ANALISIS KOMODIFIKASI KONTRIBUTOR DALAM PRODUKSI BERITA TELEVISI

Main Article Content

Moehammad Gafar Yoedtadi
Riris Loisa
Genep Sukendro
Roswita Oktavianti
Lusia Savitri Setyo Utami

Abstract

The pattern of news production in the Indonesian television broadcasting industry generally uses two human resources, namely permanent journalists and temporary journalists. Regular journalists are organic employees of television companies. Meanwhile, journalists who are not permanent or contributors only work under a news sale and purchase contract. They are not the organic employees of the television company. They only get honorarium when the news airs. As a result of such a working relationship, the contributors' bargaining position is very weak in front of the television station management. The coverage and news agenda will follow the tastes of television stations. News coverage that is at risk of not airing will be avoided. As a result, there has been neglect of the ideal function of the media in serving the public interest. Based on the political economy theory of media, there has been a commodification of labor in the television news production process.  The object of this research is the process of commodification of contributors in the production of television news.Meanwhile, the subjects of this study were television contributors, and news producers of Jakarta television stations.Other contributors who became research informants were in West Java and Ambon. This research uses a qualitative approach with a case study method. Collecting data using in-depth interviews, observation and literature study. The results showed that there has been a commodification of contributors in the production of television news. Television management exploits contributors. Television management promotes false consciousness among contributors who are unaware of the commodification.

 

Pola produksi berita pada industri penyiaran televisi Indonesia umumnya memanfaatkan dua sumber daya manusia, yakni jurnalis tetap dan jurnalis lepas. Jurnalis tetap adalah karyawan organik dari perusahaan televisi. Sementara jurnalis lepas atau kontributor hanya bekerja berdasarkan kontrak jual beli berita. Mereka bukan karyawan organik perusahaan televisi. Mereka hanya mendapat imbalan honor ketika beritanya ditayangkan. Akibat dari hubungan kerja semacam itu, posisi tawar kontributor sangat lemah dihadapan manajemen stasiun televisi. Agenda peliputan dan berita akan mengikuti selera stasiun televisi. Peliputan berita yang berisiko tidak tayang akan dihindari. Akibatnya terjadi pengabaian fungsi ideal media dalam melayani kepentingan publik. Makalah ini hendak membedah proses komodifikasi kontributor berdasarkan teori ekonomi politik media. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Objek dari penelitian ini adalah proses komodifikasi kontributor dalam produksi berita televisi. Sementara itu subjek dari penelitian ini adalah para kontributor televisi, dan para produser berita stasiun televisi Jakarta. Kontributor lain yang menjadi informan penelitian berada di wilayah Jawa Barat dan Ambon. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi komodifikasi kontributor dalam produksi berita televisi. Manajemen televisi melakukan eksploitasi tenaga kontributor. Manajemen televisi mempromosikan kesadaran palsu kepada para kontributor sehingga tidak menyadari adanya komodifikasi tersebut.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Moehammad Gafar Yoedtadi, Universitas Tarumanagara

Moehammad Gafar Yoedtadi, Lahir di Palembang 25 Oktober 1964. Menamatkan S1 di Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM (1990) dan S2 di DepMoehammad Gafar Yoedtadi, Lahir di Palembang 25 Oktober 1964. Menamatkan S1 di Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM (1990) dan S2 di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI (2010). Saat ini tengah menyelesaikan program Doktor Ilmu Komunikasi di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Jakarta. Berkarir sebagai jurnalis sejak 1990 hingga 2019. Mengabdi sebagai dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta sejak 2008 hingga sekarang.artemen Ilmu Komunikasi FISIP UI (2010). Saat ini tengah menyelesaikan program Doktor Ilmu Komunikasi di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Jakarta. Berkarir sebagai jurnalis sejak 1990 hingga 2019. Mengabdi sebagai dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta sejak 2008 hingga sekarang.ehammad Gafar Yoedtadi, Lahir di Palembang 25 Oktober 1964. Menamatkan S1 di Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM (1990) dan S2 di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI (2010). Saat ini tengah menyelesaikan program Doktor Ilmu Komunikasi di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Jakarta. Berkarir sebagai jurnalis sejak 1990 hingga 2019. Mengabdi sebagai dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta sejak 2008 hingga sekarang.

References

Armando, A. (2011). Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah kegagalan sistem televisi berjaringan di Indonesia. Bentang.

Armando, A. (2016). Televisi Indonesia di bawah kapitalisme global. Buku Kompas.

Blumenthal, H.. Goodenough, O. (2006). This business of

television: The standard guide to television industry. Billboard Books.

Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design : Choosing among five approaches 2nd ed. Sage Publication.

Duilah, I. (2019, Februari 3). Upah rendah masih jadi ancaman jurnalis Indonesia. Aliansi Jurnalis Independen (AJI). https://aji.or.id/read/press-release/899/upah-rendah-masih-jadi-ancaman-jurnalis-indonesia.html.

Doyle, G. (2006). Understanding media economics. Sage Publication.

Ibrahim, I. S., Akhmad, B. A., (2014). Komunikasi & komodifikasi: Mengkaji media dan budaya dalam dinamika globalisasi. Pustaka Obor.

Kriyantono, R. (2020). Teknik praktis riset komunikasi kualitatif dan kuantitatif. Prenada Media.

Lestari, R. Sri., Suherdiana, D., Enjang, M. (2018). Etos kerja wartawan kontributor MNC Group tentang kebijakan redaksi terpadu. Jurnal Ilmu Jurnalistik, 3(1), 67-89.

Lukitawati, B. (2019). Faktor strukturisasi dalam komodifikasi berita kriminal begal motor di Depok pada media online. Jurnal Ilmiah Komunikasi, 178 - 186.

McQuails, D. (2011). Teori komunikasi massa. Salemba Humanika.

Moleong, L. J. (2018). metode penelitian kualitatif. Remaja Rosda Karya.

Mosco, V. (2009). The political economy of communication. Sage.

Nielsen. (2020, November 3). Belanja iklan ditutup dengan tren positif. Siaran Pers. https://www.nielsen.com/id/id/press-releases/2020/belanja-iklan-2019-ditutup-dengan-tren-positif/

Putri, C. A., Endang, A., Indasari, F. (2018). Komodifikasi pekerja di lembaga penyiaran publik TVRI Bengkulu. Jurnal Professional. 5(2), 45 - 49. https://doi.org/10.37676/professional.v5i2.965.

Santoso, D. H., Lestari, R. D., (2018). Legalitas stringer dan karya jurnalistik dalam media televisi. Jurnal Pekommas, 2(2), 115 - 124. https://dx.doi.org/10.30818/jpkm.2017.2020201.

Yoedtadi, M. G., Hapsari, Z. (2020). Pemanfaatan media sosial di televisi grup MNC. Jurnal Lontar. 8(1), 16 – 24. https://doi.org/10.30656/lontar.v8i1.1540.

Yoedtadi, M. G., Loisa, R., Sukendro, G. G., Oktavianti, R., Savitri, L. (2020). Tantangan jurnalisme damai di wilayah pasca konflik. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik. 24(1): 31 - 44.