DINAMIKA KEBERSYUKURAN WARGA KAMPUNG LAMPION DI MASA KENORMALAN BARU

Main Article Content

Intan Rahmawati
Yuna Anisa Putri

Abstract

The difficult conditions of the COVID-19 pandemic have caused many people to complain. The dif iculties and chaos during the pandemic have an impact on the economic, social, religious fields, and even have an impact on the decline in the mental health of people in the world. As time goes by, COVID-19 cases are starting to subside, the government also wants to restore economic conditions so that new habit adaptations are implemented in a new normal period where human activities can run normally but still adhere to health protocols. The community is very enthusiastic about welcoming the new normal, many of them are even grateful for being able to carry out their activities as usual. Various studies have proven that gratitude can improve mental well-being, so gratitude is very important for every individual. This study uses a qualitative method with a phenomenological approach. The researcher involved 12 informants who were adults of Kampung Lampion. The results showed that there was a change in the perception and attitude of the informants between the pandemic period and the new normal. All of the informants were very grateful for being able to get through the pandemic period with healthy physical conditions, better economic conditions, and the resumption of religious activities. The form of gratitude carried out by the informants is to behave positively towards God such as praying and sharing with fellow human beings. The new normal has also made some informants have a more comfortable mental condition due to the reduced threat of the virus and economic uncertainty. This research is expected to contribute to readers and the wider community regarding the importance of having gratitude for every situation to maintain good mental health.


 


Kondisi pandemi COVID-19 yang serba sulit membuat masyarakat banyak mengeluh. Kesulitan dan kekacauan di masa pandemi berdampak pada bidang ekonomi, sosial, keagamaan, bahkan berdampak pada penurunan kesehatan mental masyarakat di dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, kasus COVID-19 mulai mereda, pemerintah juga ingin mengembalikan kondisi perekonomian sehingga diterapkannya adaptasi kebiasaan baru di masa kenormalan baru dimana aktivitas manusia dapat berjalan secara normal namun dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Masyarakat sangat antusias menyambut masa kenormalan baru bahkan banyak diantara mereka yang mengucap rasa syukur karena bisa beraktivitas seperti sedia kala. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kebersyukuran dapat meningkatkan kesejahteraan mental sehingga kebersyukuran sangat penting untuk dimiliki setiap individu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti melibatkan 12 informan yang merupakan warga Kampung Lampion berusia dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan persepsi dan sikap pada informan antara masa pandemi dengan masa kenormalan baru. Seluruh informan sangat bersyukur karena bisa melewati masa pandemi dengan kondisi fisik yang sehat, keadaan ekonomi yang lebih baik, serta diadakannya kembali kegiatan keagamaan. Wujud kebersyukuran yang dilakukan informan adalah dengan berperilaku positif kepada Tuhan seperti berdoa dan sikap berbagi kepada sesama manusia. Masa kenormalan baru juga membuat beberapa informan memiliki kondisi mental yang lebih nyaman karena berkurangnya ancaman virus dan ketidakpastian ekonomi. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pembaca dan masyarakat luas terkait pentingnya memiliki rasa syukur atas setiap situasi untuk memelihara kesehatan mental yang baik.

Article Details

Section
Articles