PENINGKATAN KEWASPADAAN MASYARAKAT MENGENAI PENYAKIT STUNTING PADA ANAK BALITA MELALUI EDUKASI

Main Article Content

Nia Sarah Salsabila
Velda Claresta
Tizander Mayvians
Novendy

Abstract

According to World Health Organization data, Indonesia has the third highest prevalence of stunting in Southeast Asia. From 2005 to 2017, the average prevalence was 36.4%. Thus according basic health research data in 2018, the prevalence of stunting in Indonesia is 30.8%. Based on the results of the Indonesia Nutrition Status Survey in 2021, the prevalence in Tangerang Regency is 23.3%, up from 16.4% in 2019. There are still stunting cases at Puskesmas Kresek. There were 50 stunting cases in the working area, per the data until February 2022. One of the pillars formulated by the government in the National Strategy is communication on behavior change and community empowerment. Emphasizing the significance of this strategy, the health service team at Tarumanagara University felt compelled to conduct an educational activity to increase public awareness of stunting. The implementation method used is to provide community health education on stunting. The pretest and posttest results were used to assess the increase in knowledge. This activity was attended by 35 mothers in total. Prior to the counseling, there were no participants with extensive knowledge. However, after health education, 77.1% of participants reported having good knowledge. Furthermore, the participants' scores increased from 30.00 points on average on the pretest to 87.05 points on the posttest. The activities carried out were extremely effective in increasing the participants' knowledge. It is hoped that this activity will raise parental awareness about the possibility of stunting in their children, thereby lowering the incidence of stunting at Puskesmas Kresek.


 


Data World Health Organization, Indonesia termasuk negara ketiga dengan angka prevalensi stunting terbesar di wilayah Asia Tenggara. Rata-rata prevalensi stunting dari tahun 2005-2017 sebesar 36.4%. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukan bahwa prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30.8%. Hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2021, prevalensi stunting di Kabupaten Tangerang sebesar 23.3% meningkatkan dari 16,4% pada tahun 2019. Puskesmas Kresek merupakan salah satu puskesmas di wilayah Kabupaten Tangerang juga masih terdapat kasus stunting. Berdasarkan data hingga bulan Februari 2022 didapatkan sebanyak 50 kasus stunting di wilayah kerjanya. Komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu pilar yang disusun pemerintah dalam Strategi Nasional Penurunan Stunting. Melihat pentingnya strategi tersebut, maka tim bakti kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara merasa perlu melakukan suatu kegiatan edukasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit stunting. Metode pelaksanaan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan terkait penyakit stunting kepada masyarakat. Peningkatan pengetahuan dinilai dari hasil pretes dan postes. Sebanyak 35 orang ibu mengikuti kegiatan ini. Tidak terdapat peserta dengan pengetahuan baik sebelum dilakukan penyuluhan. Namun setelah dilakukan penyuluhan, terdapat sebanyak 77,1% peserta dengan pengetahuan baik. Selain itu juga terjadi peningkatan nilai peserta dari pretes dengan rata-rata sebesar 30.00 poin menjadi 87.05 poin pada hasil postes. Kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan pengetahuan peserta dengan sangat baik. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat meningkatkan juga kewaspadaan orang tua terhadap kemungkinan terjadi stunting pada anaknya, sehingga dapat menurunkan angka kejadian stunting di Puskesmas Kresek.

Article Details

Section
Articles