PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG MEMILIH UNTUK TIDAK MEMILIKI ANAK

Main Article Content

Devita Komala
Maria Tri Warmiyati D.W.

Abstract

Pandangan masyarakat Indonesia melihat adanya kehadiran anak dalam sebuah pernikahan merupakan hal yang penting. Hal ini membuat pilihan pasangan suami istri yang memilih untuk tidak memiliki anak (voluntary childless) dianggap negatif. Meskipun begitu masih ada pasangan suami istri yang memilih untuk tidak memiliki anak dibuktikan terlihat dari munculnya komunitas-komunitas childfree di Indonesia. Karena keputusan untuk memiliki anak adalah keputusan antara suami dan istri maka peneliti ingin menelusuri bagaimana proses pengambilan keputusan yang terjadi pada pasangan suami istri yang memutuskan untuk tidak memiliki anak tersebut. Proses pengambilan keputusan pada pasangan voluntary childless oleh Lee & Zvonkovic merupakan proses diadik yang dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap agreement, acceptance, dan closing the door dengan dua faktor pendorong dalam prosesnya yaitu faktor importance of the relationship dan strength of the conviction. Metode penelitian yang dipakai adalah metode kualitatif naratif dengan mewawancarai tiga pasangan suami istri voluntary childless dan di analisa dengan metode analisa tematik serta validitas dilakukan dengan triangulasi dan member checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang memutuskan untuk memilih tidak memiliki anak berproses dari tahap agrrement sampai ke tahap acceptance. Masing-masing pasangan memiliki proses pengambilan keputusan dengan durasi waktu yang berbeda-beda. Pada proses pengambilan keputusan tersebut, ketiga pasangan mengalami revisitation dan reaffirmation, mengandai (musings) serta harus menghadapi desakan dan tekanan sosial untuk memiliki anak dari lingkungan. Proses pengambilan keputusan tersebut didorong oleh dua faktor yaitu faktor pentingya hubungan pernikahan pasangan (importance of the relationship) dan faktor kuatnya keyakinan untuk voluntary childless (strength of the conviction).

Article Details

Section
Articles

References

Apriliana, W. D., & Nurchayati, N (2019). Pandangan hari tua pasangan yang tidak memiliki anak. Jurnal Penelitian Psikologi, 6 (2), 1-13.

Brooks (2007). "Being true to myself": A ground theory exploration of the process and meaning of the early articulation of intentional childlessness. Institute of Transpersonal Psychology, Palo Alto, CA.

Carroll, L. (2000). Families of two: interviews with happily married couples without children by choice. Xlibris Corporation.

Carroll, L. (2018). The intentionally childless marriage. Voluntary and Involuntary Childlessness. Emerald Publishing Limited.

Creswell, J.W., & Poth, C.N. (2018). Qualitative inquiry and research design (4th ed.). Sage Publication.

Fahmi, S., & Pinem, M. (2018). Analisis nilai anak dalam gerakan keluarga berencana bagi keluarga melayu. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 112-119.

Fiori, F., Rinesi, F., & Graham, E. (2017). Choosing to remain childless? a comparative study of fertility intentions among women and men in Italy and Britain. European Journal of Population, 33(3), 319-350.

Gillespie, R. (2003). Childfree and feminine: understanding the gender identity of voluntarily childless women. Gender & Society, 17, 122-136. Brooks, C.

Hartoyo, H., Latifah, M., & Mulyani, S. R. (2011). Studi nilai anak, jumlah anak yang diinginkan, dan keikutsertaan orang tua dalam program KB. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 4(1), 37-45.

Hapsari, I. I., & Septiani, S. R. (2015). Kebermaknaan hidup pada wanita yang belum memiliki anak tanpa disengaja (involuntary childless). JPPP-Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, 4(2), 90-100.

Houseknecht, S. K. (1979). Timing of the decision to remain voluntarily childless: evidence for continuous socialization. Psychology of Women Quarterly, 4(1), 81-96.

Inhorn, M. C., & Smith-Hefner, N. J. (2018). Waithood: Gender, Education, and Global Delays in Marriage and Childbearing (Vol. 47). Berghahn Books.

Indonesia Childfree Community. (n.d.). Home [Facebbok Page]. Facebook. Diambil 20 Mei 2020 dari https://web.facebook.com/childfreelife.id/

Iskandar, A. M., Kasim, H., Halim, H. (2019). Upaya pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak dalam mempertahankan harmonisasi keluarganya. Society. 7(2). 146-162.

Kasnodihardjo, K. (2014). Nilai anak dalam keluarga dan upaya pemeliharaan kesehatannya (suatu studi etnografi di desa gadingsari, kabupaten bantul). Indonesian Journal of Health Ecology, 13(4), 354-362.

Keizer, R. (2010) Remaining childless. causes and consequences from a life course perspective. Utrecht: ICS dissertation series 160.

Laksono, A. D., & Wulandari, R. D. (2019). “Anak adalah aset”: meta sintesis nlai anak pada suku lani dan suku aceh. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(1), 11-20.

Letherby, G. (2002). Childless and bereft? stereotypes and realities in relation to ‘voluntary’and ‘involuntary’childlessness and womanhood. Sociological Inquiry, 72(1), 7-20.

Lee, K. H., & Zvonkovic, A. M. (2014). Journeys to remain childless: s grounded theory examination of decision-making processes among voluntarily childless couples. Journal of Social and Personal Relationships, 31(4), 535–553. https://doi.org/10.1177/0265407514522891

Mardiyan, R., & Kustanti, E. R. (2016). Kepuasan pernikahan pada pasangan yang belum memiliki keturunan. Jurnal Empati. 5(3), 558-565.

Mosher, W. D., & Bachrach, C. A. (1982). Childlessness in the united states estimates from the national survey of family growth. Journal of family issues, 3(4), 517–543. https://doi.org/10.1177/019251382003004006

Oktavia, W., & Fitriani, E. (2020). Kehidupan Perkawinan Pasangan Tanpa Anak. Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, 3(2).

Park, K. (2005). Choosing childlessness: Weber's typology of action and motives of the voluntarily childless. Sociological inquiry, 75(3), 372-402.

Panggabean, G.S. (2014). Involuntary childlessness, stigma, and woman’s identity. Sosiologi Reflektif. 9 (1). 52-62.

Patnani, M., Takwin, B., Dahlan, W. W. (2020). The lived experience of involuntary childless in Indonesia: phenomenological analysis. Journal of Educational, Health and Community Psychology. 9 (2). 166-183.

Raymo J. M., Park, H., Xie, Y., Yeung, W. J. (2015). Marriage and family in east asia: continuity and change. Annual Review of Sociology. 41: 471–92

Ruslan, I. (2017). Nilai Anak” dalam perspektif masyarakat multi etnik dan agama. J Pendidik Sosiol dan Hum, 8(2), 18-33.

Santrock, J. W. (2011). Life-span development. New York: McGraw-Hill.

Waren, W., & Pals, H. (2013). Comparing characteristics of voluntarily childless men and women. Journal of Population Research, 30(2), 151-170.

Wholey, J. S., Hatry, H. P., & Newcomer, K. E. (1994). Handbook of practical program evaluation. San Francisco: Jossey-Bass.

Willig, C. (2013). Introducing qualitative research in psychology. McGraw-hill education (UK).