Hubungan Lama Pemberian Makanan Tambahan Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi dan anak Balita Di Puskesmas Kelurahan Meruya Utara Kecamatan Kembangan Jakarta Barat 26 November -10 Desember 2008

Main Article Content

Catherine Catherine
Agnes Stephanie
Glenn Glenn
Yossie Sagitta H

Abstract

Selama bulan Januari-Desember 2007 di Puskesmas Kelurahan Meruya Utara tercatat sebanyak 19,8% bayi dan anak balita mengalami gizi buruk, dan 33% di antaranya tidak mengalami peningkatan berat badan walaupun telah diberikan pemberian makanan tam­ bahan (PMT). Pemberian makanan tambahan memiliki kendala, karena jumlah penderita gizi buruk melebihi PMT yang tersedia sehingga lama PMT menjadi tidak optimal. Pe­ nelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lama PMT dengan peningka­ tan berat badan bayi dan anak balita gizi buruk. Penelitian menggunakan desain analitik case control. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive non random sampling terhadap 258 responden, dengan jumlah kasus dan kontrol sama yaitu 129 responden, selama 2 minggu. Data dikumpulkan melalui wawancara, melihat pencatatan dan pen­ gukuran langsung dengan alat ukur berupa kursioner untuk variabellama  PMT dan KMS sedangkan dacin serta uniscale untuk variabel berat badan. Daripenelitian didapatkan 118 orang (45,74 %) mendapatkan PMT:S1 bulan dan 140 orang (54,26%) mendapat PMT>1 bulan. Di antara 129 kasus yang tidak mengalami peningkatan berat badan, 62 responden (48,06%) mendapat PMT selama s1 bulan sedangkan di antara 129 kontrol yang men­ galami peningkatan berat badan, 56 orang (43,41%) mendapat PMT selama :S1 bulan. Walaupun pada penelitian ini ditemukan asosiasi lemah (OR=1,21) antara lama PMT dan peningkatan berat badan namun asosiasi tersebut tidak bermakna (0,30<p-va/ue<0,50) secara statistik. Asosiasi lebih kuat (OR=2,72) dan bermakna (p<0,01) ditemukan antara cara PMT dan peningkatan berat badan.

Article Details

Section
Artikel Asli