KONTRIBUSI MULI MEKHANAI DALAM MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL TRADISI BELANGIRAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Main Article Content

Yusuf Perdana
Mia Oktavia
Istiqomah Istiqomah
Novita Sari

Abstract

Masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman tradisi dan latar belakang kearifan lokal yang berbeda. Kebudayaan daerah yang dimiliki Bangsa Indonesia harus dijaga dan dilestarikan oleh semua warga negara terutama generasi muda yang dalam Bahasa Lampung disebut Muli Mekhanai. Muli Mekhanai harus memiliki nilai-nilai luhur, cinta tanah air, dan harus mempertahankan tradisi dan kearifan lokal sebagai identitas bangsa. Salah satu kearifan lokal yang dapat yang harus tetap dilestarikan yakni Tradisi Belangiran yang terdapat di Kelurahan Negeri Olok Gading, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data melalui studi pustaka, kemudian metode yang digunakan yaitu metode wawancara, metode yang digunakan juga berupa metode dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung Pada Bulan Juni hingga Juli Tahun 2020. Subjek penelitian ini adalah ibu Helina selaku Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung, Indina Khansa dan Tri Wulandari selaku muli mekhanai yang turut melestarikan Tradisi Belangiran di Desa Negeri Olok Gading, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Masyarakat dan pemerintah dalam pelestarian Tradisi Belangiran, salah satu bentuk upaya pelestarian yang dilakukan yaitu menjadikan Tradisi Belangiran sebagai event tahunan, 2. Adanya kontribusi Muli Mekhanai dalam upaya pelestarian Tradisi Belangiran, salah satu bentuk kontribusi yang dilakukan oleh Muli Mekhanai yaitu dengan berkontribusi langsung dalam acara Tradisi Belangiran, 3. Tradisi Belangiran memberikan dampak kepada kehidupan masyarakat diantaranya dalam bidang religi, sosial budaya dan ekonomi.

Article Details

Section
Articles

References

Ade, V., & Affandi, I. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Mengembangkan Keterampilan Kewarganegaraan (Studi Deskriptif Analitik Pada Masyarakat Talang Mamak Kec. Rakit Kulim, Kab. Indragiri Hulu Provinsi Riau). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(1), 77. https://doi.org/10.17509/jpis.v25i1.3671

Basyari, I. W. (2014). Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) Tradisi Memitu Pada Masyarakat Cirebon. Edunomic, 2.

Budiman, B. (2012). “Belangiran” Tradisi Mandi Sambut Ramadan. Lampungantaranews. https://lampung.antaranews.com/berita/263528/belangiran-tradisi-mandi-sambut-ramadan

CNNIndonesia. (2020). Belangiran, Tradisi Mandi Massal di Lampung Jelang Ramadhan. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200423162714-269-496636/belangiran-tradisi-mandi-massal-di-lampung-jelang-ramadhan

Fx Samingin. (2016). Eksplorasi Fungsi dan Nilai Kearifan Lokal Dalam Tindak Tutur Melarang di Kalangan Penutur Bahasa Jawa Dialek Standar. Transformatika, 12.

Hellina. (2020). Interview.

Indina Khansa. (2020) Interview

KompasTV. (2020). Tradisi Ramadhan : Sejarah Blangiran, Mandi Bersih Jelang Ramadhan asal Lampung. https://www.kompas.tv/article/79315/tradisi-ramadhan-sejarah-blangiran-mandi-bersih-jelang-ramadhan-asal-lampung

Muhammad Irvan. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Ta’aruf Muli Mekhanai Dalam Acara Perkawinan Saibatin Perspektif Islam. Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Mulyadi, M. (2013). Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 15(1), 128. https://doi.org/10.31445/jskm.2011.150106

Muzakkir. (2015). Generasi Muda dan Tantangan Adab Modern serta Tanggung Jawab Pembinaannya. Al Ta’dib, 8(2), 111–134.

Njatrijani, R. (2018). Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang. Gema Keadilan, 5(1), 16–31. https://doi.org/10.14710/gk.5.1.16-31

Nur Bintari, P., & Darmawan, C. (2016). Peran Pemuda Sebagai Penerus Tradisi Sambatan Dalam Rangka Pembentukan Karakter Gotong Royong. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(1), 57. https://doi.org/10.17509/jpis.v25i1.3670

Qodratin, S. (2014). Belangiran, Tradisi Orang Lampung Sambut Datangnya Bulan Puasa Ramadhan. https://www.teraslampung.com/belangiran-tradisi-orang-lampung-sambu/

Rahmat, P. S. (2009). Penelitian Kualitatif. Equilibrium, 5, 8. yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurnal-Penelitian-Kualitatif.pdf

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374

Saputro, C. H. . (2020, April). Belangiran. Tradisi Orang Lampung. https://alif.id/read/cs/belangiran-tradisi-orang-lampung-menjemput-ramadhan-b227778p/

Sari, D. K. . (2018). Bulangekh. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Taryono. (2014). Belangiran, Simbol Menyucikan Diri Jelang Ramadhan. http://lampung.tribunnews.com

Winardi. (1999). Pengantar Ilmu Penjualan. Citra Aditya Bakti.

Yuliani, E. (2010). Makna Tradisi “Selamatan Petik Pari” Sebagai Wujud Nilai- Nilai Religius Masyarakat Desa Petungsewu Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Universitas Negeri Malang.

Yusuf Perdana, Sumargono, S., & Rachmedita, V. (2019). Integrasi Sosiokultural Siswa Dalam Pendidikan Multikultural Melalui Pembelajaran Sejarah. Jurnal Pendidikan Sejarah, 8(2), 79–98. https://doi.org/10.21009/jps.082.01