HUBUNGAN KEGUGURAN DAN ANEMIA DENGAN PERNIKAHAN USIA MUDA DI DESA HAPESONG LAMA

Main Article Content

Melfi Suryaningsih
Asfriyati Asfriyati
Heru Santosa

Abstract

Pernikahan usia muda akan berlanjut dengan kehamilan usia muda. Akibat belum siapnya sistem reproduksi remaja untuk menerima kehamilan meningkatkan risiko untuk terjadinya komplikasi yang berpotensi meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Remaja dalam proses pertumbuhan dan perkembangan harus berbagi nutrisi dengan janin yang dikandungnya. Anemia kehamilan merupakan salah satu risiko yang akan dihadapi ibu hamil muda jika kebutuhan tubuh dan janinnya tidak tercukupi, selain itu keadaan psikologi remaja yang masih belum stabil dan siap dengan perubahan peran baru akan memicu terjadinya keguguran akibat stres. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi hubungan pernikahan usia muda dengan keguguran dan anemia. Metode yang digunakan adalah Desain potong lintang, sampel 78 orang yang diambil secara simple random sampling. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Variabel terikat adalah pernikahan usia muda, variabel bebas adalah keguguran dan anemia. Analisis data dengan uji Chi Square. Hasil penelitian yaitu tidak terdapat hubungan menikah usia muda dengan keguguran tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara pernikahan usia muda dengan anemia (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa ibu yang menikah muda berisiko mengalami anemia kehamilan dibandingkan dengan ibu yang menikah pada usia reproduksi sehat.

 

Young marriages will continue with young pregnancies. As a result of not being ready for the adolescent reproductive system to accept pregnancy increases the risk for complications that could potentially increase maternal and infant mortality. Adolescents in the process of growth and development must share nutrients with the fetus they contain. Anemia of pregnancy is one of the risks faced by young pregnant women if the body and fetal needs are not fulfilled, besides the psychological state of adolescents who are still unstable and ready for a new role change will trigger a miscarriage due to stress. The purpose of this study was to obtain information on the relationship of young marriage with miscarriage and anemia. The method used is a cross-sectional design, a sample of 78 people taken by simple random sampling. Retrieval of data by interview using a questionnaire. The dependent variable is young marriage, the independent variable is miscarriage and anemia. Data analysis with Chi Square test. The results of the study are that there is no relationship between young marriage and miscarriage but there is a significant relationship between young marriage and anemia (p <0.05). It can be concluded that mothers who marry young are at risk of developing pregnancy anemia compared to mothers who marry at a healthy reproductive age.

Article Details

Section
Articles

References

BKKBN. 2012. Pernikahan Dini Pada Beberapa Provinsi di Indonesia: Akar Masalah Dan Peran Kelembagaan di Daerah. Jakarta Direktorat Analisis Dampak Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional.

Manuaba, I.A.C. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC. 2010.

Cunningham, FG., Leveno, KJ., Bloom, LS., Hauth, JC., Rouse, DJ., and Spong, CY, William Obstetrics 23th Edition, Vol 1. New York: Mc Graw Hill Education. 2013.

Susiloningtyas, I. Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Staf Pengajar Prodi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung.Semarang. 2012.

Kemenkes RI. Infodatin Stuasi Kesehatan Reproduksi Remaja. ISSN 2442-7659. 2015.

Hartono, Audylia. Perbandingan Risiko Komplikasi Ibu dan Bayi Pada Kehamilan Remaja dengan Usia Reproduksi Sehat di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Mei 2009 - Mei 2012. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. 2012. Diakses 10 November 2017.

Hapisah dan Ahmad Rizani. Kehamilan Remaja terhadap Kejadian Anemia Di Wilayah Puskesmas Cempaka Kota Banjarbaru. Banjarmasin. 2015. Diakses 17 November 2017.

Rizkah, Z. Dan Mahmudiono, T. Hubungan Antara Umur, Gravida, Dan Status Bekerja Terhadap Resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Dan Anemia Pada Ibu Hamil. Surabaya. Amerta Nutr (2017) 72-79 73 DOI :0.2473/amnt.v1i2.2017. 72-79. 2017. Diakses 3 Februari 2018.

Rahayu, H.S.E., Purwandari, S., Wijayanti, K, 2017. Faktor Determinan dan Resiko Kehamilan Remaja Di Kecamatan Magelang Selatan Tahun Magelang. The 6th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang ISSN 2407-9189.2017.

Pribadi, A., Mose. J.C., Anwar, A.D., Kehamilan Risiko Tinggi: Perkembangan, Implikasi Klinis, & Kontroversi. Jakarta: Sagung Seto. 2015.

Depkes RI. Materi Ajar Penurunan Kematian Ibu Dan Bayi Baru Lahir. Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 2007.

Citrakesumasari. Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya. Yogyakarta. Kalika. 2012.