HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA GURU KELAS DI SEKOLAH INKLUSI DI JAKARTA

Main Article Content

Nathania Tanurezal
Raja Oloan Tumanggor

Abstract

Profession as class teacher in inclusive schools is not an easy profession, especially if the teacher lacks the required competencies. Lack of competence can affect self-efficacy associated with work engagement to classroom teachers. Self-efficacy is one's belief in one's ability to complete a task or goal and to produce the desired positive effect.Meanwhile, work engagement is defined as a positive work attitude and performance that can improve overall company performance.This study aims to determine whether there is a positive relationship between self efficacy and work engagement to classroom teachers in inclusive schools. This research is a non-experimental quantitative research that tests the correlation between two variables using convenience sampling techniques. The measuring instrument used was a self-efficacy scale developed by Jerusalem and Schwarzer, and a work engagement scale developed by Schaufeli, González-Romá, and Bakker. The subjects in this study were 34 class teachers in inclusive schools in Jakarta. The results of the analysis using the Pearson correlation test have the results of r = 0.459, p = 0.006 <0.05, so it can be concluded that self efficacy has a significant positive relationship with work engagement to class teachers in inclusive schools. Then it can be said that the higher the self efficacy is, the higher the work engagement will be. Vice versa, the lower the self efficacy is, the lower the work engagement will be. 



Profesi guru kelas di sekolah inklusi bukanlah profesi yang mudah, terutama apabila guru kurang memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Kurangnya kompetensi dapat mempengaruhi efikasi diri yang dikaitkan dengan keterikatan kerja pada guru kelas. Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang atas kemampuan yang dimiliki oleh seseorang agar dapat menyelesaikan suatu tugas atau tujuan dan dapat menghasilkan efek positif yang diinginkan. Sementara keterikatan kerja adalah Keterikatan kerja didefinisikan sebagai sikap dan performa kerja positif yang dapat meningkatkan performa perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan keterikatan kerja pada guru kelas di sekolah inklusi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental yang menguji korelasi antar dua variabel dengan menggunakan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Efikasi Diri yang dikembangkan oleh Jerusalem dan Schwarzer, serta Skala Keterikatan Kerja yang dikembangkan Schaufeli, González-Romá, dan Bakker. Subyek pada penelitian ini merupakan 34 orang guru kelas di sekolah inklusi di Jakarta. Hasil analisis menggunakan uji korelasi Pearson memiliki hasil r = 0.459, p = 0.006<0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa efikasi diri memiliki hubungan positif yang signifikan dengan keterikatan kerja pada guru kelas di sekolah inklusi. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi efikasi diri, maka akan semakin tinggi keterikatan kerja. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah efikasi diri, maka semakin rendah juga keterikatan kerja.

Article Details

Section
Articles

References

Bakker, A. B., & Leiter, M. P. (2010). Work engagement a handbook of essential theory and research. New York: Psychology Press

Bandura, A. (1997). Self-efficacy: the exercise of control. New York: W. H. Freeman and Company

Feist, J., & Feist, G. J. (2009). Theories of personality. Singapore: McGraw-Hill

JawaPos.com. (2017). Guru pendamping khusus ABK tetap semangat di tengah minimnya SDM. https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/18/07/2017/guru- pendamping-khusus-abk-tetap-semangat-di-tengah-minimnya-sdm/

Kadir, A. (2015). Penyelenggaraan sekolah inklusi di indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1), 1-22. doi: https://doi.org/10.15642/jpai.2015.3.1.1-22

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Sekolah inklusi dan pembangunan SLB dukung pendidikan inklusi. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/02/

sekolah-inklusi-dan-pembangunan-slb- dukung-pendidikan-inklusi

King, L. A. (2014). The science of psychology. United States of America: McGraw-Hill

Lestari, R. A. (2014). Pengaruh kepemimpinan partisipatif dan komitmen organisasi terhadap efektifitas implementasi rencana stratejik pada madrasah aliyah di kabupaten sukabumi jawa barat. Skripsi: Universitas Pendidikan Indonesia

Lu, L., Lu, A. C. C., Gursoy, D., & Neale, N. R. (2015). Work engagement, job satisfaction, and turnover intentions A comparison between supervisors and line-level employees. International Journal of Contemporary Hospitality Management, 28(4), 737-761. doi:10.1108/IJCHM-07-2014-0360

Nisfiannoor, M. (2013). Pendekatan statistika modern: aplikasi dengan software SPSS dan Eviews. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti

PojokJabar.com. (2018). Pengorbanan guru sekolah inklusi sdn bojongherang, ikhlas tak digaji, inisiatif jual ikan asin. https://cianjur.pojoksatu.id/baca/pengorbanan-guru- sekolah-inklusi-sdn-bojongherang-ikhlas-tak-digaji-inisiatif-jual-ikan-asin

Prastadila, P. & Paramita, P. P. (2013). Hubungan antara emotional intelligence dengan self efficacy guru yang mengajar di sekolah inklusi tingkat dasar. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, 2(1), 35-45. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjdlr-GwuTtAhXC8XMBHfaCAfgQFjAAegQIARAC&url=http%3A%2F%2Fjournal.unair.ac.id%2FfilerPDF%2F110911165_Ringkasan.pdf&usg=AOvVaw1vMLcMhebDClrvxaxDfZk4

Rombot, O. (2017). Pendidikan inklusi. https://pgsd.binus.ac.id/2017/04/10/

pendidikan-inklusi/

Schaufeli, W. B., Salanova, M., González-Romá, V., & Bakker, A. B. (2002). The measurement of engagement and burnout: a two sample confirmatory factor analytic approach. Journal of Happiness Studies, 3, 71-92. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj_hKe2wuTtAhUhIbcAHR8YBAcQFjAAegQIAxAC&url=https%3A%2F%2Fwww.wilmarschaufeli.nl%2Fpublications%2FSchaufeli%2F178.pdf&usg=AOvVaw1JwcTIZp0vjhwaKldZAEdy

Simbula. S., Guglielmi, D., & Schaufeli, W. B. (2011). A three-wave study of job resources, self- efficacy, and work engagement among Italian schoolteachers. European Journal of Work and Organizational Psychology, 20(3), 285-304. doi: 10.1080/13594320903513916

Sugiyono. (2017). Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Sulistyadi, H. K. (2014). Implementasi kebijakan penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif di kabupaten sidoarjo. Kebijakan dan Manajemen Publik, 2(1), 1-10. https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj6lJGZw-TtAhXN63MBHayjCrYQFjAAegQIARAC&url=http%3A%2F%2Fjournal.unair.ac.id%2Fdownload-fullpapers-kmp08e4cbae56full.pdf&usg=AOvVaw2IJwcpWaH69stcUcizsxKJ

TribunJogja. (2018). Tak ada guru pendamping khusus di sekolah inklusi, kegiatan belajar ABK terhambat. https://jogja.tribunnews.com/2018/08/06/tak-ada-guru- pendamping-khusus-di-sekolah-inklusi-kegiatan-belajar-abk-terhambat?page=1