MENINGKATKAN KETANGGUHAN ORANG TUA SISWA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN HIDUP AKIBAT PANDEMI

Main Article Content

Yohanes Budiarto

Abstract

Pandemi COVID-19 memberikan hambatan tak terduga bagi keluarga di seluruh dunia. Pandemi COVID-19 memberikan hambatan yang signifikan bagi orang dewasa, anak-anak, dan rumah tangga. Terlepas dari dampak psikologis yang parah dari pandemi COVID-19, beberapa individu tidak mengalami tekanan psikologis yang tinggi dan dapat disebut tangguh (resilien). Namun demikian, satu pertanyaan sentral yang penting adalah: seberapa tangguh individu telah terbukti dalam menghadapi pandemi virus corona yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berkepanjangan? Pembelajaran online di masa wabah COVID-19, memberikan tekanan mental pada orang tua dan anaknya sehingga membutuhkan ketahanan yang luar biasa ketika orang tua mendapatkan tugas tambahan untuk mendampingi anak dalam pembelajaran online yang dilakukan di rumah. Permasalahan ketangguhan orang tua menjadi sentral dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan dan menyusahkan dalam keluarga. Tidak terlepas, kondisi ketangguhan yang menurun dari mitra program pengabdian juga teridentifikasi melalui pengukuran ketangguhan psikologis mereka. Kondisi ini membutuhkan intervensi terhadap orang tua siswa melalui psiko edukasi pemahaman tentang stress, ketahanan dan praktik welas asih diri. Welas asih diri sudah terbukti meningkatkan afek positif pada individu yang mempraktikkannya sehingga dapat mentransformasi kedukaan, penderitaan, dan kesusahan mitra menjadi emosi positif. Praktik welas asih diri melibatkan tiga kegiatan terbimbing yaitu (a) pemindaian tubuh welas asih diri, (b) penerimaan diri, dan (c) memeluk penderitaan. Psikoedukasi dan praktik welas asih diri terbukti meningkatkan ketangguhan psikologis mitra sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Article Details

Section
Articles