INTERVENSI ART THERAPY DALAM PENANGANAN KECEMASAN REMAJA BINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK X JAKARTA
Main Article Content
Abstract
Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan khawatir tentang kemungkinan bahaya pada masa depan. Terdapat masalah eksternal dan internal yang terjadi pada remaja. Jika individu memiliki masalah eksternalisasi, individu akan mengeluarkan masalahnya keluar dan muncul menjadi bentuk perilaku bermasalah. Sementara itu, jika individu mengalami masalah internalisasi, individu akan membawa masalah ke dalam diri mereka sendiri dan muncul dalam bentuk kecemasan dan depresi. Salah satu dari permasalahan tersebut adalah kenakalan remaja yang akhirnya dapat membuat remaja tersebut menjadi warga binaan di lembaga pembinaan. Kecemasan dapat terjadi karena persepsi masyarakat tentang warga binaan secara berlebihan memberikan efek buruk terhadap persepsi warga binaan di masyarakat tentang diri mereka, sehingga narapidana kehilangan rasa kepercayaan diri dan merasakan kecemasan menghadapi penerimaan masyarakat setelah hukuman berakhir. Dampak pada diri warga binaan yang mengalami kecemasan tidak hanya mempengaruhi fisiologis, tetapi juga pada aspek emosional dan aspek kognitif. Akhirnya, penerapan art therapy digunakan pada tujuh remaja untuk mengurangi tingkat kecemasan remaja tersebut. Ketujuh partisipan menunjukkan perilaku cemas yang dikeluhkan oleh petugas di lembaga pembinaan. Penelitian ini menggunakan quasi experimental one group pre-test post-test design di mana tes grafis dianalisa untuk mengetahui hasil sebelum dan sesudah dijalankan intervensi. Hasil akhir dari intervensi menyatakan bahwa art therapy dapat menurunkan kecemasan pada remaja.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
American Art Therapy Association. (n.d.). What is art therapy? https://arttherapy.org/what-is-art-therapy/
Bensimon, M., Einat, T., & Gilboa, A. (2015). The impact of relaxing music on prisoners’ levels of anxiety and anger. International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology, 59(4), 406-423. https://doi.org/10.1177/0306624X13511587
Berk, L. E. (2014). Development through the lifespan (6th ed.). Pearson Education.
Castellano, T. C., & Soderstrom, I. R. (1997). Self-esteem, depression, and anxiety evidenced by a prison inmate sample: Interrelationships and consequences for prison programming. The Prison Journal, 77(3), 259-280. https://doi.org/10.1177/0032855597077003003
Chitty, K. K., & Black, B. P. (2011). Professional nursing: Concepts & challenges. Elsevier.
Gussak, D. (2004). Art therapy with prison inmates: A pilot study. The Arts in Psychotherapy, 31(4), 245-259. https://doi.org/10.1016/j.aip.2004.06.001
Gussak, D. (2015). Why inmate #62456L doesn’t speak: A case for alternative therapies in prison. International Journal of Offender Therapy and Comparative Criminology, 59(8), 795-797. https://doi.org/10.1177/0306624X15590418
Elkis-Abuhoff, D. L. (2008). Art therapy applied to an adolescent with Asperger's syndrome. The Arts in Psychotherapy, 35(4), 262-270. https://doi.org/10.1016/j.aip.2008.06.007
Hooley, J. M., Butcher, J. N., Nock, M. K., & Mineka, S. (2016). Abnormal psychology (17th ed.). Pearson.
Jaya, T. P. (2022, July 23). Di dalam penjara, RF remaja 17 tahun kehilangan nyawa. Kompas.com. https://regional.kompas.com/read/2022/07/23/161600678/di-dalam-penjara-rf-remaja-17-tahun-kehilangan-nyawa?page=all
Kartono, K. (2011). Patologi sosial jilid 1. PT. Raja Grafindo Persada.
Khoeriyah, S. M., Lubis, D. P. U., & Istichomah. (2018). Effect of emotional Freedom technique for emotional stability in adolescent prisoners. Indonesian Nursing Journal of Education and Clinic (INJEC), 3(1), 15-21. http://doi.org/10.24990/injec.v3i1.169
Malchiodi, C. (2002). Handbook of art therapy. The Guilford Press.
Malchiodi, C. (2013, April 2). Defining art therapy in the 21st century. Psychology Today. http://www.psychologytoday.com/blog/the-healing-arts/201304/defining-art-therapy-in-the-21st-century
Mills, J. F., & Kroner, D. G. (2005). Screening for suicide risk factors in prison inmates: Evaluating the efficiency of the Depression, Hopelessness and Suicide Screening Form (DHS). Legal and Criminological Psychology, 10(1), 1-12. https://doi.org/10.1348/135532504X15295
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (11th ed.). McGraw-Hill.
Rappaport, L. (2009). Focusing-oriented art therapy accessing the body’s wisdom and creative intelligence. Jessica Kingsley Publishers.
Sinombor, S. H., Aranditio, S., Anugrahanto, N. C., Yulianus, J., & Ritonga, M. W. (2023, August 28). Masa depan anak terpidana terjerat stigma. Kompas. https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/08/27/masa-depan-anak-terpidana-terjerat-stigma
Umaiyah, S. (2021, November 1). Mantan warga binaan mengaku terima kekerasan di lapas narkotika Yogyakarta. IDN Times Jogja. https://jogja.idntimes.com/news/jogja/siti-umaiyah/mantan-warga-binaan-mengaku-terima-kekerasan-di-lapas-narkotika-yogyakarta?page=all
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Indonesia.
Wiger, D. E. (2009). The clinical documentation sourcebook: The complete paperwork resource for your mental health practice (4th ed.). John Wiley & Sons.