WISATA EDUFARMING BERBASIS URBAN

Main Article Content

Athalia Lie
Sutarki Sutisna

Abstract

Dikenal sebagai negara agraris, Jakarta sebagai ibu kota Indonesia juga memiliki jejak pertaniannya sendiri. Namun, menghadapi permasalahan perkotaan dan sosial zaman sekarang, budaya bertani sebagai salah satu ciri khas negara kita terdorong semakin mendesak untuk kembali ditanamkan kembali dalam diri tiap penghuni kota, terutama generasi muda bangsa. Melalui Wisata Edufarming Berbasis Urban, pengunjung diajak untuk mengenal lebih lanjut sejarah agrowisata negara yang diterapkan dalam bentuk urban sehingga dapat diterapkan di rumah masing-masing kelak. Pengunjung berkesempatan untuk turun langsung ke ladang akuaponik dan hidroponik yang tersedia baik di dalam maupun luar ruangan untuk mempelajari proses pertanian dari awal hingga pemetikan. Juga tersedia pasar untuk memperjual-belikan hasil panen proyek, restoran untuk para pengunjung langsung menyantap hasil petikannya, dan laboratorium serta loka karya untuk lebih memperdalam teknik pertanian urban. Letak proyek di antara Hutan Kota Srengseng dan Pasar Bunga Rawa Belong berperan sebagai pengisi rantai yang hilang di antara kedua objek melalui fasilitas shuttle bus antar ketiga lokasi. Dalam pelaksanannya, wisata Urban Agrikultur tidak difokuskan untuk nilai ekonominya sebagai sumber pangan, namun juga untuk mewadahi hobi dan komunitas bercocok tanam yang ada di perkotaan. Nilai ekologis yang akan dirasakan oleh masyarakat luas selain menambah penghijauan kota (secara langsung maupun tidak), mengurangi iklim kota, mendaur ulang limbah organik serta air, mengurangi jejak karbon, dan efek perpanjangan lainnya.

 

Article Details

Section
Articles