BERUBAH, SIAPA TAKUT? PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KESIAPAN UNTUK BERUBAH PADA KARYAWAN DI PT TP TANGERANG

Main Article Content

Yulius Fransisco Angkawijaya
Puspita Dian Arista
Dania Asri Dewi

Abstract

Perubahan organisasi dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan, namun seringkali menghadapi penolakan. PT TP yang akan mengimplementasikan program perubahan organisasi berupa reengineering, restruksturisasi, dan downsizing menghadapi tantangan yang penolakan perubahan. Sikap yang ditampilkan karyawan terhadap perubahan terkait erat dengan kesiapan karyawan tersebut untuk berubah. Semakin tinggi kesiapan untuk berubah maka semakin tinggi penerimaan dan partisipasi dalam perubahan. Secara teoritis, kesiapan untuk berubah adalah sejauh mana individu secara mental, psikologis, atau fisik siap untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan organisasi. Kesiapan untuk berubah dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah efikasi diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efikasi diri terhadap kesiapan untuk berubah pada karyawan PT TP. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan instrument berupa Skala Efikasi Diri dan Skala Kesiapan untuk Berubah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 responden yang berasal dari karyawan level jabatan manajerial dan level staff. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa efikasi diri memberikan sumbangan sebesar 14.4% terhadap kesiapan untuk berubah. Analisis tambahan yang dilakukan menunjukkan bahwa karyawan dengan level jabatan manajerial memiliki kesiapan untuk berubah yang lebih tinggi daripada karyawan level staff. Di sisi lain, karyawan dari departemen gudang memiliki efikasi diri paling tinggi dibandingkan karyawan dari departemen lain.

Article Details

Section
Articles

References

Bouckenooghe, D., & Devos, G. (2008). Ready or not...? What’s the relevance of meso level

approach to the study of readiness for change. Ghent University, Faculty of Economic

and Business Administration.

Chair, J. F. W., Goodsell, C. T., Dudley, L. S., Gooden, S. T., & Colvard, J. E. (2000). The effect

of downsizing on survivors: A meta-analysis. Dissertation.

Cummings, T. G., & Worley, C. G.(2009). Organizational development and change (9th ed).

USA: South-Western Cengage Learning.

Cunningham, C. E., Woodward, C. A., Shannon, H. S., MacIntosh, J., Lendrum, B.,

Rosenbloom, D., & Brown, J. (2002). Readiness for organizational change: A

longitudinal study of workplace, psychological, and behavioral correlates. Journal of

Occupational and Organizational Psychology, 75(4), 377-392.

Galpin, T. J. (1996). The human side of change. San Francisco: Jossey-Bass.

George, J. M., & Jones, G. R. (2012). Understanding and managing organizational behavior

(6th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Gravetter, F. J., & Forzano, L. B. (2016). Research method for the behavioral sciences (5th

ed.). Stamford, CT: Cengage Learning.

Hanpachern, C. (1997). The extention of the theory of margin: A framework for assessing

readiness for change. Dissertation. Colorado State University.

Holt, D. T., A. A., Feild, H. S., & Harris, S. G. (2007). Readiness for organizational change the

systematic development of scale. The journal of applied behavioral science, 43(2), pp 232-

Luszczynska, A., Scholz, U., Schwarzer, R. (2005).The general self-efficacy scale: Multicultural

validation studies. The journal of Psychology, 139(5), pp 439-457

Luthans, F., Youssef, C. M., & Avolio, B. J. (2007). Psychological capital: Developing the

human competitive edge. Oxford, UK: Oxford University Press.

Mangundjaya, W. L. H. (2004). Workplace well-being important to individual readiness for

change? Proceedings, the 5th International Asian Association of Indigenous and Cross

Cultural Psychology.

Obolensky, N. (1996). Practical business re-engineering: Tools and techniques for achieving

effective change. London: Kogan Page Ltd

Winarno, B. (2008). Globalisasi: Peluang atau ancaman bagi Indonesia. Jakarta: Erlangga.