Posisi Aktor-Aktor Pasar Perangakat Lunak Komputer Indonesia: (Studi Kasus Posisi Negara Dan Masyarakat Dalam Memorandum Of Understanding Pemerintah Indonesia Dan Microsoft 2006)

Main Article Content

Bayu Indra Pratama

Abstract

Abstract:

The Government of Indonesia signed a Memorandum of Understanding (MoU) with Microsoft in 2006. Society together with the House of Representatives and the Business Competition Supervisory Commission (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) rejected this MoU. The reason why they rejected this partnership because it has the potential to harm Indonesia. This agreement also shows the government inconsistency of Indonesia, Go Open Source program that have been announced previously. This study aims to determine the position and arguments between the state and the society about the Indonesia Government MoU with Microsoft in 2006. This study uses a case study method. Competition between open source software and proprietary software become the context in this study. This research was also supported by a historical review of the position of the state and society in the development of computers in Indonesia. The results from this study showed that people with the House of Representatives and the Business Competition Supervisory Commission (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) appeared as a dialectic of control of the government. It is shown by the discontinuation of the MoU in the implementation stage. Weak arguments of the government makes it difficult to continue the agreement. The society and informal institutions pressure that exist make the government do not have a reason other than not to continue the MoU.

Abstrak:

Pemerintah Indonesia menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Microsoft pada tahun 2006. Masyarakat bersama- sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha menolak Nota Kesepahaman ini. Alasan penolakan kemitraan ini karena memiliki potensi untuk merugikan Indonesia. Perjanjian ini juga menunjukkan inkonsistensi pemerintah terhadap program Indonesia, Go Open Source yang telah dicanangkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi dan argumen antara negara dan masyarakat tentang Pemerintah Indonesia MoU dengan Microsoft pada tahun 2006. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Persaingan antara open source sofware dan  propriertary sofware menjadi konteks dalam penelitian ini. Penelitian ini juga didukung oleh tinjauan historis posisi negara dan masyarakat dalam pengembangan komputer di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat bersama DPR dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) muncul sebagai dialectics of control bagi pemerintah. Hal ini ditunjukkan tidak dilanjutkannya MoU pada tahap implementasi kebijakan. Pemerintah sulit untuk melanjutkan kerjasama tersebut karena argument yang dimiliki lemah. Masyarakat bersama lembaga-lembaga formal yang menekan dan membuat pemerintah tidak memiliki alasan untuk melanjutkan MoU tersebut. 

 

Article Details

How to Cite
Pratama, B. I. (2016). Posisi Aktor-Aktor Pasar Perangakat Lunak Komputer Indonesia: (Studi Kasus Posisi Negara Dan Masyarakat Dalam Memorandum Of Understanding Pemerintah Indonesia Dan Microsoft 2006). Jurnal Komunikasi, 6(2), 61–82. https://doi.org/10.24912/jk.v6i2.34
Section
Articles
Author Biography

Bayu Indra Pratama, Universitas Brawijaya

Fakultas Ilmu Komunikasi

References

Abrar, Ana Nadya. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : LESFI, 2003.

Berger, Peter L. dan Thomas Luckman. Tafsir Sosial atas Kenyataan. Yogyakarta: LP3ES. 1990.

Budiman, Arief. Teori Negara: Negara, Kekuasaan, dan Ideologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Chicote, Ronald H. Teori Perbandingan Politik: Penelusuran Paradigma. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Diamond, Larry. Revolusi Demokrasi Perjuangan untuk Kebebasan dan Pluralisme di Negara sedang Berkembang. Jakarta: Yayasan Obor, 1993.

Diamond, Larry. Rethinking Civil Society: Toward Democratic Consolidation. Jurnal of Democracy, 1994.

_____.Developing Democracy Toward Consolidation. Yogyakarta: IRE Press, 2003. Fakih, Mansour. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist

Press, 2011.

Giddens, Anthony. Teori Strukturasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Kurniawan, Luthfi J. & Hesti Puspitosari,. Negara, Civil Society & Demokratisasi :

Membangun Gerakan Sosial Dan Solidaritas Sosial Dalam Merebut Perubahan.

Malang : InTrans Pub, . 2012

Lessig, Lawrence. Budaya Bebas: Bagaimana Media Besar Memaknai Teknologi dan

Hukum untuk membatasi Budaya dan Mengontrol Kreativitas. Yogyakarta: Kunci

Cultural Studies Center, 2012.

Malik, Dedy Djamaludin. Kesiapan Budaya Menghadapi Teknologi Komunikasi, dalam

Rakhmat dkk. 1997, Hegemoni Budaya. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya

Hal. 297-319 , 1997.

Mansell, Robin. Political Economy, Power, and New Media. London: Sage Publications.

Vol 6 (1) Hal. 96-105, 2004. diperoleh dari: http://www.sagepub.com/mcquail6/Online%20readings/9e%20Mansell.pdf diakses 7 Juni 2014

Mosco, Vincent.2009. The Political of Communication 2nd Edition. Thousand Oaks : Sage Publication

_____.Current Trends in Political Economy of Communication. Global Media Journal -- Canadian Edition Volume 1, Issue 1, . 2008. Hal. 45-63 diperoleh dari: http://www.gmj.uottawa.ca/0801/inaugural_mosco.pdf 7 Juni 2014

Manan, Munafrizal. Gerakan Melawan Elite. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Neumann, W. Lawrence.. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative

Approaches. Boston: Allyn and Bacon, 1999

Pilliang, Yasraf Amir. Dunia yang Dilipat Edisi 3. Bandung: Matahari, 2011.

Rogers, Everett M. Communication Technology: The New Media In Society. New York: The Free Press, 1986.

Wahyuni, Hermin Indah. Media dan Civil Society : Mampukah Media Membuka Dialog Yang Transparan ?. dalam Muhammad Sulkhan dan Wisnu Martha Adiputra (Ed). Demokrasi, Media Massa dan Industri. Yogyakarta : Penerbit FISIPOL UGM, 2010.

Yusron. Elit Lokal Dan Civil Society.Jakarta: LP3ES, 2002