PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK ALAT UKUR INTERPERSONAL EMOTION REGULATION QUESTIONNAIRE PADA REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS
Main Article Content
Abstract
Experience has different impacts for each individual. Individuals have several choices in the emotions one feels by regulating emotions. Emotion and emotional regulation take shape in a social context. This makes researchers interested in seeing messages, emotions in a social context. This formation is by looking at the results of the test results of the construct validity of the Indonesian version of the Interpersonal Emotion Regulation Questionnaire (IERQ) measuring instrument which has the same construct as the IERQ measuring instrument from Hofmann, Carpenter and Curtis (2016). It is hoped that this can contribute to measuring emotions that come from the social context in Indonesian. This research was conducted in May 2020 on 202 participants with adolescents aged 12-21 years. The factor analysis method used in this study is Confirmatory Factor Analysis (CFA) using the Lisrel program. The results of data analysis show that the construct validity of the IERQ measuring instrument which has been entered into Indonesian shows a positive and significant loading factor. This shows the Indonesian version of the IERQ construct with the same construct as the IERQ measuring instrument from Hofmann, Carpenter and Curtis. The results showed that the Indonesian version of the IERQ measuring instrument can be used by researchers to measure emotional regulation in adolescents in Indonesia. The next research can look in more detail and in-depth about the causes of people to do emotional regulation, and can try out the Indonesian version of the IERQ measurement tool on different participants.
Pengalaman emosional merupakan suatu pengalaman yang pasti akan dialami oleh semua individu. Pengalaman emosional memberikan dampak yang berbeda-beda untuk setiap individunya. Individu memiliki beberapa pilihan dalam memodifikasi emosi yang dirasakan salah satunya dengan meregulasi emosi. Emosi dan regulasi emosi terbentuk dalam konteks sosial. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui pembentukan regulasi emosi dalam konteks sosial. Pembentukan tersebut dengan melihat hasil uji validitas konstruk alat ukur Interpersonal Emotion Regulation Questionnaire (IERQ) versi Indonesia memiliki konstruk yang sama dengan alat ukur IERQ dari Hofmann, Carpenter dan Curtis (2016). Hal tersebut diharapkan dapat memberikan sumbangan alat ukur regulasi emosi yang berasal dari konteks sosial dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2020 terhadap 202 partisipan dengan karakteristik remaja berusia 12-21 tahun. Metode analisis faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan program Lisrel. Hasil analisis data menunjukkan validitas konstruk pada alat ukur IERQ yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia menunjukan loading factor positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan konstruk IERQ versi Bahasa Indonesia memiliki konstruk yang sama dengan alat ukur IERQ dari Hofmann, Carpenter dan Curtis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alat ukur IERQ versi Bahasa Indonesia dapat dipergunakan oleh para peneliti untuk mengukur regulasi emosi pada remaja di Indonesia. Penelitian berikutnya dapat mengamati lebih mendetail dan mendalam mengenai penyebab orang-orang melakukan regulasi emosi, serta dapat mengujicobakan alat ukur IERQ versi Indonesia pada partisipan yang berbeda.
Article Details
References
Eisenberg, N., Fabes, R. A., Guthrie, I. K., & Reiser, M. (2000). Dispositional emotionality and regulation: Their role in predicting quality of social functioning. Journal of Personality and Social Psychology, 78(1), 136–157. https://doi.org/10.1037/0022-3514.78.1.136
Ekman, P. (1993). Facial expression and emotion. American Psychologist, 48(4), 384–392. https://doi.org/10.1037//0003-066x.48.4.384
Giofani, M., & Rostiana, R. (2016). Peranan regulasi emosi dan iklim organisasi terhadap burnout. [Thesis, Universitas Tarumanagara].
Gökda?, C., Sorias, O., Kiran, S., & Ger, S. (2018). Adaptation of the interpersonal emotion regulation questionnaire to the Turkish language and investigation of its psychometric properties. Turkish Journal of Psychiatry, 30(1), 1–8. https://doi.org/10.5080/u23067
Gross, J. J., & Jazaieri, H. (2014). Emotion, emotion regulation, and psychopathology: An affective science perspective. Clinical Psychological Science, 2(4), 387–401. https://doi.org/10.1177/2167702614536164
Hofmann, S. G., Carpenter, J. K., & Curtiss, J. (2016). Interpersonal emotion regulation questionnaire (IERQ): Scale development and psychometric characteristics. Cognitive Therapy and Research, 40(3). https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2017.03.040
Hofmann, Stefan G. (2014). Interpersonal emotion regulation model of mood and anxiety disorders. Cognitive Therapy and Research, 38(5), 483–492. https://doi.org/10.1038/jid.2014.371
Idulfilastri, R. M. (2018). Pengujian konstruk tes potensi manajerial berdasarkan validitas butir dengan metode factor analysis. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 2(1), 189–197.
Khairunnisa, M., & Hutapea, B. (2014). Peran regulasi emosi terhadap perilaku mengemudi beresiko pada pengendara mobil pribadi di DKI Jakarta. [Thesis, Universitas Tarumanagara].
Koç, M. S., Aka, B. T., Do?ruyol, B., Curtiss, J., Carpenter, J. K., & Hofmann, S. G. (2019). Psychometric properties of the Turkish version of the interpersonal emotion regulation questionnaire (IERQ). Journal of Psychopathology and Behavioral Assessment, 41(2). https://doi.org/10.1007/s10862-019-09732-3
Malik, H., Lestari, D. R., & Hafifah, I. (2018). Kecanduan game online pada regulasi emosi remaja di game center panglima batur banjarbaru. Dinamika Kesehatan, 9(1).
Malkoç, A., Aslan Gördesli, M., Arslan, R., Çekici, F., & Ayd?n Sünbül, Z. (2018). Interpersonal emotion regulation scale (IERS): Adaptation and psychometric properties in a Turkish sample. International Journal of Assessment Tools in Education, 5(4), 754–762. https://doi.org/10.21449/ijate.481162
Mirandita, R. S., Satiadarma, M. P., & Subroto, U. (2018). Hubungan regulasi emosi dan penyesuaian diri pada mahasiswa tingkat pertama di fakultas psikologi universitas X. [Skripsi, Universitas Tarumanagara].
Netzer, L., Kleef, G. A. Van, & Tamir, M. (2015). Interpersona
l instrumental emotion regulation. Journal of Experimental Social Psychology, 58, 124–135. https://doi.org/10.1038/2061099b0
Niven, K., Totterdell, P., Stride, C. B., & Holman, D. (2011). Emotion regulation of others and self (EROS): The development and validation of a new individual difference measure. Current Psychology, 30(1), 53–73. https://doi.org/10.1007/s12144-011-9099-9
Papalia, D. E., & Martorell, G. (2015). Experience Human Development (13th ed.). New York: McGraw-Hill.
Permono, J. W., & Kusristanti, C. (2017). Olahraga dan regulasi emosi: sebuah studi korelasi pada taruna perguruan tinggi kedinasan (PTK). Jurnal Psikologi Ulayat, 3(2), 169. https://doi.org/10.24854/jpu22016-70
Ratnasari, S., & Suleeman, J. (2017). Perbedaan regulasi emosi perempuan dan laki-laki di perguruan tinggi. Jurnal Psikologi Sosial, 15(1), 35–46. https://doi.org/10.7454/jps.2017.4
Rubiani, A., & Sembiring, S. M. (2018). Perbedaan regulasi emosi pada remaja ditinjau dari faktor usia di sekolah yayasan pendidikan islam swasta Amir Hamzah Medan. Jurnal Diversita, 4(2). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31289/diversita.v5i1.2371
Suwartono, C., & Bintamur, D. (2019). Validation of the emotion regulation questionnaire (ERQ): Network analysis as an alternative of confirmatory factor analysis (CFA). ANIMA Indonesian Psychological Journal, 34(3), 115. https://doi.org/10.24123/aipj.v34i3.2300
Thompson, R. A. (1991). Emotional regulation and emotional development. Educational Psychology Review, 3(4). https://doi.org/10.1007/BF01319934
Wijayanto, S. H. (2015). Metode Penelitian Menggunakan Structural Equation Modeling Dengan Lisrel 9. LP-FEUI.
Yusran, F., Rostiana, R., & Marella, B. (2019). Peranan regulasi emosi terhadap kualitas kehidupan dengan dukungan sosial sebagai moderator pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. [Skripsi, Universitas Tarumanagara].