GAMBARAN LEARNED HELPLESSNESS WANITA TUNA SUSILA YANG MENGALAMI KEKERASAN

Main Article Content

Yulya Indah
Sandi Kartasasmita

Abstract

Wanita tuna susila seringkali dihadapkan pada hal-hal yang sulit dan berat untuk dijalani, termasuk label-label tidak menyenangkan yang melekat, perbedaan tingkatan sosial, hingga kekerasan yang didapatkan dari orang-orang sekitar lingkungan. Wanita tuna susila mengaku tidak berdaya apa-apa untuk menolak realitas tersebut. Segala rasa tidak berdaya dan tidak adanya bantuan ini menunjukkan helplessness dari para wanita tuna susila (Price, 1978). Penelitian ini bertujuan memberi gambaran helplessness di balik peranan para wanita tuna susila dalam menghadapi kemalangan dan pengalaman tidak menyenangkan yang dilalui. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, dengan wawancara mendalam terhadap tiga orang wanita yang menjadi wanita tuna susila serta yang mengalami kekerasan namun masih menjalani hidup dalam dunia wanita tuna susila. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para partisipan mengalami helplessness sebagai dampak kegagalan atas usaha yang dilakukan dan tidak adanya bantuan akibat label negatif wanita tuna susila, menyebabkan tumpulnya motivasi, penurunan kognitif, dan gangguan emosional pada para partisipan.

Kata Kunci: learned helplessness, wanita tuna susila, kekerasan

Article Details

Section
Articles

References

Alloy, L. B., Jacobson, N. S., & Acocella, J. (1999). Abnormal psychology: Current perspectives. (8th ed.). New York, NY: McGraw Hill.

Apollo. (2005). Sikap orang tua terhadap anak perempuan di komunitas utama penghasil pelacur. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA. Vol. 1. April. 1-5.

Arivia, G. (1997). Prostitusi berkah atau kutukan. Jurnal Perempuan, 2, Desember/Januari, 3-7, 19. Berk, L. E. (1991). Child development. Boston: Allyn and Bacon.

Berkowitz, L. (1995). Agresi: Sebab dan akibat. (H. W. Susiatni, Penerj.). Jakarta: Pustaka Binarman

Pressindo.

Carver, C. S., & Scheier, M. F. (1992). Perspectives on personality (2nd ed.). Boston: Allyn and

Bacon.

Fausiah, F., & Widuri, J. (2007). Psikologi abnormal klinis dewasa. Jakarta: Universitas Indonesia. Halgin, R. P., & Whitbourne, S. K. (2003). Abnormal psychology: Clinical perspectives on

psychological disorders. (4th ed.). New York, NY: McGraw Hill.

Hall, C. S., & Lindzey, G. (1993). Psikologi kepribadian 3: Teori-teori sifat dan behavioristic.

Yogyakarta: Kanisius.

Hidayana, I. M. (2004). Seksualitas: Teori dan realitas. Jakarta: Program Gender & Seksualitas

FISIP UI.

Hidayat, S. (2004). Hubungan perilaku kekerasan fisik ibu pada anaknya terhadap munculnya

perilaku agresif pada anak SMP. Jurnal Provitae. Vol 1. Desember. 81-86. Hoeksema, S. N. (2007). Abnormal psychology. (4th ed.). New York: McGraw Hill.

Hull, T. H., Sulistyaningsih, E., & Jones, G. W. (1997). Pelacuran di Indonesia: Sejarah dan

perkembangannya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hutabarat, D. B. (2004). Penyesuaian diri perempuan pekerja seks dalam kehidupan sehari-hari.

Jurnal Ilmiah Psikologi ARKHE, 9 (2), h. 70-71.

Jessica, M., & Roswita, Y. (2007). Dampak psikologis pada dewasa muda korban kekerasan dalam

berpacaran. Jurnal Kajian Ilmiah PSIKODIMENSIA, 6 (2). Juli-Desember, h.167-174. Kartono, K. (2007). Patologi sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persona.

Krahé, B. (2005). Perilaku agresif. (H. P. Soetjipto & M. Soetjipto, Penerj.). Jakarta: Pustaka Pelajar

Offset.

Lestari, R., & Koentjoro. (2002). Pelatihan berpikir optimis untuk meningkatkan harga diri pelacur

yang tinggal di panti dan luar panti sosial. Jurnal Ilmiah Berskala Psikologi INDIGENOUS, 6

(2), 134-146.

Lubis, N. L. (2009). Depresi tinjauan psikologis. Jakarta: Kencana.

Murray, A. J. (1994). Pedagang jalanan dan pelacuran Jakarta: Sebuah kajian antropologi sosial.

(N. Majidi, Penerj.). Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Papalia, D. E., Feldman, R., & Olds, S. (2009). Human development (11th ed.). New York: McGraw

Hill.

Prastya, C., & Darma, A. (2011). Dolly: Kisah pilu yang terlewatkan. Yogyakarta: Pustaka Pena. Price, R. H. (1978). Abnormal behavior: Perspectives in conflict. New York: Holt, Rinehart and

Winston.

Rismiyati, E. K. (2005). Kekerasan terhadap perempuan, suatu renungan. Jurnal Psikologi. Vol. 15.

Maret. 95-97. 1.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2012). Health psychology: Biopsychology interactions (7th ed.). New

Jersey: John Wiley & Sons.

Seligman, M. (1975). Learned Helplessness. G. Reyes., J. D. Elhai., & J. D. Ford (ed). The

encyclopedia of psychological trauma (hal. 381-382). New Jersey: John Wiley & Sons. Slavin, R. E. (2009). Educational psychology: Theory and practice. New Jersey: Pearson Education. Sunarto. (2009). Televisi, kekerasan, dan perempuan. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Syam, N. (2010). Agama pelacur: Dramatugi transendental. Yogyakarta: LKiS.

Thalib, S. B. (2002). Dinamika sosial psikologis perilaku kekerasan siswa Jurnal Ilmiah Psikologi

ARKHE, 7 (2) September, 81-82.

Yudiati, E. A. (2007). Studi eksploratif mengenai dampak psikologis akibat kekerasan yang diterima

anak dalam keluarga. Jurnal Kajian Ilmiah PSIKODIMENSIA 6 (1) Januari-Juni, 75-82.