PENERAPAN ART THERAPY UNTUK MENGURANGI GEJALA DEPRESI PADA NARAPIDANA
Main Article Content
Abstract
Narapidana yang menjalani hukuman pertama kali memiliki perasaan takut dan kekhawatiran akan kekerasan dibandingkan dengan narapidana yang telah berulangkali dipenjara, narapidana yang menjalani hukuman di atas lima tahun memiliki beban yang besar yang dapat memicu tingkat kecemasan, depresi dan psikosomatis. Salah satu dampak yang dialami narapidana adalah depresi yang merupakan gangguan dengan ciri-ciri perasaan sedih yang berkelanjutan hampir setiap hari, tidak tertarik untuk melakukan aktivitas apapun dan bahkan keinginan untuk membunuh diri. Art therapy ditemukan dapat mengurangi keparahan simptom depresi secara signifikan. Dengan ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan art therapy dapat mengurangi gejala depresi pada narapidana yang dihukum pertama kali dengan hukuman di atas lima tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Teknik pengambilan sampel purposive sampling dilakukan dengan memberikan alat ukur Patient Health Questionnaire – 9 (PHQ-9) untuk melihat tingkat depresi dan partisipan diseleksi apabila termasuk dalam golongan mild atau moderate. Lima dari dua puluh partisipan terpilih (2 partisipan dengan tingkat moderate dan 3 partisipan dengan tingkat mild) dan peneliti mengambil data individual menggunakan wawancara, Draw a Person Test, Baum, House-tree-person, dan Wartegg test untuk membantu peneliti berinteraksi dalam kelompok. Setelah enam sesi intervensi, ditemukan bahwa terdapat pengurangan pada tingkat gejala depresi, lima partisipan hanya memiliki simtom minimal.
Article Details
References
American Art Therapy Association. (2016). American Art Therapy Association. Retrieved 27
November 2016, from http://arttherapy.org/
Buchalter, S. I. (2009). Art Therapy Techniques and Applications.
Bar-Sela, G., Atid, L., Danos, S., Gabay, N., & Epelbaum, R. (2007). Art therapy improved
depression and influenced fatigue levels in cancer patients on chemotherapy. PsychoOncology,
(11), 980-984. http://dx.doi.org/10.1002/pon.1175
Beck, A. & Alford, B. (2014). Depression (1st ed.). Philadelphia: University of Pennsylvania
Press.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. (2013) (5th ed.). Washington, D.C.
Gussak, D. (2007). The Effectiveness of Art Therapy in Reducing Depression in Prison
Populations. International Journal of Offender Therapy And Comparative Criminology, 51(4),
-460. http://dx.doi.org/10.1177/0306624x06294137
Kandi, R. (2016). Syarat Justice Collaborator Jadi Kendala Dapatkan Remisi. [online] CNN
Indonesia. Available at: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160427193723-12-
/syarat-justice-collaborator-jadi-kendala-dapatkan-remisi/ [Accessed 29 Aug. 2017].
Kroenke, K., Spitzer, R. L., & Williams, J. B. W. (2001). The PHQ-9: Validity of a brief depression
severity measure. Journal of General Internal Medicine, 16(9), 606–613.
http://doi.org/10.1046/j.1525-1497.2001.016009606
MacKenzie, D. L. & Goodstein, L. I. (1985). Long-term incarceration impacts and characteristics
of long-term offenders: An empirical analysis. Criminal Justice and Behavior, 12, 395-414.
Malchiodi, C. (2012). Handbook of art therapy (1st ed.). New York: Guilford Press.
Rubin, J. A. (2005). Artful therapy. Artful therapy. Retrieved from
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=reference&D=psyc4&NEWS=N&AN=
-05002-000
Smslap.ditjenpas.go.id. (2017). Data Terakhir Jumlah Penghuni Perkanwil.
http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/monthly [Accessed 24 Aug. 2017].
Souza, K. and Dhami, M. (2010). First-Time and Recurrent Inmates’ Experiences of
Imprisonment. Criminal Justice and Behavior, 37(12), pp.1330-134
University of Gothenburg. (2017, November 6). Clear effect of art therapy on severe
depression. ScienceDaily. Retrieved May 15, 2018 from
www.sciencedaily.com/releases/2017/11/171106100128.htm
Winanti, (2017, Agustus 28). Komunikasi Personal.