PENERAPAN BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MELAKUKAN HEMODIALISIS
Main Article Content
Abstract
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retro perituneal bagian atas. Ginjal orang dewasa memiliki panjang 12 – 13cm dengan lebar 6cm dan berat sekitar 120-150gram. Fungsi reguler ginjal adalah mengangkut sisa – sisa metabolisme tubuh. Ketika ginjal tidak mampu lagi berfungsi, maka ginjal mengalami kegagalan gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa metabolisme tubuh. Penyakit ini terus berkembang secara perlahan hingga fungsi ginjal semakin memburuk. Hal ini menyebabkan penumpukan dalam tubuh berupa cairan yang apabila tidak dikeluarkan akan meracuni tubuh. Terapi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan hemodialisis. Hemodialisis (HD) adalah tindakan yang dilakukan untuk mencuci darah dengan tujuan membantu mengeluarkan zat – zat yang tidak diperlukan tubuh karena ginjal tidak dapat melaksanakan tugasnya lagi. Pasien tersebut juga harus menjaga asupan cairan harian agar tidak kelebihan cairan dalam tubuh. Untuk itu, dokter menganjurkan batasan asupan cairan yang harus dipatuhi. Namun, terkadang pasien sering tidak mematuhi hal ini karena sering merasa haus dan tidak dapat mengontrol asupan cairannya. Terapi psikologis yang dapat dilakukan adalah dengan behavior therapy. Tujuan dari intervensi behavior therapy yang dilakukan adalah untuk membantu subjek agar dapat memahami dan disiplin dalam memenuhi asupan cairan hariannya. Teknik yang digunakan adalah memberikan intervensi dengan modelling therapy dan dilakukan pada satu pasien (single-subject design) yang melakukan hemodialisis di Klinik X. Metode tersebut merupakan salah satu desain penelitian eksperimental yang digunakan untuk membantu mengidentifikasi efektivitas dari suatu intervensi. Hasil dari intervensi ini diharapkan subjek dapat memahami dengan baik kondisinya dengan bantuan behavior therapy sehingga subjek menjadi sadar akan pentingnya mentaati aturan asupan cairan hariannya. Terdapat peningkatan kepatuhan pada pasien setelah intervensi diberikan. Dapat dikatakan pendekatan behavior therapy dengan teknik modelling dapat membantu pasien untuk meningkatkan kepatuhan pasien akan asupan cairan hariannya
Article Details
References
American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders
(DSM-IV-TR) (4th ed.). Washington, DC: Author.
Bruner & Suddarth. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8. Jakarta: EGC
Byiers, B.J., Reichle, J., & Symons, F.J. (2012). Single-Subject Experimental Design For
Evidence-Based Practice. American Journal of Speech-Language Pathology. 21, 397-414
Cahyaningsih, D., Niken. (2009). Hemodialisis (Cuci Darah). Yogyakarta: Mitra Cendikia
Feist, J., & Feist, G. J. (2008). Theories of personality (7th ed.). New York: McGraw-Hill.
Hayani, Nora. (2014). Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal
Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUD kota Medan, Sumatera Utara
Price,P.A & Wilson, L.M. (2006). Gout, Pathofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta,
Departemen Kesehatan Jakarta
American Psychiatric Association. (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders
(DSM-IV-TR) (4th ed.). Washington, DC: Author.
Bruner & Suddarth. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8. Jakarta: EGC
Byiers, B.J., Reichle, J., & Symons, F.J. (2012). Single-Subject Experimental Design For
Evidence-Based Practice. American Journal of Speech-Language Pathology. 21, 397-414
Cahyaningsih, D., Niken. (2009). Hemodialisis (Cuci Darah). Yogyakarta: Mitra Cendikia
Feist, J., & Feist, G. J. (2008). Theories of personality (7th ed.). New York: McGraw-Hill.
Hayani, Nora. (2014). Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal
Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUD kota Medan, Sumatera Utara
Price,P.A & Wilson, L.M. (2006). Gout, Pathofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta,
Departemen Kesehatan Jakarta