HUBUNGAN FREKUENSI ASUPAN SAYUR DAN BUAH DENGAN KEJADIAN OBESITAS DAN OBESITAS SENTRAL PADA REMAJA DI SMA AL-AZHAR JAKARTA UTARA: STUDI POTONG-LINTANG

Main Article Content

Abduhita Al Kautsari
Alexander Halim Santoso

Abstract

Menurut kajian Riskesdas 2018, 8,3% remaja usia 16 hingga 18 tahun di DKI Jakarta mengalami obesitas. Penelitian menyebutkan bahwa perubahan gaya hidup, terutama yang berkaitan dengan makan, adalah penyebab obesitas. Remaja usia 16 hingga 18 tahun masih kurang mengonsumsi buah dan sayur. Pedoman gizi seimbang menyarankan agar 3–4 porsi buah dan sayuran harus dikonsumsi setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi sayur dan buah dengan kejadian obesitas pada Siswa/I Al-Azhar Kelapa Gading Jakarta Utara 2022/2023. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain cross-sectional dan besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus uji hipotesis dua proporsi. Responden penelitian adalah laki-laki dan perempuan bersekolah di SMA Al-Azhar Kelapa Gading Jakarta Utara periode 2022/2023 yang berjumlah 74 peserta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil penelitian dilaporkan ada 54% responden mengonsumsi cukup sayuran, dan 73% responden kurang mengonsumsi buah-buahan; sebanyak 12,2% mengalami obesitas; dan prevalensi obesitas sentral didapatkan sebesar 24% pada laki-laki dan 36% pada perempuan. Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi buah dengan obesitas (p=0,673) dan juga tidak ada hubungan antara kecukupan pola makan sayur dengan obesitas (p=0,870). Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi buah dengan obesitas sentral (p=0,69) dan juga tidak ada hubungan antara kecukupan pola makan sayur dengan obesitas sentral (p=85). Pola konsumsi buah dan sayur ditemukan sebagai faktor pencegah obesitas pada responden (RP < 1). Dalam penelitian ini, tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antar konsumsi sayur dan buah dengan kejadian obesitas dan obesitas sentral.

Article Details

Section
Articles

References

World Health Organization. (2000). Obesity: preventing and managing the global epidemic.

Mokolensang, O. G., & Manampiring, A. E. (2016). Hubungan Pola Makan dan Obesitas pada Remaja di Kota Bitung. eBiomedik, 4(1).

KEMENKESRI. Panduan Hari Obesitas Sedunia Tahun 2023

Ross, A. C., Caballero, B. H., Cousins, R. J., Tucker, K. L., & Ziegler, T. R. (2012). Modern nutrition in health and disease.

Santoso, A. (2011). Serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan. Magistra, 23(75), 35-40.

Lubis, Z. (2009). Hidup Sehat dengan Makanan Kaya Serat.

KEMENKES RI (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Haven, J. (2021). Make Every Bite Count with the Dietary Guidelines, 2020-2025: Start Simple with MyPlate!.

You, A. (2015). Dietary guidelines for Americans. US Department of Health and Human Services and US Department of Agriculture, 7.

Putri, R. N., Nugraheni, S. A., & Pradigdo, S. F. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Remaja Usia 15-18 Tahun di Provinsi DKI Jakarta (Analisis Riskesdas 2018). MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 21(3), 169-177.

Wulandari, S., & Nugroho, P. S. (2022). Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur terhadap Obesitas pada Remaja di Laos. Borneo Student Research (BSR), 3(2), 1890-1897.

Pratiwi, H., Sety, L., & Tina, L. (2018). Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit Fibroadenoma Mammae (FAM) di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3(2).

Arianti, I., & Husna, C. A. (2018). Hubungan lingkar pinggang dengan tekanan darah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mon Geudong tahun 2015. AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh, 3(1), 56-69.

Guyton, A. C., & John, E. (2011). Hall textbook of medical physiology. Jackson, Mississippi: Saunders Elsevier.

Mustikaningsih, D., Hartini, T. N. S., & Syamsiatun, N. H. (2015). Persepsi tentang Fast Food dan Frekuensi Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Risiko Terjadinya Obesitas pada Remaja di Kota Yogyakarta. Jurnal Nutrisia, 17(2), 58-64.

Dietary Fiber Definition Committee. (2001). The definition of dietary fiber. Cereal Foods World, 46(112), e6.

DeVries, J. W., Camire, M. E., Cho, S., Craig, S., Gordon, D., Jones, J. M., ... & Tungland, B. C. (2001). The definition of dietary fiber. Cereal foods world, 46(3), 112-129.

Puspasari, L. (2019). Body Image dan Bentuk Tubuh Ideal, Antara Persepsi dan Realitas. Buletin Jagaddhita, 1(3), 1-4.

Sherwood, Lauralee. (2012). Keseimbangan energi dan Pengaturan suhu Tubuh Dalam : Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 9. Jakarta : EGC

Dai, F. J., & Chau, C. F. (2017). Classification and regulatory perspectives of dietary fiber. Journal of food and drug analysis, 25(1), 37-42.

Mahan, L. K., & Raymond, J. L. (2016). Krause's food & the nutrition care process-e-book. Elsevier Health Sciences.

Noviantio, S. (2012). Hubungan Kelebihan Berat Badan Dan Aktifitas Fisik Terhadap Menarche Dini Pada Siswi Sekolah Dasar Di Kecamatan Baleendah. Retrieved from.