PENGEMBANGAN DESA WISATA DI DESA MOJOREJO, KECAMATAN KARANGMALANG, KABUPATEN SRAGEN

Main Article Content

Agung Satyawan
Addin Kurnia Putri
Andriko Sandria
Bintang Indra Wibisono
Lukman Fahmi
Rezza Dian Akbar

Abstract

Mojorejo Village, Karangmalang District, Sragen Regency is a village where the majority of the population are Indonesian Migrant Workers (PMI). Mojorejo Village has been made a Productive Migrant Village (desmigratif) by the Ministry of Manpower and together with other ministries assisting the village so that it really becomes a productive village. PMI who had returned to the village then formed a group/community called the Indonesian Migrant Family (KAMI). This group carries out productive work in various businesses with assistance from related agencies. However, in the course of the program, many people have not been able to be productive and independent. On the one hand, Mojorejo Village also has tourism potential that has not been fully developed to increase the economic income of its citizens. Therefore, the UNS service team together with the Mojorejo Village community initiated the development of a tourist village. The objectives of this service program are (1) to analyze the potential of village resources, (2) to increase the capacity of rural communities, and (3) to develop tourism potential through community empowerment. The method used is a participatory approach. As a first step, the activity begins with identifying tourism potentials, knowing social and social conditions, knowing natural and human resources, knowing market potentials, helping communities make business plans, and opening networks. The result of this service activity is to carry out village branding in Mojorejo Village which is transformed from a Migrant Village to a Tourism Village.

Desa Mojorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen merupakan sebuah desa dengan mayoritas penduduknya merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Desa Mojorejo telah dijadikan Desa Migran Produktif (desmigratif) oleh Kementerian Tenaga Kerja dan bersama dengan kementerian lain mendampingi desa ini sehingga benar-benar menjadi desa yang produktif. PMI yang telah pulang ke desa kemudian membentuk kelompok/komunitas yang diberi nama Keluarga Migran Indonesia (KAMI). Kelompok ini melakukan kerja-kerja produktif diberbagai usaha dengan pendampingan dinas-dinas terkait. Akan tetapi dalam keberjalanan program tersebut, banyak masyarakat yang belum mampu produktif dan mandiri. Di satu sisi, Desa Mojorejo juga memiliki potensi wisata yang belum dikembangkan dengan maksimal untuk meningkatkan pendapatan ekonomi warganya. Oleh karena itu, tim pengabdian UNS bersama masyarakat Desa Mojorejo menginisiasi pengembangan desa wisata. Tujuan dari program pengabdian ini yaitu (1) Analisis potensi sumber daya desa, (2) Sebagai peningkatan kapasitas masyarakat desa, dan (3) Sebagai pengembangan potensi wisata melalui pemberdayaan masyarakat. Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatori. Sebagai langkah awal, kegiatan pengabdian dimulai dengan mengidentifikasi potensi daya tarik wisata, identifikasi kondisi sosial dan kelembagaan, identifikasi sumber daya alam dan manusia, identifikasi potensi pasar, mendampingi masyarakat membuat business plan, dan identifikasi promosi dan jejaring. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah melakukan village Branding di Desa Mojorejo yang bertransformasi dari Desa Migran menjadi Desa Wisata.

Article Details

Section
Articles

References

Bappeda Provinsi Jawa Tengah, (2019). Arah Pengembangan Kawasan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. ________, (2020). Kondisi Sektor Pariwisata di Tatanan New Normal.

Blain, C., Levy, S. E., Ritchie, J. R. B. (2005). Destination branding: insights and practices from destination management organizations. Journal of Travel Research, 40, 329.

Hadiwijoyo, S. S. (2012). Perencanaan pariwisata pedesaan berbasis masyarakat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif. 2021. Tren Industri Pariwisata 2021.

Morgan, N., Pritchard, A., Pride, M. (2004). Destination branding: creating the unique destination proposition. Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann.

Murphy, P.E. (1990). Tourism: A Community Approach. Thompson Learning.

Suarto, E. (n.d). Pengembangan Obyek Wisata Berbasis Analisa SWOT. https://media.neliti.com/media/publications/131159-ID-pengembangan-objek-wisata- berbasis-anali.pdf

Soekadijo (1997) “Anatomi pariwisata: Memahami pariwisata sebagai s ys te m l i nka ge ” , J a ka r ta , P T Gramedia Pustaka Utama.

Spilane, James J., (1987), Ekonomi Pariwisata, Prospeknya, Y ogyakarta

Sugiantoro,V , R, Antara Realisasi dan Realita, Yogyakarta, Adi Cita Karya Nusa._____________, (2001), Tourism, Trade and Investment, Bingkai Otonomi, Bigraf Pub.

W ahab, S. (1996), Kepariwisataan, Alih Bahasa oleh Drs Gromang F, Pradya Paramita.