PENELITIAN RUANG KOTA PRODUKTIF PANGAN: EKSPLORASI TERHADAP POTENSI RUANG HUNIAN VERTIKAL DAN RUANG PUBLIK JAKARTA

Main Article Content

Klara Puspa Indrawati
Priscilla Epifania Ariaji
Nathania Nathania

Abstract

The excessively complicated food production-distribution-consumption, as evident in Jakarta today will result in economic, ecological, health, and even socio-cultural losses for the citizens. Food produced outside the area of a city means increasing carbon foot print, cutting off direct relations between producers and consumers as the key to controlling food quality, the emergence of intermediary traders, and city residents not knowing about good food sources. Living involves a bond of dependency between three elements: the body, food, and shelter. For city dwellers, their body are becoming increasingly detached from their shelter. Jakarta residents must face the complicated problem of land limitations, land prices that are becoming increasingly expensive, as well as their occupation as employees that does not allow producing their own food. Dependence of a city on food production outside its region or on industrial food cannot guarantee the future fulfillment of citizens' food with environmental quality that is predicted to experience degradation. This research was meant to present food production space in the context of housing and city public spaces. The method in this research is participatory and experimental by involving researchers and Jakarta residents to produce a study and directions on vertical farming design. Furthermore, it is hoped that some of the prototype designs produced can educate Jakarta citizens about the economic and ecological benefits of simple farms around their dwellings.

ABSTRAK: Rantai produksi-distribusi-konsumsi pangan yang terlalu panjang, seperti yang terjadi di Jakarta hari ini akan menciptakan kerugian ekonomi, ekologis, kesehatan, bahkan sosio-kultural bagi warga kota itu sendiri. Pangan yang dihasilkan di luar daerah suatu kota berarti meningkatkan carbon foot print, memutus hubungan langsung antara produsen dan konsumen sebagai kunci mengontrol kualitas pangan, munculnya pedagang perantara, dan hilangnya pengetahuan warga kota tentang sumber pangan yang baik. Praktek bertinggal selalu melibatkan ikatan ketergantungan antara tiga unsur: tubuh penghuni, makanan, serta tempat tinggal. Tubuh warga kota semakin terlepas dari ikatan terhadap tempat tinggal mereka. Warga Jakarta harus menghadapi masalah pelik soal keterbatasan lahan, harga lahan yang semakin mahal, serta kesibukan sehari-hari sebagai pekerja yang tak memungkinkan penduduk kota memproduksi makanan seminimal apapun. Ketergantungan suatu kota terhadap produksi pangan di luar daerahnya maupun terhadap makanan industrial tidak dapat menjamin pemenuhan pangan warga di masa depan dengan kualitas lingkungan hidup yang diprediksi mengalami degradasi. Penelitian ini dibuat untuk menghadirkan ruang produksi pangan pada konteks pemukiman maupun dan ruang publik kota. Metode dalam penelitian bersifat partisipatif dan eksperimental dengan melibatkan peneliti dan warga pemukiman Jakarta untuk menghasilkan studi dan arahan tentang rancangan pertanian vertikal. Selanjutnya, diharapkan beberapa prototype desain yang dihasilkan dapat mengedukasi warga Jakarta tentang manfaat ekonomi dan ekologis dari pertanian sederhana di sekitar hunian mereka.

Article Details

How to Cite
Indrawati, K. P., Ariaji, P. E., & Nathania, N. (2019). PENELITIAN RUANG KOTA PRODUKTIF PANGAN: EKSPLORASI TERHADAP POTENSI RUANG HUNIAN VERTIKAL DAN RUANG PUBLIK JAKARTA. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 1(1). https://doi.org/10.24912/jbmi.v1i1.1896
Section
Articles

References

Amal, Ida. (2017, April). Personal Interview

Ariaji, P.E. (2017-akan terbit). Jajak Pasar Jakarta. Jakarta

Caplow, T. (2009). Building integrated agriculture: Philosophy and practice. In Urban futures 2030: Urban development and urban lifestyles of the future, ed. Heinrich Bo¨ll Foundation, 54–58. Berlin, Germany: Heinrich-Bo¨ll-Stiftung.

De Zeeuw, H. (2011). Cities, climate change and urban agriculture. Urban Agriculture Magazine 25: 39–42.

Despommier, D. (2010). The vertical farm: Feeding the world in the 21st Century. New York: Thomas Dunne Books.

Foley, Jonathan. (2014). Masa Depan Pangan. National Geographic Indonesia,

Vol. 10(05), 23-31.

Food and Agriculture Organization (FAO). (2011). FAO statistical yearbook 2010. Rome: FAO.

Food and Agriculture Organization (FAO). (2012). FAO’s views on bioenergy. http://www.fao.org/bioenergy/47280/en/. Accessed 7 Nov 2012.

Malthus, Thomas Robert. (1798). An Essay on the Principle of Population. London: J. Johnson.