GUIDELINE RELOKASI PERMUKIMAN MASYARAKAT BERKULTUR BUGIS TERHADAP DAMPAK PENGADAAN TAMBANG DI KAMPUNG TAMBAK SEMBULUAN KOTABARU
Main Article Content
Abstract
Permukiman Kampung Tambak Sembuluan berada dalam perencanaan dan aktivitas penambangan perusahaan tambang yang memiliki Ijin Usaha Penambangan seluas 8.990,38 ha, di Desa Pantai Baru Kampung Tambak Sembuluan. Kampung ini berada pada aktivitas penambangan sehingga masuk dalam kawasan rawan bencana dan harus di relokasi. Permukiman ini merupakan permukiman masyarakat yang memiliki kultur etnis Bugis. Pada tahun 1989 orang pertama bermigrasi dari daerah Watang Sawitto atau Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dan membuka lahan tambak di Kampung Tambak Sembuluan. Pengembangan permukiman diikuti migrasi dari keluarga dan teman dari Watang Sawitto. Berjalannya waktu, terindikasi di bawah lahan permukiman terdapat kandungan batubara sehingga warga dan permukiman harus direlokasi. Untuk itu diperlukan guideline (panduan) relokasi permukiman yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Permukiman dan Analisis Dampak Lingkungan relokasi permukiman tersebut. Tujuan penelitian memberikan luaran berupa guideline relokasi permukiman masyarakat berkultur Bugis terkait dampak dari pengadaan tambang ke lokasi permukiman yang baru agar nuansa kultur etnis Bugis dapat dipertahankan. Penelitian dilakukan menggunakan metode induktif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian berupa guideline relokasi permukiman terhadap dampak penambangan dan penanganan relokasi sesuai konsep kultur etnis Bugis. Proses relokasi sesuai budaya, dan permukiman tersebut mampu menunjukan eksistensi sebagai permukiman tradisional dengan hunian yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungannya yang baru.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
Annisa, Carina, Marji, & Imam, K. (2023). Konsep Desain Bangunan Rumah Tradisional Suku Bugis (Studi Kritik Arsitektur). G-Tech : Jurnal Teknologi Terapan, 7(2), 610-617. doi:DOI : 10.33379/gtech.v7i2.2091
Artiningrum, P., & Sukmajati, D. (2017, 1). Adaptasi Arsitektur Vernakular Kampung Nelayan Bugis Di Kamal Muara. Jurnal Arsitektur Nalars, 16(1), 69-84. doi:DOI:10.24853/nalars.16.1.69-84
Aryani, A., & Sugir, A. (2017). Faktor-Faktor Kesediaan Direlokasi Masyarakat Dari Kawasan Rawan Longsor: Kasus Desa Tengklik, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Jurnal Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 6(4), 213-219. doi:https://doi.org/10.14710/tpwk.2017.18060
Bawole , P. (2015). Program Relokasi Permukiman Berbasis Masyarakat Untuk Korban Bencana Alam Letusan Gunung Merapi Tahun 2010 (Community Based Resettlement Program For The Victims Of Natural Disaster Of Merapi Volcano Eruption 2010). Jurnal Tesa Arsitektur, 13(2), 114-127. doi:DOI:10.24167/tes.v13i2.644
Creswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry And Research Design (2 ed.). London, United Kingdom: Sage Publication, Inc.
Fatimah, T. (2012). A Study on Community-based Cultural Landscape Conservation in Borobudur, Indonesia. Disertasi yang tidak dipublikasikan. Japan: Department of Urban Environmental Engineering, Graduate School of Engineering, Kyoto University.
Fatimah, T., Solikhah, N., Jayanti, T. B., & Indrawati, K. P. (2018). Pemetaan Budaya Di Kawasan Pedesaan: Studi Kasus Desa Giritengah, Borobudur. Jurnal Muara Sains Teknologi Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, 2(2), 562-571. doi:https://doi.org/10.24912/jmstkik.v2i2.3008
Hatta, A. J., & Sudradjat, I. (2020). Peran Sanro Bola Dalam Tradisi Membangun Rumah Tradisional Bugis. Arteks, 5(1), 57-66. doi:https://doi.org/10.30822/arteks.v5i1.119
Hidayah, A. R., Astuti, W., & Mukaromah, H. (2023). Dampak Perkembangan Permukiman Relokasi Kelurahan Mojosongo, Kota Surakarta Terhadap Perubahan Spasial Kawasan Sekitarnya. REGION: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif, 18(1), 17-37. doi:DOI: 10.20961/region.v18i1.53437
Kanki, K, Adhisakti, L.T. & Fatimah, T. (eds.) Borobudur as Cultural Landscape: Local Communities’ Initiatives for the Evolutive Conservation of Pusaka Saujana Borobudur, Kyoto: Kyoto University Press. 2015.
Pelras, C. (2006). Manusia Bugis. Jakarta: Nalar, Forum Jakarta Paris dan EFEO.
Puspitasari, S. D., Siswosukarto, S., Harahap, S., & Astuti, P. (2022). Analisa Perilaku Dan Ketahanan Rumah Adat Bugis Terhadap Beban Gempa. Jurnal Teknik Sipil, 16(4), 280-288. doi:DOI:10.24002/jts.v16i4.5666
Rukmana, D., Marpaung, P., Kuswartojo, T., Moersid, M. M., Permadi, D., Waluyo, D., . . . Prawestit, N. (2019). Jejak Langkah Hunian Layak Indonesia (1 ed.). (I. S. Ernawi, Ed.) Jakarta, Indonesia: PT. Mediatama Saptakarya (PT. Medisa) Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
Sutantio, A., Ismawan, G., Arifandy, M., & Hantono, D. (2021). Dampak Relokasi Terhadap Perubahan Ruang dan Sosial Ekonomi Masyarakat Permukiman Kalijodo di Jakarta. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 13(1), 9-14. doi:DOI:10.21776/ub.takoda.2021.013.01.2DOI:10.21776/ub.takoda.2021.013.01.2
Voller, R., & Hastiadi, F. F. (2023). Analisis Ekspor Batubara Indonesia pada Kawasan Rcep. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, 14(2), 109-120. doi:DOI: http://dx.doi.org/10.22212/jekp.v14i2.2300
Widayanti, R., Anggraeni, M., & Subagyo, A. (2013). Konsep Relokasi Permukiman Berdasarkan Tingkat Kerentanan di Sempadan Sungai Bengawan Solo Kecamatan Bojonegoro. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 5(1), 55-64. doi:https://tatakota.ub.ac.id/index.php/tatakota/article/view/158