HUBUNGAN KECERDASAN SOSIAL DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA

Main Article Content

Garvin Garvin

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk meneliti hubungan antara kecerdasan sosial dan kesepian pada remaja. Diketahui bahwa remaja mudah mengalami kesepian sebagai akibat dari proses perkembangan secara fisik, kognitif, maupun psikososial. Kesepian memiliki dampak yang negatif baik untuk perkembangan serta kesehatan mental remaja seperti perilaku delinkuen, depresi, hingga kecanduan dengan permainan online; sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa salah satu penyebab remaja mengalami kesepian adalah perasaan tidak diterima, tidak dipahami, dan kesulitan dalam berinteraksi secara sosial (Bruno dalam Tiska, 2012). Remaja dengan harga diri yang rendah juga rentan mengalami kesepian (Nurmina, 2008), sedangkan dalam penelitian sebelumnya diketahui bahwa kecerdasan sosial berhubungan secara positif dengan harga diri (Alfiasari, Latifah, dan Wulandari, 2011). Penelitian ini melibatkan 165 partisipan yang berada pada rentang remaja dan berdomisili di Jakarta, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tromso Social Intelligence Scale dan UCLA Loneliness Scale versi 3. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan sosial dengan kesepian pada remaja (rs = -0,332, p = 0,000). Simpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi kecerdasan sosial pada remaja, maka akan semakin rendah kesepian yang dialami oleh remaja, demikian pula dengan sebaliknya. Peneliti kemudian menyarankan agar orangtua maupun pendidik juga perlu memerhatikan dan melatih kecerdasan sosial remaja agar tidak mudah mengalami kesepian.

Kata kunci: Kecerdasan sosial, kesepian, remaja

 

Article Details

Section
Articles

References

Acquah, E.O., Topalli, P., Wilson, M.L., Junttila, N., & Niemi, P.M. (2016). Adolescent

loneliness and social anxiety as predictors of bullying victimisation. International

Journal of Adolescence and Youth, 21(3), pp. 320-331.

Agusti, .R.D.C.W., & Leonardi, T. Hubungan antara kesepian dengan problematic internet use

pada mahasiswa. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 4(1), pp. 9-13.

Alfiasari, Latifah, M., & Wulandari, A. (2011). Pengasuhan otoriter berpotensi menurunkan

kecerdasan sosial, self-esteem, dan prestasi akademik remaja. Jurnal Ilmu Keluarga dan

Konsumen, 4(1), h. 46-56.

Baron, R.A. & Byrne, D. 2005. Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.

Goleman, D. (2006). Social intelligence. New York, NY: Bantam Book.

Gultom, M.S. (2005). Kesepiankah anak remaja kita di rumah?. Diunduh dari

http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=169.

Hardie, E., (2007). Excessive internet use: The role of personality. Australian Journal of

Emerging Technologies and Society, 5(1), pp. 34-47.

Laursen, B., & Hartl., A.C. (2013). Understanding loneliness during adolescence: Developmental

changes that increase the risk of perceived social isolation. Journal of Adolescence,

(6), pp. 1261-1268.

Mahon, N.E., Yarcheski, A., Yarcheski, T.J., Cannella, B.L., Hanks, M.M. (2006). A meta-

analytic study of predictors for loneliness during adolescence. Nursing Research, 55(5),

pp. 308-315.

Nurmina. (2008). Peran persahabatan dan harga diri terhadap kesepian pada remaja (Tesis

tidak diterbitkan). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Page, R.M. (2006). Hopelessness & loneliness among suicide attempters in school-based

samples of Taiwanese, Philipine & Thai adolescents. School Psychology International, 7,

-596.

Papalia, D.E., & Martorell, G. (2014). Experience human development (13th ed.). New York,

NY: McGraw-Hill.

Reis, O., & Buhl, H. M. (2008). Individuation during adolescence and emerging adulthood–five

German studies. International Journal of Behavioral Development, 32(5), pp. 369–371.

Russell, D.W. (1996). UCLA loneliness scale (version 3): Reliability, validity, and factor

structure. Journal of Personality Assessment, 66, h.20-40.

Santrock, J.A. (2005). Adolescence (7th ed.). New York, NY: Mc.Graw-Hill.

Silvera, D.H., Martinussen, M., & Dahl, T.I. (2001). The Tromsø Social Intelligence Scale: A

self-report measure of social intelligence. Scandinavian Journal of Psychology, 42,

h.313-319.

Tiska, S.Y. (2012). Hubungan antara kesepian dan kebutuhan afiliasi pada remaja akhir yang

senang clubbing (Skripsi tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma,

Jakarta.

Triani, A. (2012). Pengaruh persepsi penerimaan teman sebaya terhadap kesepian pada remaja.

Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, 1(1), pp.128-134.

Hidayati, N.W. (2016). Hubungan harga diri dan konformitas teman sebaya dengan kenakalan

remaja. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, 1(2), h.31-36.

Vanhalst, J., Luyckx, K., & Goossens, L. (2014). Experiencing loneliness in adolescence: A

matter of individual characteristics, negative peer experiences, or both? Social

Development, 23(1), pp.100-118.

Zhao, J., Kong, F., & Wang, Y. (2012). Self-esteem and humor style as mediators of the effects

of shyness on loneliness among Chinese college students. Personality and Individual

Differences, 52, pp.686–690.