ALAT BANTU EDUKASI DAN INTERVENSI SEBAGAI UPAYA PERWUJUDAN INKLUSIVITAS BAGI ANAK DENGAN HIV DAMPINGAN DARI ORGANISASI SOSIAL KOMUNITAS X
Main Article Content
Abstract
Children with HIV still get discrimination and negative stigma from the community. It shows that the principle of inclusiveness in Indonesia is still hard to achieve. This condition has also become the concern of X community as a social organization that assists children with HIV. X community still faces challenges in realizing inclusiveness in society. Discrimination still exists by various parties to children with HIV due to the lack of a comprehensive understanding of HIV. Needs analysis through interviews, observations, and questionnaires to the community and X community needs to be done to see the gap that causes the principle of inclusiveness for children with HIV has not been achieved. The needs analysis was followed up with creating educational aids and implementation of interventions to provide a proper understanding of the HIV issue. Thus, discrimination by the community is reduced, and caregivers are assisted in caring for children with HIV. Educational aids are made in two forms: podcasts published through Spotify and content posted through Instagram. The intervention was carried out in the form of a sharing session conducted in conjunction with the routine X community program, namely Peer Support Group (Kelompok Dukungan Sebaya), by discussing topics considered necessary based on the needs analysis. The evaluation of psychoeducation and intervention shows that various follow-ups are still needed to achieve inclusiveness for children with HIV.
Keberadaan anak dengan HIV mendapat diskriminasi dan stigma negatif dari lingkungan sosial sehingga perwujudan prinsip inklusivitas di Indonesia masih sulit tercapai. Kondisi ini turut menjadi perhatian komunitas X sebagai komunitas sosial yang mendampingi anak dengan HIV. Meskipun komunitas X menjadi wadah yang menaungi anak dengan HIV bukan berarti tidak mengalami tantangan dalam mencapai inklusivitas masyarakat. Pada kenyataannya, diskriminasi tetap ada dan dilakukan oleh berbagai pihak kepada anak dengan HIV akibat kurangnya pemahaman yang komprehensif mengenai HIV. Analisis kebutuhan melalui wawancara, observasi, maupun kuesioner terhadap masyarakat dan pihak komunitas X dilakukan untuk melihat kesenjangan yang menyebabkan prinsip inklusivitas terhadap keberadaan anak dengan HIV belum dapat dicapai. Analisis kebutuhan ditindaklanjuti dengan pembuatan alat bantu edukasi dan pelaksanaan intervensi yang bertujuan memberi pemahaman yang tepat terhadap isu HIV. Dengan demikian diskriminasi yang dilakukan masyarakat berkurang dan pelaku rawat terbantu dalam pengasuhan anak dengan HIV. Alat bantu edukasi dibuat dalam dua bentuk, yaitu podcast melalui platform Spotify dan konten-konten melalui media sosial Instagram. Intervensi dilakukan dalam bentuk sharing session yang dilakukan bersamaan dengan program rutin komunitas X yaitu Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) dengan membahas topik-topik yang dianggap penting berdasarkan analisis kebutuhan. Evaluasi dari psikoedukasi dan intervensi yang telah dilakukan menunjukkan masih diperlukannya berbagai tindak lanjut untuk mencapai inklusivitas terhadap anak dengan HIV.
Article Details
References
Conway, M. (2015). HIV in School: A good practice guide to supporting children living with and affected by HIV. London: National Children?s Bureau
HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia (Cetakan pertama). https://himpsi.or.id/organisasi/kode-etik-psikologi-indonesi
Kidd, R., Clay, S. (2003). Understanding and Challenging HIV Stigma. United States: International Center for Research on Women
Merriam-Webster. (n.d). Merriam-Webster.com dictionary. Diakses pada 17 Mei 2021 dari https://www.merriam-webster.com/dictionary
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin HIV/AIDS. Diunduh dari https://pusdatin.kemkes.go.id/
Putera, A.M., Irwanto, Maramis, M.M. (2020). Quality of Life of Indonesian Children Living with HIV: The Role of Caregiver Stigma, Burden of Care, and Coping. Journal of Research and Palliative Care , 2020 (12), 573-581, doi: 10.2147/HIV.5269629
Richmond Borough Mind. (2013). The mental health carers handbook: A guide for families and friends supporting someone with mental health problems. Teddington: Richmond Borough Mind. Diunduh dari https://www.rbmind.org/wp content/uploads/2018/05/Improving-family-communication.pdf
Sugiharti, Handayani, R. S., Lestary, H., Mujiati, & Susyanti, A. L. (2019). Stigma dan diskriminasi pada anak dengan HIV AIDS (anak dengan HIV) di sepuluh kabupaten/kota di Indonesia. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10 (2), 153-161, doi: 10.22435/kespro.v10i2.2459.153-161
Sutrisna, A. (2013). Dampak HIV Pada Pendidikan Anak di Indonesia. In Prosiding Child Poverty and Social Protection Conference. Jakarta.
UNAIDS. (2016). Children and HIV Fact Sheet. Diundur dari https://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/FactSheet_Children_en.pdf UNICEF Indonesia. (2012). Ringkasan kajian: respon terhadap HIV & AIDS. Diunduh dari https://batukarinfo.com/system/files/A4%20-
%20B%20Ringkasan%20Kajian%20HIV.pdf
Whiteside, A. (2008). HIV/AIDS: A Very Short Introduction. New York: Oxford University Press Inc.
WHO. (2020). HIV/AIDS. Diakses pada tanggal 7 Mei 2021 dari https://www.who.int/news room/q-a-detail/hiv-aids
Yuniar, Y., Handayani, R.S. (2019). Challenges and Social Support Provisions in the Treatment of HIV Infected Children in Indonesia. Health Science Journal of Indonesia, 10 (2), 103-110, doi: dx.doi.org/10.22435/hsji.v10i2.684