DELAPAN TRADISI DALAM MAKANAN SEBAGAI IDENTITAS ETNIS TIONGHOA KOTA TANJUNGPINANG

Main Article Content

Mariati Mariati
Andreas Andreas

Abstract

Identitas budaya Indonesia masih menjadi pertanyaan bagi kami semua, karena sebenarnya bentuk budaya yang sudah ada yaitu bentuk budaya lokal dari suku maupun wilayah tertentu. Seperti contohnya kota yang dijuluki Tanah Melayu yaitu Kota Tanjungpinang, sempat menjadi kota yang didominasi oleh etnis Tionghoa dengan persentase terbanyak yaitu 58,86%. Tentunya dengan banyaknya persebaran orang Tionghoa dari suku yang berbeda di berbagai kawasan Tanjungpinang juga akan mempengaruhi budaya masyarakat setempat. Seperti contohnya, setiap tahun terdapat 8 (delapan) tradisi lokal Tionghoa Tanjungpinang yang diselenggarakan rutin dan penduduk lokal juga banyak yang berkontribusi pada acara tersebut. Makanan pada saat perayaan tradisi lokal tersebut juga beragam, disesuaikan dengan jenis praktek budaya dan kepercayaan penduduk etnis Tionghoa setempat. Masing-masing penyajian memiliki arti dan makna penting dalam suatu adat dan hal ini bermanfaat sebagai identitas budaya lokal setempat. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif melalui teknik pengumpulan data dari etnografi, wawancara mendalam, diskusi kelompok dan pembeli anonim (Wheeler, 2009),peneliti menjabarkan penemuan-penemuan dari arti dan makna setiap makanan yang dapat dijadikan bentuk identitas budaya. Penentuan makanan atas dasar yang paling sering dikonsumsi atau digunakan sebagai sesajen. Tujuan penelitian ini agar dapat mengidentifikasikan tradisi lokal etnis Tionghoa Tanjungpinang melalui makanan yang kemudian dapat di desain melalui identitas visual pada tahap penelitian selanjutnya dan diaplikasinya pada berbagai media promosi sehingga dapat membantu pariwisata kota Tanjungpinang.

Article Details

Section
Articles

References

Wheeler, A. (2009). Designing Brand Identity - An Essential Guide for The Whole Branding Team. New Jersey: John Wiley & Sons.

Graat, H. J., & Pigeaud, T. G. (1984). Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries. Melbourne: Monash University.

Purcell, V. (1966). The Chinese in Southeast Asia. Oxford University Press.

Boutaud, J.-J., Becut, A., & Marinescu, A. (2016). Food and culture. Cultural patterns and practices related to food in everyday life. Introduction. International Review of Social Research, 1-3.

Mahendra, M. A., Patusuri, S. A., Dwijendra, N. K., & Putra, I. D. (2020). The Meaning of Local Culture Eelements and Urban Elements As Forming The Identity of The Klungklung Urban Area, Bali, Indonesia. PalArch's Journal of Archaelogy of Egypt/Egyptology, 11563-11580.

Albala, K. (2013). Food: A Cultural Culinary History. Virginia: The Great Courses.

Minghua, L. (2017). A Comparative Study To The Ghost Festival in Fujian And The Obon Festival in Okinawa. Studi Etnis GuangXi, 68 - 76.

Leedy, P. D., & Ormrod, J. E. (2001). Practical Research Planning and Design. 7th Edition. New Jersey: Merrill Prentice Hall.

Apuke, O. D. (2017). Quantitative Research Methods: A Synopsis Approach. Kuwait Chapter of Arabian Journal of Business and Management Review, 40-47.

Corbin, J., & Strauss, A. (2014). Basics of Qualitative Research: Techniques and Procedures for Developing Grounded Theory, 4th edition. San Jose: SAGE Publications, Inc.

Lune, H., & Berg, B. L. (2017). Qualitative Research Methods for the Social Sciences, 9th Edition. Long Beach: Pearson.

W.Creswell, J. (2002). Research Design: Quantitative, Qualitative and Mixed Methods Approach (2nd ed.). SAGE Publications.

Jian, Z. R., & Gao, C. Y. (2014). ??????? Respected the 7th Day of Lunar New Year. Journal of Agriculture Knowledge.

Fu, L. J. (2020). The Essentialist Position of Intangible Cultural Heritage Protection: Based on the Memory of the Ching Ming Festival. Journal of Gannan National University, 33-40.

Mei, J. D. (2015). Winter Solstice Customs in Fujian and Taiwan. Journal of Adolescent Health.