Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Tarumanagara

Gambaran Cedera Ankle Berdasarkan Posisi Pemain Sepakbola Di Wilayah Ciayumajakuning

Muhamad Daffa ` Alfarisi — 2023-06-28

Sepakbola merupakan salah satu bentuk aktivitas fisik yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap status kesehatan seseorang jika dilakukan secara rutin dan terstruktur. Olahraga ini memiliki berbagai posisi bermain dengan tugas berbeda. Setiap posisi dalam menjalankan tugasnya dilatih secara berbeda dalam hal ketangkasan serta kecepatan bergerak dan berpindah arah gerakan. Aktivitas tersebut memungkinkan untuk terjadinya cedera ankle (ankle sprain injury). Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran posisi pemain sepakbola dengan kejadian cedera ankle di wilayah Ciayumajakuning. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Pengambilan 83 sampel menggunakan teknik consecutive non-random sampling. Instrumen yang digunakan untuk data cedera ankle ialah AIHQ (Ankle Injury History Questionnaire) dan FADI (Foot and Ankle Disability Index). Berdasarkan hasil penelitian, persentase pemainyang mengalami cedera ankle pada usia lebih dari 30 tahun mencapai 100%. Posisi pemain yang mengalami cedera ankle terbanyak ialah pada posisi right midfielder, center back dan goalkeeper. Pada setiap posisi pemain, minimal 80% pemainnya pernah mengalami cedera ankle kecuali pada posisi center midfielder yang hanya 68,7% (11 orang dari 16 orang) pemainnya mengalami cedera ankle.

Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah pada Karyawan PT X Selama Pandemi Covid-19

Moses Steven — 2023-06-28

Latar Belakang: Munculnya pandemi virus corona telah berdampak luas pada semua aspek masyarakat. Hal ini menyebabkan masyarakat harus melakukan segala aktivitas di rumah yang dikenal juga dengan istilah Work From Home (WFH). WFH dapat menyebabkan nyeri punggung bawah karena faktor risiko seperti jenis kelamin, usia, lama kerja, lama duduk, merokok, dan indeks massa tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor risiko tersebut dengan nyeri punggung bawah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross-sectional dengan pengambilan responden menggunakan teknik consecutive sampling. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan uji statistik bivariat dengan SPSS versi 26. Hasil: Total responden didapatkan sebanyak 48 orang yang terdiri dari 22 (45,83%) orang laki-laki dan 26 (54,17%) orang perempuan. Sebanyak 27,08% orang berusia >35 tahun, 85,42% orang yang bekerja >40 jam/minggu, 79,17% orang yang lama duduknya >6 jam/hari, 10,42% orang yang merokok, 60,42% orang yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) berlebih dan 47,92% orang yang memiliki keluhan nyeri punggung bawah. Hasil uji statistik didapatkan hubungan bermakna antara usia (p=0,033), lama duduk (p=0,024), IMT (p=0,045) dan tidak didapatkan hubungan bermakna antara jenis kelamin (p=0,578), lama duduk (p=0,024) dan merokok (p=1,000). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bemakna antara jenis kelamin, lama kerja, merokok dengan nyeri punggung bawah. Tetapi tedapat ada hubunngan yang bermakna antara usia , lama duduk dan IMT dengan nyeri punggung bawah.

Hubungan Aktivitas Fisik dan Tingkat Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

rayhan setiawan — 2023-06-28

Perguruan tinggi terbukti memberikan banyak keuntungan bagi mahasiswa, seperti ilmu pengetahuan dan gelar profesi setelah berhasil lulus. Namun sayangnya, terdapat banyak tantangan untuk bisa lulus dalam perkuliahan sehingga tidak sedikit mahasiswa yang mengalami stres. Stres dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik terbukti dapat bermanfaat bagi kesehatan dan mampu menurunkan stres dan depresi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan aktivitas fisik dan tingkat stres pada mahasiswa. Metode penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan studi cross sectional dengan variabel bebas aktivitas fisik dan tingkat stres sebagai variabel tergantung. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling sebanyak 144 responden dengan kriteria inklusi terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara serta mengisi kuesioner dengan lengkap. Penelitian ini dilakukan dengan kuesioner melalui G-form yang dibagikan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi pada periode Februari-Maret 2023. Untuk mengukur aktivitas fisik digunakan kuesioner IPAQ-SF, sedangkan kuesioner PSS-10 untuk mengukur tingkat stres. Hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 65 responden mahasiswa (45,1%) melakukan aktivitas fisik rendah dan 79 responden mahasiswa (54,9%) melakukan aktivitas fisik sedang-berat. Berdasarkan tingkat stres, didapatkan bahwa 21 responden mahasiswa (14,6%) mengalami stres rendah-sedang dan 123 responden mahasiswa (85,4%) mengalami stres tinggi. Dengan nilai hasil uji p-value adalah 0,018. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dan tingkat stres pada mahasiswa.

Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kualitas Tidur Pada Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran

Susy Olivia Lontoh — 2023-06-28

Mahasiswa/i kedokteran identik dengan jadwal kuliah yang padat dan materi perkuliahan yang banyak oleh karena itu banyak waktu yang dihabiskan mahasiswa kedokteran untuk belajar. Waktu yang dihabiskan mahasiswa kedokteran untuk belajar dapat mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas tidur mahasiswa salah satunya adalah dengan melakukan aktivitas fisik teratur. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada hubungannya antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur mahasiswa kedokteran. Metode penelitian ini adalah data cross sectional menggunakan analisis chi square dengan pengukuran tingkat aktivitas fisik menggunakan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan pengukuran kualitas tidur menggunakan Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian gambaran aktivitas fisik pada mahasiswa kedokteran adalah dari 96 responden dinyatakan terdapat 48 (50%) mahasiswa yang memiliki aktivitas fisik rendah, lalu juga terdapat 36 (37,5%) mahasiswa memiliki aktivitas fisik tergolong sedang dan 12 (12,5%) mahasiswa memiliki aktivitas fisik tinggi. Gambaran kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran adalah dari 96 responden dinyatakan terdapat 38 (39,6%) mahasiswa memiliki kualitas tidur yang baik , lalu 58 (60,4%) mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square, diperoleh nilai ρ 0,619 (ρ>0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan tingkat kualitas tidur Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa/i kedokteran memiliki kualitas tidur yang buruk yang bahkan presentasinya mencapai lebih dari 50% dan diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada mahasiswa/i Universitas Tarumanagara angkatan 2020-2021.

Hubungan Kadar Glukosa Darah Terhadap Hipertensi Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit X

Alexander Axel — 2023-06-28

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang memiliki gula darah terkontrol dan juga yang tidak terkontrol di Rumah Sakit X di Kalideres, serta melihat status hipertensinya, dan melihat hubungan dari kadar glukosa darah dengan hipertensi.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross-sectional. Data yang diambil merupakan data sekunder yang berasal dari rekam medik pasien diabetes melitus tipe 2 di Rumah Sakit X di Kalideres. Setelah dikumpulkan data tersebut dianalisis dengan uji statistik dengan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Sampel penelitian ini berjumlah 120 orang yang merupakan pasien diabetes melitus tipe 2 dari periode Januari 2019 - Januari 2020. Besaran sampel penelitian sebesar 120 pasien, didapatkan 72% pasien dengan gula darah yang tidak terkontrol dan sisanya yaitu 48% gula darah yang terkontrol. Dari data pasien dengan gula darah terkontrol ini memiliki hipertensi sebanyak 31,3% dan tidak hipertensi sebanyak 68,8%. Sedangkan dari data pasien dengan gula darah tidak terkontrol, 76,4% diantaranya memiliki hipertensi dan 23,6% tidak hipertensi. Hasil Uji statistik yang didapat dengan metode Chi square adalah bahwa terdapat hubungan bermakna antara kadar gula darah dengan hipertensi (p<0,05) dengan gula darah tidak terkontrol memiliki 2,4 kali terkena hipertensi pada pasien diabetes melitus tipe 2. Dengan hasil ini diharapkan pada pasien diabetes melitus tipe 2 diperlukannya untuk penurunan kadar gula darah yang bertujuan untuk mencegah terjadinya hipertensi.

Pengaruh Durasi Pemakaian Gawai terhadap Perkembangan Sosial Emosional pada Siswa/Siswi SMA Al-Muslim Tambun

angelia jasmine — 2023-06-28

^{Pandemi Corona virus Diseases (COVID-19) membuatbanyak orang menjaga jarak dalam melakukan interaksisosial sehingga berdampak pada proses belajar mengajar. Proses belajar dari rumah menjadikan anak lebih seringberinteraksi menggunakan gawai karena pembelajarandilakukan secara dalam jaringan (daring). Tujuan daripenelitian ini untuk mengetahui pengaruh durasipemakaian gawai terhadap perkembangan sosial emosional siswa/siswi kelas XII SMA Al-Muslim Tambun tahun 2022. Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik deskriptif potong lintang. Pengambilan data dilakukan secara langsung bertemudengan responden pada bulan Januari - Februari 2023 dan didapatkan 40 responden. Menurut pedoman dari AAP (American Academy of Pediatrics) bahwa anak usia 0-2 tahun disarankan tidak terpapar oleh gawai, anak usia 3-5 tahun diberikan batasan durasi bermain gawai sekitar 1 jam perhari, dan 2 jam perhari untuk anak usia 6-18 tahun. MenurutCanadian 24-Hour Movement Guidelines anak-anak dan remaja (usia 5-17 tahun) tidak menggunakan gawai lebih dari 2 jam. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) waktu screen time anak idealnya 2 jam dalam sehari untuk anak diatas 2 tahun). Akan tetapi faktanya di Indonesia masih banyak anak-anak yang menggunakan gawai 4 – 5 kali lebih banyakdari jumlah yang direkomendasikan, penggunaan layar rata-rata di Indonesia adalah 8 jam 37 menit. Pemakaian gawai yang terlalu lama dapat berdampak bagi kesehatan anak, selain radiasi elektromagnetik yang berbahaya. Untuk menilai perkembangan sosial emosiona lmenggunakan kuesioner SDQ self report untuk anak dan remaja yang berisi 25 pertanyaan dengan 3 pilihanjawaban, yaitu “tidak benar”, “agak benar”, “benar” yang bertujuan untuk mendeteksi dini gangguan perkembangansosial dan emosional pada anak usia 4-17 tahun dengancara menilai skor Aspek Kesulitan (difficulties) yang terdiri dari 4 hal yaitu: Emosional (E), Masalah Perilaku(C), Masalah Hiperaktivitas (H), dan Masalah TemanSebaya (H). Cara menilai skor kuesioner SDQ denganmenghitung total skor kesulitan (normal= 0-15, borderline= 16-19 dan abnormal=20-40. Hasil penelitian pada 40 responden dapat disimpulkan uji mann whitney test kelompok anak dengan durasi bermain gawai >2jam mempunyai risiko gangguan perkembangan sosial emosional yang lebih tinggi dibandingkan ≤ 2 jam (21.13 vs 8.50) (P value =0.075). Penelitian ini didapatkan hasil sebanyak 2 orang yang menggunakan gawai ≤ 2 jam perhari yang mengalami gangguan borderline (100,0%) dan sebanyak 39 orang yang menggunakan gawai >2 jam tidak ada gangguan perkembangan sosial emosional sebanyak 2 orang (5,2%), borderline 10 orang (26,32%) dan abnormal 26 orang (68,42%).}

Pengetahuan dan Sikap Orang Tua Terhadap Pencegahan COVID-19 pada Anak di Puskesmas Borobudur, Magelang

Elvina Vania Sugiharto — 2023-06-28

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2). Coronavirus Disease-2019 menginfeksi individu dari
segala usia dan berbagai negara dengan cepat. Pada 11 Maret 2020, COVID-19 dinyatakan sebagai
pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization). Tindakan pencegahan COVID-19
memiliki efek mendalam pada kesehatan dan kesejahteraan mereka dan bagi sebagian orang dampaknya
akan berlangsung seumur hidup. Berbagai upaya telah dilakukan dalam mencegah rantai penularan salah
satunya dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pencegahan COVID-19 agar perilaku yang
sesuai dengan protokol kesehatan dapat diterapkan dengan baik. Provinsi Jawa Tengah tercatat sebanyak
481.865 kasus, Kota Magelang tercatat sebanyak 8,356 kasus, dan wilayah Kecamatan Borobudur
diperkirakan terdapat sekitar 5,7% balita yang terkonfirmasi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap orangtua anak usia 1-5 tahun di Puskesmas Borobudur,
Magelang periode Januari-Maret 2023. Desain penelitian ini adalah deskriptif dan besar sampel sebanyak
83 orang yang bersedia mengisi kuesioner. Hasil penelitian sikap diperoleh sebagian besar responden
dengan kategori baik 59 (71%), dan pengetahuan dengan kategori buruk 35 (42%). Edukasi mengenai
pencegahan COVID-19 pada anak perlu ditingkatkan agar orangtua memiliki pengetahuan dan sikap lebih
baik.

Gambaran Pengetahuan Gizi pada Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Meta Angelia Buntardi — 2023-06-28

ABSTRAK

Pengetahuan gizi secara luas mengarah pada pengetahuan tentang konsep dan proses-proses yang berhubungan dengan gizi seperti pola dan sumber asupan nutrisi dan termasuk juga masalah kesehatan. Pengetahuan gizi penting untuk diketahui oleh semua orang terutama mahasiswa/i kedokteran dan bidang kesehatan lainnya. Pengetahuan gizi dapat memengaruhi bagaimana seseorang akan bertindak dalam memilih asupan nutrisi yang baik dan buruk serta menjaga kesehatannya. Kurangnya pengetahuan gizi berdampak pada buruknya pemilihan asupan nutrisi dan dapat juga mengarah pada buruknya kesehatan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menunjukkan gambaran pengetahuan gizi pada mahasiswa/i kedokteran. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan desain observasional deskriptif dan menggunakan pendekatan survei. Penelitian dilakukan terhadap 117 responden yang merupakan mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Pemilihan responden didapatkan dengan cara simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara responden melakukan pengisian kuesioner pengetahuan gizi yang terdiri dari 20 pertanyaan. Hasil dari pengisian kuesioner akan dikelompokkan menjadi pengetahuan gizi baik dan kurang. Data akan dianalisis dan diolah dengan uji analisis univariat. Hasil analisis data menunjukkan karakteristik responden yang terbagi dua kelompok berdasarkan jenis kelamin dan terbagi tujuh berdasarkan kelompok umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 117 responden, 61 (52,1%) responden memiliki pengetahuan gizi yang kurang, sedangkan 56 (47,9%) responden memiliki pengetahuan gizi yang baik.

ABSTRACT

Nutritional knowledge broadly leads to knowledge of concepts and processes related to nutrition such as patterns and sources of nutrient intake and includes health problems. Nutritional knowledge is important for everyone, especially medical students and students of other health fields. Nutritional knowledge influences how a person will act in choosing good or bad nutritional intake and maintaining health. Lack of nutritional knowledge has an impact on poor food selection and also leads to poor health. This study aims to identify and describe nutritional knowledge of medical students. This is a descriptive observational study and was conducted on 117 respondents who are the students of faculty of medicine, Tarumanagara university. Respondents were selected and obtained by simple random sampling. Data are collected by filling out a nutritional knowledge questionnaire consisting of 20 questions. The results of the questionnaire will be grouped into good and poor nutritional knowledge. The data was analyzed by a univariate analysis test. The results showed that characteristics of the respondents who were divided into two groups based on gender and divided into seven groups based on age. The results showed that out of 117 respondents, 61 (52,1%) respondents had poor nutritional knowledge, while 56 (47,8%) respondents had good nutritional knowledge.

Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Susy Olivia Lontoh — 2023-06-28

Kualitas tidur yang kurang baik berdampak pada kebiasaan olahraga. Mahasiswa kedokteran jarang melakukan olahraga dan pola tidurnya kurang baik. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran kebiasaan olahraga dan kualitas tidur serta hubungan kebiasaan olahraga dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2020-2021. Metode penelitian ini adalah cross sectional menggunakan analisis chi square dengan pengukuran kualitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan pengukuran kebiasaan olahraga dengan menggunakan Kuesioner Baecke. Teknik pemilihan responden menggunakan non-random sampling. Jumlah responden penelitian sebagian besar adalah perempuan sebanyak 59 orang (61.5%) dan rentang usia responden penelitian rata-rata adalah 20 tahun dengan usia termuda 18 tahun dan tertua 30 tahun. Gambaran kebiasaan olahraga pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2020-2021 tidak melakukan olahraga secara rutin sebanyak 63 orang (65.6%) dan melakukan olahraga rutin sebanyak 33 orang (34.4%). kualitas tidur pada 61 orang (63.5%) mahasiswa memiliki kualitas tidur yang baik, sedangkan 35 orang (36.5%) mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk. Mahasiswa yang melakukan olahraga rutin dan kualitas tidur baik sebanyak 21 orang (23.5%), sedangkan mahasiswa yang melakukan olahraga rutin dan kualitas tidur buruk sebanyak 12 orang (36.5%). Mahasiswa yang melakukan olahraga tidak rutin dan kualitas tidur baik sebanyak 40 orang (63.6%), sedangkan mahasiswa yang melakukan olahraga tidak rutin dan kualitas tidur buruk sebanyak 23 orang (36.4%). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan olahraga dengan kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2020-2021.

Kata kunci: kebiasaan olahraga, kualitas tidur, mahasiswa

Karakteristik Pasien Yang Menjalani Tes Inspeksi Visual Asam Asetat di Klinik Teratai PKBI Jawa Barat Tahun 2023

Alifia Adila Asmara — 2023-06-28

Kanker serviks merupakan penyebab ketiga kematian terkait kanker pada wanita di Indonesia. Kematian yang lebih tinggi akibat kanker di negara berkembang juga mungkin terjadi karena keterbatasan deteksi dini kanker, yang berarti bahwa kanker serviks sering kali tidak terdeteksi pada stadium awal. Salah satu dari pilihan lain yang efektif dan efisien dalam deteksi dini lesi pra-kanker serviks yaitu Tes Inspeksi Visual Asam Asetat/IVA yang merupakan metode pemeriksaan yang paling mudah dan murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dan hasil tes IVA di Klinik Teratai PKBI Jawa Barat tahun 2023. Penelitian inimerupakan studi deskriptif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di Klinik Teratai PKBI Jawa Barat pada bulanJanuari-Februari 2023 menggunakan rekam medis, dan sampel diambil secara non-random sampling. Sebanyak 78 sampel wanita yang telah menjalani tes IVA, dengan sebanyak sembilan (13.8%) wanita mendapatkan hasil tes IVA positif dan merupakan kelompok “usia reproduktif”, sebanyak lima (21.7%) responden memiliki riwayat hamil sebanyak tiga kali, jumlah paritas primipara sebanyak lima (9.6%) sampel. Sampel dengan hasil tes IVA positif jumlah pasangan terbanyak pada sampel adalah pada kelompok “<4” sebanyak enam (9.2%). Riwayat IMS sampel yang tidak pernah menderita infeksi menular seksual dengan frekuensi terbanyak yaitudelapan (10.4%) sampel yang memiliki hasil tes IVA positif, pada pasien dengan kebiasaan merokok terbanyak adalah sebanyak sembilan (13%), serta riwayat konsumsi pil KB dengan hasil tes IVA positif berada pada kelompok “tidak menggunakan” yaitusebanyak enam (17.1%).

Perbedaan Kadar Gula Darah dan Indeks Massa Tubuh Pada Penderita Telogen Effluvium

Anggita Tamaro — 2023-06-28

Telogen effluvium (TE), salah satu penyebab kerontokan rambut, adalah kondisi kulit kepala yang ditandai dengan kerontokan rambut merata tanpa disertai jaringan parut. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya telogen effluvium diantaranya pengaruh hormonal (androgen atau obat), diet (insufisiensi nutrisi atau penurunan berat badan), inflamasi pada kulit kepala, penyakit sistemik, sehabis melahirkan atau operasi, dan stress psikologis. Kerontokan rambut sering terjadi setelah operasi metabolik dan bariatrik terutama pada wanita yang lebih muda, dan mereka yang memiliki kadar serum seng, asam folat, dan feritin yang rendah. Telogen effluvium biasa terjadi dalam 2 – 3 bulan setelah operasi, penurunan berat badan, demam tinggi, penyakit tiroid, dan kejadian pemicu lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar gula darah sewaktu (GDS) dan indeks massa tubuh (IMT) pada penderita telogen effluvium. Metode yang dilakukan dengan cara membagikan kuesioner, pengukuran menggunakan glukometer, dan pull test. Sampel diambil secara consecutive sampling, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Mann Whitney dan uji normalitas berdasarkan Shapiro Wilk dan Kolmogorov Smirnov. Berdasarkan hasil uji Mann Whitney, didapatkan median pull test positif dengan IMT adalah 24,59 (16,41 – 39,92) dan median pull test positif dengan GDS adalah 99 (81 – 414). Pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan rerata IMT dan GDS antara kelompok yang pull test nya positif dan negatif (p-value > 0,05).

Hubungan Vitamin D Dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Anjarini Sofyan — 2023-06-28

Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang sampai saat ini terus meningkat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas, salah satunya adalah asupan makanan yang tinggi kalori dan tinggi lemak. Vitamin D adalah salah satu mikronutrien yang bersifat larut dalam lemak dan berperan penting dalam penyerapan kalsium didalam usus. Beberapa penelitian melaporkan kurangnya asupan vitamin D dihubungkan dengan terjadinya obesitas. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan subjek dilakukan dengan purposive non probability sampling. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara berjumlah 120 orang. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner umum dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire secara online melalui google form. Analisis statistik menggunakan tabel 2x2 dengan uji fisher dan didapatkan hasil mayoritas subjek berjenis kelamin perempuan dengan rata–rata usia 20.26 tahun, kebiasaan berolahraga kurang pada 66 (55%) subjek. Sebagian besar subjek yaitu sebanyak 114 (95%) orang mempunyai asupan vitamin D yang kurang dengan rata- rata asupan 4,88±54 mcg. Subjek yang mempunyai status gizi obesitas sebanyak 40 orang (33.3%). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan vitamin D dengan kejadian obesitas pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang bermakna secara statistik (p=0,015) dan bermakna secara epidemiologi dengan prevalence ratio 2,71.

Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Menjaga Kesehatan Alat Reproduksi Pelajar SMA Negeri 13 Kota Bekasi

Salsabila Rahma Fadlillah — 2023-06-28

Kesehatan reproduksi bukan saja mencakup kesehatan mental, fisik, ekonomi, ataupun tidak memiliki kecacatan, tetapi termasuk semua aspek yang dikaitkan dengan reproduksi beserta proses dan fungsinya. Perilaku kesehatan reproduksi mencakup pengetahuan dan perilaku yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan alat reproduksi. Pengetahuan dapat diperoleh lewat pengalaman ataupun hasil informasi yang terserap oleh seseorang. Pengetahuan terhadap kesehatan alat reproduksi sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap perilaku dalam menjaga kesehatan alat reproduksi. Karena jika memiliki pengetahuan yang kurang terhadap kesehatan alat reproduksi maka seseorang dapat abai dengan perilakunya dan menyebabkan resiko terhadap kesehatan alat reproduksinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku menjaga kesehatan alat reproduksi pada pelajar di SMA Negeri 13 Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 139 pelajar SMA di SMA Negeri 13 Kota Bekasi dan menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2022. Data diambil dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi, dan dianalisis menggunakan metode uji fisher’s exact. Hasil penelitian didapatkan 24,5% responden memiliki pengetahuan baik (skor ), sedangkan sisanya yaitu 75,5% memiliki pengetahuan kurang baik (skor ) mengenai kesehatan alat reproduksi. 97,1% responden memiliki perilaku baik (skor ), dan 2,9% responden memiliki perilaku kurang baik (skor ≤ 75%). Tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara pengetahuan terhadap perilaku menjaga kesehatan alat reproduksi (p = 0,251).

Hubungan Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Tentang Keamanan Penggunaan Obat pada Ibu Menyusui

annisa azizah zaki — 2023-06-28

Menyusui adalah proses fisiologis dimana ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi yang diberikan kepada bayi secara optimal sebagai nutrien sehat yang penting untuk bayi. Namun terdapat kemungkinan ibu menyusui juga mengalami keluhan atau terserang penyakit sehingga membutuhkan konsumsi obat untuk mengatasi penyakitnya. Mengkonsumsi obat pada masa menyusui dapat memberikan efek samping, seperti obat akan menghambat produksi ASI atau obat akan masuk ke aliran ASI sehingga berakibat memberikan pengaruh terhadap bayi yang disusui. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa kedokteran sangat penting untuk mengetahui penggunaan obat untuk ibu menyusui, sehingga nantinya saat menjadi dokter dan terjun di masyarakat dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu menyusui tentang penggunaan obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran tentang keamanan penggunaan obat pada ibu menyusui. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan studi cross sectional. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara menggunakan kuesioner dan jumlah responden pada penelitian ini adalah 415 orang mahasiswa yang terdiri dari angkatan 2019–2022. Hasil penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2019 lebih baik dibandingkan dengan mahasiwa angkatan 2020, 2021 dan 2022. Terdapat hubungan bermakna (p value < 0,05) antara tingkat pengetahuan tentang keamanan penggunaan obat pada ibu menyusui dengan tingkat pembelajaran pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2019-2022.

Kata kunci: pengetahuan mahasiswa, obat, ibu menyusui

Pengaruh Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dengan Peningkatan Cakupan Imunisasi Dasar di Puskesmas Kecamatan Cengkareng

alya putri budiman — 2023-06-28

Pendahuluan Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Kejadian pandemi COVID-19 di Indonesia mempengaruhi cakupan imunisasi dasar yang menjadikan penurunan drastis terhadap imunisasi. Target imunisasi di Indonesia pada tahun 2021 dimana imunisasi ditargetkan mencapai 93% tetapi hanya mencakup 79,6%. Selain pandemi covid, ada faktor penentu keberhasilan imunisasi lainnya seperti riwayat pendidikan, pengetahuan, sikap, pekerjaan, dan faktor pemerintah. Pemerintah berperan penting dalam peningaktan cakupan imunisasi lewat program BIAN. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah program BIAN berpengaruh dalam peningkatan cakupan imunisasi dasar dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan program BIAN. Penelitian ini merupakan studi analitik cross-sectional di Puskesmas Kecamatan Cengkareng pada 128 responden selama bulan April sampai September 2022. Program BIAN tidak berpengaruh dalam cakupan imunisasi campak rubella dengan nilai p value 0,713 dan nilai PR 1,05 dengan arti program BIAN mempunyai 1,05 kali lebih besar kemungkinan dalam meningkatkan cakupan imunisai campak rubella. Pada imunisasi polio ,program BIAN juga tidak berpengaruh dengan nilai p value 0,367 dan PR 1,2 dengan arti program BIAN mempunyai 1,2 kali lebih besar kemungkinan dalam meningkatkan cakupan imunisai polio. Program BIAN mempunyai pengaruh dalam imunisasi DPT-HB-Hib degan nilai p value 0,001 dan PR 0,8 dengan arti program BIAN mempunyai 0,8 kali lebih besar kemungkinan dalam meningkatkan cakupan imunisai DPT-HB-Hib. Faktor pemerintah dan faktor pengetahuan vaksin halal mempunyai pengaruh terbesar dalam mempengaruhi program BIAN.

Pengetahuan tentang Imunisasi Dasar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Wiyarni Pambudi — 2023-06-28

Imunisasi adalah komponen terpenting dari pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Pengetahuan dan sikap petugas kesehatan berperan penting dalam meningkatkan penerimaan imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan tentang imunisasi dasar pada mahasiswa peserta didik program studi sarjana kedokteran kedokteran, menggunakan metode analitik observasional dengan desain potong lintang. Reponden mahasiswa diminta mengisi kuesioner yang disusun terinci tentang konsep imunisasi, teknis pelaksanaan, tujuan, kontraindikasi, efek samping, dosis, cara pemberian, frekeunsi dan rekomendasi jadwal dari masing-masing jenis imunisasi dasar. Subyek penelitian dipilih secara non random, kemudian data diolah menggunakan aplikasi statistik berupa analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan mahasiswa yang telah lulus blok imunologi memiliki tingkat pengetahuan 4,35 kali lebih baik dibandingkan mahasiswa yang belum lulus blok imunologi, dan kelulusan blok imunologi memiliki hubungan yang bermakna (p=0,019) dengan tingkat pengetahuan mahasiswa.

Pengetahuan Siswa Kelas 9 SMPN 4 Cikarang Barat Tentang Bahaya Merokok

Selpi Rahmawati — 2023-06-28

Salah satu penyebab meningkatnya kasus kematian akibat rokok usia remaja adalah rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) melakukan analisis pada bulan Maret 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan prevalensi merokok penduduk kabupaten Bekasi mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dan adanya kenaikan di tahun 2020 pada laki-laki (50,95%) dan perempuan (1,34%). Kelompok usia 10-15 tahun mengalami kenaikan presentase perokok berdasarkan data BPS tahun 2021 (1,51%) dan 2022 (1,56%). Pengetahuan tentang adanya bahaya merokok berperan penting dalam menentukan tindakan remaja dalam hal yang berkaitan dengan perilaku merokok karena pada periode ini mulai timbul keinginan untuk mencoba segala sesuatu, jika tidak ada bimbingan maka pengetahuan yang didapat cenderung kurang dan berisiko untuk terjebak ke dalam perilaku merokok berkepanjangan yang dapat memberikan dampak buruk, seperti kehilangan fokus belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa terhadap bahaya merokok di SMPN 4 Cikarang Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan total responden sebanyak 79 siswa kelas 9. Instrumen penelitian adalah kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dan telah divalidasi. Penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki pengetahuan baik yakni sebanyak 75 orang (94,9%), pengetahuan cukup yakni sebanyak 3 orang (3,8%) dan 1 orang (1,3%) memliki pengetahuan kurang.

Hubungan Asupan Sugar Sweetened Beverages Dengan Obesitas Sentral Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Nathania Immanuel — 2023-06-28

(Abstrak Bahasa Indonesia) :

Kondisi dan bentuk tubuh seseorang mencerminkan apa yang dikonsumsi sehari-hari, salah satu contohnya adalah pengonsumsian minuman tinggi gula atau sugar sweetened beverages. Sejak dahulu hingga kini banyak orang yang menyukai konsumsi minuman tinggi gula, namun faktanya minuman tinggi gula tersebut bisa berakibat buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah banyak dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu akibat buruknya ialah dapat mengakibatkan penumpukan lemak sentral, yang disebut obesitas sentral. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan sugar sweetened beverages terhadap kejadian obesitas sentral. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian deskriptif analitik ini adalah cross sectional. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Terdapat 194 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia membantu proses pengambilan sampel hingga akhir. Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Tarumanagara dalam rentang periode bulan Januari-Februari 2023. Variabel bebas pada penelitian ini adalah asupan sugar sweetened beverages dan variabel terikatnya adalah kejadian obesitas sentral. Kedua variabel tersebut diuji menggunakan uji statistik chi-square. Hasil uji statistik menggambarkan adanya hubungan bermakna antara variabel pola konsumsi sugar sweetened beverages dengan obesitas sentral (p-value = 0,029). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat adanya hubungan bermakna antara asupan sugar sweetened beverages dengan obesitas sentral pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Tarumanagara.

(Abstrak Bahasa Inggris) :

What is consumed daily reflects the condition and shape of a person's body, one example is the intake of sugar-sweetened beverages. From the past until now, many people like to consume high-sugar drinks, but the fact is that these high-sugar drinks can be bad for health if consumed in large quantities over a long period of time. One of the bad consequences is that it can lead to central fat accumulation, which is called central obesity. This study was made with the aim of knowing the relationship between the intake of sugar sweetened beverages and the incidence of central obesity. The research design used in this analytic descriptive study was cross sectional. The sampling method was carried out by simple random sampling technique. There were 194 respondents who met the inclusion criteria and were willing to assist in the final sampling process. The research was conducted at the Tarumanagara University Campus in the period January-February 2023. The independent variable in this study was the pattern of intake of sugar sweetened beverages and the dependent variable was the incidence of central obesity. The two variables were tested using the chi-square statistical test. The results of the statistical test illustrate that there is a significant relationship between the intake of sugar sweetened beverages and the incidence of central obesity (p-value = 0.029). Therefore, it can be concluded that there is a significant relationship between intake of sugar sweetened beverages and the incidence of central obesity among medical students of Tarumanagara University.