HUBUNGAN ANTARA INTOLERANCE OF UNCERTAINTY DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI
Main Article Content
Abstract
Mahasiswa pada tahap akhir studinya harus menghadapi berbagai tantangan yang penuh ketidakpastian, seperti proses penyusunan tugas akhir, perencanaan karir, penyelesaian mata kuliah, dan lain-lain. Ketidakpastian dapat menimbulkan berbagai dampak psikologis seperti perasaan tidak menyenangkan, merasakan berbagai emosi negatif, stress, ketidakmampuan untuk mengambil keputusan, perubahan suasana hati, kecenderungan untuk menghindari situasi, meningkatnya rasa waspada, dan menganggap ketidakpastian sebagai hal yang negatif. Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang penuh ketidakpastian, ia dapat mengembangkan intoleransi terhadap ketidakpastian, yaitu individu berusaha menghindari peristiwa yang tidak pasti. Oleh karena itu, dalam menghadapi ketidakpastian tersebut, kondisi kesejahteraan psikologis seseorang berperan besar dalam menentukan sanggupkah ia menghadapi berbagai ketidakpastian tersebut. Dalam menghadapi intolerance of uncertainty (IU), kesehatan fisik maupun psikologis memiliki peranan yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara intoleransi terhadap ketidakpastian dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa yang sedang menulis skripsi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi non-eksperimental dengan metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampelnya adalah Accidental Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Intoleransi Ketidakpastian (IUS-12) dan Skala Kesejahteraan Psikologis, serta melibatkan 100 responden (54 perempuan dan 46 laki-laki). Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson menghasilkan skor r(100) = 0,029; p = 0,773, p > 0,5. Artinya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intoleransi terhadap ketidakpastian dengan kesejahteraan psikologis.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
Babbie, E. R. (2007). The practice of Social Research. Thomson Wadsworth.
Budiman. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press
Carleton, R. N., Norton, M. A. P. J., & Asmundson, G. J. G. (2007). Fearing the unknown: A short version of the Intolerance of Uncertainty Scale. Journal of Anxiety Disorders, 21(1), 105–117. https://doi.org/10.1016/J.JANXDIS.2006.03.014
Freeston, M. H., Rhéaume, J., Letarte, H., Dugas, M. J., & Ladouceur, R. (1994). Why do people worry? Personality and Individual Differences, 17(6), 791–
https://doi.org/10.1016/0191-8869(94)90048-5
Hammad, M. A. (2016). Future Anxiety and its relationship to students’ attitude toward academic specialization. Journal of Education and Practice, 7(15), 54–65. https://eric.ed.gov/?id=EJ1103253
Han, P. K. J., Klein, W. M. P., & Arora, N. K. (2011). Varieties of uncertainty in health care: a conceptual taxonomy. Medical Decision Making : An International Journal of the Society for Medical Decision Making, 31(6), 828. https://doi.org/10.1177/0272989X11393976
Retnawati, H. (2017). Teknik Pengambilan Sampel. Yogyakarta
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 57(6), 1069–1081. https://doi.org/10.1037/0022-3514.57.6.1069
Siswoyo, D. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press