SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK BAGI REMAJA KELURAHAN PANGKALAN JATI BARU KOTA DEPOK

Main Article Content

Kayus Kayowuan Lewoleba
Mulyadi
Satino
Yuliana Yuli Wahyuningsih

Abstract

The number of cases of sexual violence against children and women in Depok City is still relatively high. Data from the Depok District Attorney released the number of cases of sexual abuse against children in Depok City throughout 2021 to reach 43 cases. This number is an increase of 12 cases from the total cases up to October of 31 cases. Meanwhile, 22 of them have entered the prosecution stage. There is no definite data regarding the number of cases of sexual violence that occurred in Depok City, because the data collected from each institution is different. Existing data published by various media sourced from various institutions in Dasana is data on the tip of the iceberg, meaning that the data presented is actually more than the published data. However, the existing data illustrates that currently not only in Depok but in almost all of Indonesia, there are so many cases of sexual violence against vulnerable groups, namely women and children. The rise of news regarding cases of violence against children in the family, school environment indicates that children and other vulnerable groups such as women have not lived safely from all kinds of threats, especially the threat of sexual violence. Sexual violence against children will have a long impact, besides having an impact on health problems in the future, it is also related to prolonged trauma, even into adulthood. The impact of trauma due to sexual violence experienced by children, among others: betrayal or loss of trust in children to adults (betrayal); trauma sexually (traumatic sexualization); feeling helpless (powerlessness); and stigma (stigmatization). The selection of the Pangkalan Jati Baru Sub-district, Depok as a partner area because of the physical condition of the Depok area which is adjacent to UPNVJ, but more than that the selection of this location is because as a real contribution, campus cares about problems that occur in the community. and efforts to present the campus in the midst of the community. The method of activities in this community service is to do face to-face or indoor activities, with the application of health protocols. The activity was carried out in the format of material presentation, screening of short films and followed by discussion/questioning questions. As a result of this community service activity, the participants opened up their understanding and insight into how to prevent sexual violence and how to deal with victims of sexual violence that occurred in vulnerable groups, namely children and adolescents understanding of protecting oneself from the threat of sexual violence.


 


Angka kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan di Kota Depok ternyata masih terbilang tinggi. Data Kejaksaan Negeri Depok merilis jumlah kasus pelecehan seksual terhadap anak di Kota Depok sepanjang tahun 2021 mencapai 43 kasus. Jumlah ini naik 12 kasus dari total kasus hingga bulan Oktober sejumlah 31 kasus. Sementara itu, 22 kasus di antaranya sudah masuk ke dalam tahap penuntutan. Tidak ada data yang pasti mengenai berapa jumlah kasus kekerasan seksual yang terjadi di Kota Depok, karena data yang dihimpun dari setiap institusi berbeda-beda. Data yang ada yang dipublikasikan oleh berbagai media yang bersumber dari berbagai institusi pada dasarnya adalah data fenomena puncak gunung es artinya data yang disajikan sebenarnya lebih banyak dari data yang dipublikasikan. Namun. dari data yang ada menggambarkan saat ini tidak hanya di Depok, tetapi hampir di seluruh Indonesia begitu banyak sekali kasus-kasus kekerasan seksual yang menimpa kelompok rentan yaitu perempuan dan anak-anak. Maraknya pemberitaan mengenai kasus-kasus kekerasan terhadap anak baik di lingkungan keluarga, sekolah menandakan bahwa anak-anak dan kelompok rentan lainnya seperti perempuan belum hidup secara aman dari segala macam bentuk ancaman khususnya ancaman kekerasan seksual. Kekerasan seksual terhadap anak akan berdampak panjang, di samping berdampak pada masalah kesehatan di kemudian hari, juga berkaitan dengan trauma yang berkepanjangan, bahkan hingga dewasa. Dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak, antara lain: pengkhianatan atau hilangnya kepercayaan anak terhadap orang dewasa (betrayal); trauma secara seksual (traumatic sexualization); merasa tidak berdaya (powerlessness); dan stigma (stigmatization). Pemilihan wilayah Kelurahan Pangkalan Jati Baru Depok sebagai wilayah mitra karena kondisi wilayah Depok yang berdekatan dengan UPNVJ secara fisik, namun lebih dari itu pemilihan lokasi ini karena sebagai kontribusi nyata, kepedulian kampus terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat dan upaya menghadirkan kampus di tengah-tengah masyarakat. Adapun metode kegiatan dalam pengabdian masyarakat ini adalah dilakukan secara tatap muka langsung atau kegiatan di dalam ruangan, dengan penerapan protokol kesehatan. Kegiatan dilakukan dengan format pemaparan materi, pemutaran film pendek dan dilanjutkan dengan diskusi/tanya jawab. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini para peserta menjadi terbuka pemahaman dan wawasannya akan bagaimana upaya pencegahan kekerasan seksual dan bagaimana mekanisme penanganan terhadap korban kekerasan seksual yang terjadi pada kelompok rentan yaitu anak dan remaja Pentingnya sosialisasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas pada remaja untuk mereka mempunyai pemahaman menjaga diri dari ancaman kekerasan seksual.

Article Details

Section
Articles