GAMBARAN KESEJAHTERAAN SPIRITUAL REMAJA YANG MENGALAMI KEMATIAN AYAH
Main Article Content
Abstract
Banyak orang mencari kepuasan hidup melalui kesejahteraan. Kesejahteraan diharapkan dapat memberikan keharmonisan bagi manusia dari segi fisik, intelektual, sosial, mental, dan spiritual. Demikian pula spiritualitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi manusia untuk terus hidup. Setelah kematian ayah, kesejahteraan spiritual remaja merupakan indikator penting dari kualitas hidup remaja. Remaja yang kehilangan ayah karena kematian akan kesulitan untuk bertumbuh sesuai fase dan proses usia yang sesuai. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang kesejahteraan spiritual remaja pasca kematian ayahnya di gereja X Jakarta Barat. Pada umumnya, kesejahteraan hanya menilai kesehatan fisik, intelektual, sosial, dan mental, tanpa memperhatikan aspek penting dari kondisi spiritual seseorang. Penelusuran dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah empat orang remaja yatim piatu yang tergabung dalam Gereja X di Jakarta Barat. Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara. Menurut temuan penelitian, kesejahteraan spiritual remaja setelah kematian ayahnya di gereja X memiliki kualitas kesejahteraan spiritualitas yang tinggi dan memiliki hasil positif dari setiap dimensi yaitu dari relasi dengan diri sendiri, sesama, lingkungan, dan transenden.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
Faren, G., & Tumanggor, R. O. (2021). Gambaran Kesejahteraan Spiritual Usher Dewasa Madya Di Gereja X Jakarta. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 5(1), 20-28.
Fijianto, D., Andriany, M., & Hartati, E. (2020). Studi Deskriptif Spiritual Well Being Warga Binaan Pemasyarakatan Laki-laki berdasarkan Usia di Lembaga Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah: Studi Pendahuluan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(1).
Fisher, J. W. (2010). Spiritual health: Its nature and place in the school curriculum. Melbourne University Custom Book Centre.
Mirza, R., Sitorus, T. Y., Sitorus, R. A., Retta, C. T., Tarigan, N. B., & Nurhayani, N. (2022). Bagaimana Gambaran Proses Regulasi Emosi Pada Anak Yatim. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 11(4), 647-657. http://dx.doi.org/10.30872/psikostudia.v11i4.9077
Rustina, Rustina. "Keluarga dalam kajian Sosiologi." Musawa: Journal for Gender Studies 14.2 (2022): 244.
Suprapmanto, A. Y., Mukti, P., & Sujoko, S. (2023). Resiliensi remaja Pasca Kematian Salah Satu Orangtua diakibatkan kecelakaan. Philanthropy: Journal of Psychology, 7(1), 34. https://doi.org/10.26623/philanthropy.v7i1.6347
Suseno, M. N. (2013). Efektivitas Pembentukan Karakter spiritual untuk Meningkatkan optimisme TERHADAP Masa DEPAN Anak Yatim piatu. Jurnal Intervensi Psikologi (JIP), 5(1), 1–24. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol5.iss1.art1
Wijayanti, R. M., & Fauziah, P. Y. (2020). Keterlibatan Ayah Dalam Pengasuhan Anak. JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 15(2), 95–106. https://doi.org/10.21009/jiv.1502.1