya sendiri, yang menunjukkan sejauh mana individu percaya bahwa mereka memiliki kemampuan, penting, sukses, dan berharga (dalam Sarandria, 2012) dan phubbing adalah tindakan seseorang yang menggunakan ponselnya ketika sedang bercakap-cakap dengan orang lain, memprioritaskan ponselnya di atas komunikasi interpersonal (Karadaǧ et al., 2015). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non eksperimen dengan sample pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling dan secara online. Terdapat 306 responden remaja pada penelitian ini. Pada penelitian ini menggunakan alat ukur Coopersmith Harga diri Scale dengan nilai cronbach's alpha α = 0.908 untuk mengukur harga diri dan phubbing scale dengan nilai cronbach's alpha sebesar α = 0.837 untuk mengukur phubbing. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dengan phubbing pada remaja dengan koefisien korelasi sebesar 0.217. Yang berarti semakin tinggi harga diri maka akan semakin rendah tingkat phubbing, begitupun sebaliknya. Penelitian ini diharapkan bisa menambahkan pengembangan ilmu pada psikologi pendidikan. Kemudian penelitian ini dapat menjadi referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya dan dapat berkontribusi untuk menambahkan wawasan mengenai harga diri dan phubbing pada remaja.</p> <p> </p> Nadine Ivanka Niken Widi Astuti Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 113 119 10.24912/jmishumsen.v8i1.27863.2024 HARGA DIRI DAN KEPUASAN HIDUP SEBAGAI PREDIKTOR FEAR OF MISSING OUT (FOMO) https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27186 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran harga diri dan kepuasan hidup sebagai prediktor <em>Fear of Missing Out </em>(FoMO). Penelitian ini mengadopsi pendekatan kuantitatif dengan desain studi korelasional. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengidentifikasi dan mengukur korelasi antara variabel kepuasan hidup rasa takut ketinggalan (FoMO), dan harga diri sebagai variabel mediator dalam hubungan antara kepuasan hidup dan FoMO. Dalam proses pengambilan sampel, penelitian akan menggunakan metode <em>convenience sampling</em>. Pengukuran kepuasan hidup menggunakan <em>Satisfaction With Life Scale</em> (SWLS). Variabel harga diri diukur menggunakan Rosenberg <em>Self-esteem Scale</em> (RSES) yang telah dimodifikasi oleh riset Universitas Tarumanagara (2015). Alat ukur <em>fear of missing out</em> (FoMO) menggunakan <em>Fear</em> <em>of Missing Out Scale</em> yang dikembangkan oleh Przybylski. Metode pengolahan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah <em>Analysis</em> <em>Process.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri dan kepuasan hidup menjadi prediktor FOMO.</p> Zefanya Tesalonika Queen Walangitan Fransisca Iriani R. Dewi Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 120 127 10.24912/jmishumsen.v8i1.27186.2024 PERANAN SELF-ESTEEM SEBAGAI MEDIATOR DALAM HUBUNGAN ANXIOUS ATTACHMENT DAN LIFE SATISFACTION PADA EMERGING ADULTHOOD https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27319 <p><em>Emerging adulthood </em>melibatkan masa peralihan yang berliku-liku. Individu sering kali tidak siap menghadapi tugas-tugas kemandirian sehingga ada di antara individu yang masih mengandalkan kebergantungan terhadap orang lain. Hal ini membawa individu kepada kelekatan terhadap figur-figur kecemasan tertentu. Gaya kelekatan menjadi preferensi individu terhadap kemandirian yang terdiri dari <em>secure attachment </em>dan <em>insecure attachment</em>. Penelitian ini akan berfokus kepada salah satu dari dua dimensi <em>insecure attachment</em>, yakni <em>anxious attachment</em>. <em>Anxious attachment </em>merupakan gaya kelekatan yang berorientasi pada keinginan kuat untuk mendapat perhatian, dukungan, serta berhubungan dekat dengan figur. Sejumlah penelitian menemukan rendahnya <em>life satisfaction</em> pada individu yang memiliki gaya kelekatan <em>anxious attachment</em>, yang nantinya akan memengaruhi <em>self-esteem</em> individu. <em>Life satisfaction </em>merupakan penilaian individu secara positif terhadap pencapaian serta kualitas hidup mereka sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sementara itu, <em>self-esteem </em>merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang melibatkan proses verifikasi diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat peranan <em>self-esteem </em>dalam hubungan <em>anxious attachment </em>dengan <em>life satisfaction</em> pada <em>emerging adulthood</em>. Partisipan yang terlibat dalam penelitian terdiri dari 452 individu <em>emerging adulthood </em>berusia 18-25 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat ukur <em>Anxious Attachment Scale Items</em>, <em>The Satisfaction With Life Scale</em>, dan <em>Rosenberg Self-Esteem Scale</em>. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara <em>anxious attachment </em>dan <em>life satisfaction</em> (p = 0.593 &gt; 0.05), adanya hubungan negatif pada <em>anxious attachment </em>dengan <em>self-esteem </em>(p = 0.027 &lt; 0.05), dan adanya hubungan positif pada <em>life satisfaction </em>dan <em>self-esteem </em>(p = 0.000 &lt; 0.05). Maka dari itu, dapat disimpulkan tidak ada peranan <em>self-esteem </em>sebagai mediator dalam hubungan <em>anxious attachment </em>dan <em>life satisfaction </em>pada <em>emerging adulthood</em> sehingga hipotesis dalam penelitian ini tidak dapat dibuktikan.</p> Cindy Amelia Riana Sahrani Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 128 139 10.24912/jmishumsen.v8i1.27319.2024 GAMBARAN KESEPIAN DI TEMPAT KERJA YANG DIRASAKAN PADA KARYAWAN DI DKI JAKARTA https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27460 <p>Dalam dunia pekerjaan, sangat penting bagi setiap orang untuk dapat bersosialisasi dan menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerjanya di tempat kerja, tetapi beberapa orang tidak memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dan merasa nyaman di lingkungan kerja mereka. Hal ini menjadi salah satu masalah bagi subyek karena mereka dapat merasa kesepian saat berada di tempat kerja. Kesepian merupakan keadaan dimana hubungan sosial yang dimiliki seseorang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Studi telah menunjukkan bahwa kesepian di tempat kerja merupakan salah satu faktor yang dapat berdampak terhadap kualitas kinerja karyawan, sehingga hal tersebut menjadi alasan terlaksananya penelitian ini. Penelitian ini menggunakan alat ukur <em>LAWS</em> (<em>Loneliness At Workplace Scale</em>). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesepian di tempat kerja pada karyawan di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik <em>non probability sampling</em> dengan metode pengambilan sampel <em>convenience sampling</em>, dimana peneliti mengambil sampel penelitian dari kumpulan responden yang tersedia secara acak dan mudah dijangkau dengan total sebanyak 154 partisipan. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini merupakan karyawan tetap yang sudah bekerja selama 1 tahun, domisili DKI Jakarta dengan usia 20-45 tahun. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif menggunakan <em>IBM SPSS Statistics 23</em>. Hasil analisis deskriptif gambaran kesepian di tempat kerja pada karyawan di DKI Jakarta memiliki nilai <em>mean</em> sebesar 2,12 yang mengartikan rendahnya tingkat kesepian di tempat kerja pada karyawan di DKI Jakarta.</p> Kevin Nistleroy Rita Markus Idulfilastri Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 140 147 10.24912/jmishumsen.v8i1.27460.2024 STORYTELLING TENTANG “PLACE” MELALUI DESAIN BOARD GAME DEWI MULIA SEBAGAI STRATEGI MENGIKAT PASAR GEN-Z PASCA KUNJUNGAN https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/28685 <p>Tantangan <em>sustainability</em> muncul sebagai konsekuensi peningkatan jumlah wisata desa yang tidak jarang tumbuh dalam wilayah berdekatan dan dengan potensi lokal tidak jauh berbeda; sebuah kondisi <em>hypercompetitive</em> namun <em>low-diferensiasi</em>. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi solusi alternatif dengan mempromosikan suatu strategi <em>positioning</em> wisata yang berasal dari potensi dan isu-isu lokal khususnya kultur sungai, dengan metode dan teknik <em>storytelling</em>. Objek penelitian ini adalah produksi rancangan desain <em>merchandise</em> edukasi wisata sungai Dewi Mulia Srimulyo, sebagai strategi positioning wisata desa untuk mengikat Gen Z sebagai pasar potensial, paska kunjungan. Rancangan desain <em>merchandise, Board Game</em> wisata desa ini di konstruksi menggunakan metode dan teknik <em>storytelling</em> dengan tujuan membangun <em>“shared experienced”</em> yang kuat antara “<em>place</em>” wisata dengan pasar Gen Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi lokal kultur sungai yang melekat dalam historis masyarakat Bintaran Wetan potensial mempunyai <em>power</em> dalam membangun USP wisata serta potensial membangun <em>engagement</em> segmen Gen Z, terlebih jika dikolaborasikan dalam konsep merchandise permainan; dimana momentum pengalaman memorial paska wisata tentang destinasi mempunyai kesempatan besar untuk dikonstruksi kembali. Sebuah kondisi terciptanya <em>New Customer Experience</em> (New CX) secara <em>offline</em> dan sekaligus merupakan upaya dalam pemberdayaan pelanggan melalui interaksi permainan “mengalami destinasi” yang menyenangkan dan partisipatif, paska kunjungan.</p> <p> </p> Djati Prasetyani Hadi Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 148 158 10.24912/jmishumsen.v8i1.28685.2024 HUBUNGAN ANTARA LEADER POLITICAL SKILL DENGAN READINESS FOR ORGANIZATIONAL CHANGE PADA MANAJER PEMERINTAHAN PROVINSI X https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/12514 <p>Pandemi Covid-19 mengubah pola kerja dari <em>work from office</em> menjadi <em>work from home. </em>Hal ini terjadi pada banyak organisasi tak terkecuali di birokrasi pemerintah. Perubahan demi perubahan terus terjadi untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada dengan tetap berpedoman pada tujuan memberikan pelayanan kepada public. Namun implementasi di lapangan mengalami banyak kendala. Hal ini menjadi satu pertanyaan apakah para birokrat memiliki kesiapan untuk berubah. Dalam konteks perubahan, peran leader menjadi penting karena ia membawa misi mencapai tujuan perubahan. Studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara <em>leader political skill</em> dengan <em>readiness for organizational change</em> pada manajer Pemerintahan Provinsi X. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara <em>leader political skill</em> dengan <em>readiness for organizational change</em>. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sebanyak 407 responden di level pimpinan menjadi subjek penelitian. Pengambilan sampel menggunakan <em>cluster sampling</em>. Pengumpulan data dilakukan dengan <em>Political Skill Inventory</em> dan <em>Organizational Change Recipients’ Belief Scale</em>. Analisis regresi digunakan untuk mengolah data yang ada. Hasil menunjukkan bahwa hipotesis terbukti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa <em>leader political skill</em> berkorelasi dengan <em>readiness for organizational change</em>. artinya bahwa seorang leader yang memiliki political skill yang tinggi memiliki kesiapan yang tinggi pula terhadap perubahan yang terjadi dalam organisasi. Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi Pemerintahan Daerah setempat untuk menerapkan strategi kebijakan menyiapkan para leader agar lebih siap menghadapi perubahan.</p> Theresia Dewi Setyorini Zainal Abidin Marina Sulastiana Hendriati Agustiani Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 159 166 10.24912/jmishumsen.v8i1.12514.2024 PERAN MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP KESEIMBANGAN KEHIDUPAN KERJA PADA MAHASISWA PEKERJA https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27226 <p>Fenomena mahasiswa bekerja sudah tidak asing dan banyak ditemukan. Hal ini terjadi karena mahasiswa sudah memasuki masa dewasa awal di mana individu sudah memiliki rasa tanggung jawab dan cenderung ingin mandiri. Namun, ada faktor–faktor lain yang memengaruhi mahasiswa dalam mengambil keputusan untuk bekerja. Pada mahasiswa bekerja, fokus utama mahasiswa yaitu belajar dan menimba ilmu di universitas menjadi terbagi sehingga mahasiswa memiliki dua tanggung jawab besar yaitu berkuliah dan bekerja. Hal ini merupakan konsekuensi yang harus dihadapi, dimana mahasiswa yang bekerja dituntut untuk dapat melakukan kedua tanggung jawab tersebut secara bersamaan. Oleh karena itu, mahasiswa bekerja harus dapat menyeimbangkan hidupnya dengan baik agar tidak menimbulkan dampak negatif seperti menurunnya nilai akademik, stress, dan kondisi-kondisi psikologis negatif lainnya. Salah satu karakteristik individu yang diduga turut berperan dalam menentukan keseimbangan kehidupan-kerja adalah modal psikologis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran modal psikologis terhadap keseimbangan kehidupan-kerja pada mahasiswa bekerja. Data dikumpulkan dari 254 mahasiswa bekerja dengan cara menyebarkan kuesioner yang berisikan alat ukur <em>Psychological Capital Questionnaire </em>(PCQ) dan<em> Work Life Balance Scale.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal psikologis memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keseimbangan kehidupan-kerja (R<sup>2 </sup>= 0.047, p &lt; 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa modal psikologis memiliki peran terhadap keseimbangan kehidupan-kerja mahasiswa bekerja. <sup> </sup></p> <p> </p> <p><em>The phenomenon of working students is familiar and often found. This happens because students have entered early adulthood where individuals already have a sense of responsibility and tend to want to be independent. However, there are other factors that influence students in making the decision to work. For working students, the main focus of students is studying and gaining knowledge at university is divided so now students have two big responsibilities that is studying and working. This is a consequence that must be faced, working students are required to be able to carry out both responsibilities simultaneously. Therefore, working students must be able to balance their lives well so as not to cause negative impacts such as decreased academic grades, stress, etc. One of the individual characteristics that is thought to play a role in determining work-life balance is psychological capital. Therefore, this research aims to examine the role of psychological capital on work-life balance in working students. Data was collected from 254 working students by distributing questionnaires containing the Psychological Capital Questionnaire (PCQ) and Work Life Balance Scale measuring instruments. The research results show that psychological capital has a significant positive influence on work-life balance (R<sup>2</sup> = 0.047, p = 0.001 &lt; 0.05). This shows that psychological capital has a role in working students' work-life balance.</em></p> <p><em> </em></p> Lawrencia Audrey Lazuardi Rostiana Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 167 173 10.24912/jmishumsen.v8i1.27226.2024 HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KONTROL DIRI REMAJA https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27889 <p>Terjadi salah satu fenomena di sekolah X mengenai kontrol diri siswa/i yang buruk. Melihat dari fenomena tersebut, peneliti menemukan latar belakang terkait kondisi keluarga dari siswa/I di sekolah X yang dapat menjadi salah satu pemicu kontrol diri yang buruk. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara fungsi keluarga dengan kontrol diri pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasi dengan metode sampling non probability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara memberikan kuesioner kepada populasi, tetapi tidak seluruh populasi dapat menjadi sampel penelitian. Partisipan penelitian ini mengambil populasi sebanyak 156 partisipan di sekolah X dengan kriteria siswa/I kelas 10, 11, dan 12, serta berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Alat ukur yang digunakan adalah The Family APGAR: A Proposal for a Family Function Test and Its Use by Physicians dengan 5 butir pernyataan dan alat ukur Brief Self-Control Scale dengan 13 butir pernyataan. Pengujian pada penelitian ini dilakukan teknik uji korelasi Spearman-Rho dengan hasil koefisiensi korelasi sebesar 1.000. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara fungsi keluarga dengan kontrol diri remaja, karena nilai dari korelasi yang didapat &gt; 0.50. Hal ini juga menunjukan bahwa semakin tinggi fungsi keluarga, maka remaja semakin memiliki kontrol diri yang tinggi, begitu juga sebaliknya.</p> <p> </p> Berliana Beta Kusmaharani Widya Risnawaty Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 174 179 10.24912/jmishumsen.v8i1.27889.2024 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI AKADEMIK SISWA PASCA TRANSISI KURIKULUM MERDEKA https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27438 <p>Kurikulum 2013 diubah menjadi kurikulum merdeka dengan tujuan agar siswa dapat belajar mandiri dan kreatif serta memiliki kebebasan belajar. Kreativitas siswa akan meningkat jika ia memiliki motivasi akademik yang tinggi. Penerapan kurikulum merdeka juga akan membentuk siswa agar memiliki potensi dalam meningkatkan kolaborasi serta interaksi sosial teman sebayanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan motivasi akademik siswa pasca transisi kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian studi korelasional serta teknik sampling <em>non probability sampling </em>dengan <em>purposive sampling</em>. Partisipan/responden penelitian sebesar 160 partisipan dengan kriteria siswa/siswi yang mengalami perubahan kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. Alat ukur yang digunakan adalah <em>social support scale</em> yang telah dimodifikasi. <em>Social support scale</em> terdiri dari 36 aitem pernyataan dengan 19 butir aitem <em>favorable </em>dan 17 butir aitem <em>unfavorable</em>. Alat ukur motivasi akademik menggunakan <em>Academic Motivation Scale </em>(AMS). <em>Academic motivation scale </em>terdiri dari 30 butir aitem pernyataan. Pada proses analisis data dilakukannya teknik analisis korelasi <em>Spearman-Rho </em>dengan hasil koefisiensi korelasi sebesar 0.363 dengan p = 0.000 &lt; 0.05. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukan adanya hubungan positif signifikan antara variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi akademik. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya maka semakin tinggi pula motivasi akademik siswa pasca transisi kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka, begitu juga sebaliknya.</p> Putri Endah Utami Raja Oloan Tumanggor Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 180 187 10.24912/jmishumsen.v8i1.27438.2024 HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN GAME ONLINE MOBILE LEGENDS DAN KECEMASAN INTERAKSI SOSIAL SISWA SMP XYZ JAKARTA https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/21242 <p><em>Game online</em> adalah salah satu bentuk permainan yang terhubung melalui jaringan internet. <em>Game Mobile Legends Online </em>adalah <em>game</em> arena pertempuran multipemain <em>online</em> yang dapat dimainkan di ponsel. Fenomena kecemasan interaksi sosial siswa SMP XYZ Jakarta menjadi dasar penelitian. Kecemasan interaksi sosial muncul dari perasaan tidak nyaman dan malu yang dapat dilihat dengan adanya kekakuan. Tujuan penelitian yang dilakukan berguna untuk mengetahui keterikatan antara kecanduan <em>Game Mobile Legends</em> dan Kecemasan Interaksi Sosial pada siswa-siswi SMP XYZ Jakarta. Penelitian ini masuk kategori <em>non-probability sampling</em>, metode <em>Purpossive Sampling</em> dengan kriteria inklusi. Kuesioner terdiri dari 21 pertanyaan GAS dan 20 pertanyaan SIAS yang akan disebarkan melalui <em>Google Form</em>, kemudian diolah menggunakan SPSS 26. Hipotesis penelitian ini diterima, terdapat hubungan yang positif antara kecanduan <em>game online mobile legends</em> dan kecemasan interaksi sosial. Orang tua, tenaga pendidik, dan pemangku kewenangan diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terkait kebijakan waktu bermain <em>game</em>, serta memperbanyak waktu untuk berinteraksi terhadap anak lebih intens.</p> Valeria Panatra Sri Tiatri Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 188 195 10.24912/jmishumsen.v8i1.21242.2024 COPING STRESS PADA ISTRI ANGGOTA TNI YANG MENJALANI LONG DISTANCE MARRIED https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27376 <p><em>Long-distance marriage</em> seringkali dipicu oleh tuntutan pekerjaan, seperti tugas dinas anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia). Fenomena <em>long-distance marriage</em> memiliki potensi untuk menimbulkan sejumlah masalah yang dapat meningkatkan tingkat <em>stress</em> pada istri anggota TNI. Kemampuan dalam mengimplementasikan strategi <em>coping</em> <em>stress</em> menjadi suatu kebutuhan yang diperlukan untuk menjaga kestabilan dan kelangsungan rumah tangga. Dengan pemilihan strategi <em>coping</em> yang tepat, maka pernikahan dapat berlangsung secara optimal sehingga menciptakan kesejahteraan dan kesehatan psikologis bagi pasangan meskipun mereka tinggal berjauhan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi strategi <em>coping</em> <em>stress</em> pada istri anggota TNI yang menjalani <em>long-distance marriage</em>. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dan hasilnya melibatkan empat istri anggota TNI yang menjalani <em>long-distance marriage</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi <em>coping</em> <em>stress</em> yang diterapkan oleh keempat subjek melibatkan aspek <em>problem focused coping</em> dan <em>emotional focused coping</em>. Dalam <em>problem focused coping</em>, keempat subjek cenderung mengatasi sumber <em>stress</em> secara langsung dengan mencari dukungan sosial, mengadopsi penyelesaian masalah yang terencana, dan menerima tanggung jawab untuk menghadapi tantangan sehari-hari. Di sisi lain, <em>emotional focused coping</em> melibatkan manajemen respons emosional terhadap <em>stressor</em>. Para subjek menggunakan strategi <em>escape avoidance</em>, <em>self-control</em>, <em>accepting responsibility</em>, dan <em>positive reappraisal</em> untuk mengelola aspek emosional dan psikologis dari <em>stress</em> yang dihadapi.</p> aljazira muchlina Agoes Dariyo Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 196 205 10.24912/jmishumsen.v8i1.27376.2024 HUBUNGAN STRES KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA ANGGOTA BRIMOB POLDA X YANG DIMEDIASI DUKUNGAN SOSIAL https://journal.untar.ac.id/index.php/jmishumsen/article/view/27311 <p>Polri memiliki peran dalam menjaga keamanan hingga mengayomi masyarakat dan diharapkan memiliki komitmen organisasi yang tinggi dalam bekerja. Brimob memiliki tugas dan fungsi yang sama, yang membedakan tugas Brimob diharapkan mampu menangani kejahatan yang berpotensi tinggi seperti unjuk rasa, daerah rawan konflik, hingga terorisme. Dengan adanya komitmen organisasi, setiap personel menjadi lebih bertanggung jawab dan dapat meningkatkan kinerja. Bekerja sebagai personel kepolisian rawan terhadap stres karena harus siap sedia dalam mengorbankan kehidupan demi menjaga dan mengayomi negara. Terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi stres kerja, salah satunya adalah dukungan sosial. Dukungan sosial dapat meningkatkan kinerja, produktivitas, serta kesehatan mental maupun fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres kerja dengan komitmen organisasi pada anggota Brimob Polda X yang dimediasi dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melibatkan 221 partisipan dengan menggunakan 3 alat ukur yaitu <em>Organizational Commitment Questionnaire, Perceived Stress Scale </em>serta <em>The Multidimensional Scale of Perceived Social Support</em>. Hasil analisis data utama diolah dengan uji regresi berganda dan menunjukkan terdapat pengaruh signifikan dukungan sosial dan stres kerja terhadap komitmen organisasi sebesar 46.3% dengan nilai F = 93.908, dan p = 0.000&lt;0.05, serta hasil uji Sobel menunjukkan nilai z = -5.91&gt;1.96 yang artinya dukungan sosial mampu memediasi stres kerja dengan komitmen organisasi.</p> Nurul Fadila Riana Sahrani Copyright (c) 2024 Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-04-30 2024-04-30 8 1 206 215 10.24912/jmishumsen.v8i1.27311.2024