STUDI KASUS SKIZOFRENIA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN MS KECAMATAN KEMBANGAN, KOTAMADYA JAKARTA BARAT PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE 3 AGUSTUS 2013 - 28 AGUSTUS 2013

Main Article Content

Ernawati Ernawati
Tri Mulyati
Andri Wanananda
Ronald Wilmar Antonius
Minarni Eka Dewi
Saputri Dwilistanti
Krisma Kristiana

Abstract

Kasus kejiwaan skizofrenia adalah bentuk gangguan mental berat yang mengenai sekitar 7 dari1.000 populasi dewasa,sebagian besar terjadi pada rentang usia 15-35 tahun. Walaupun insiden ini rendah,namun angka prevalensimeningkat karena penyakit ini termasuk kronis. Di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan MS terdapat 10 orang pasien mengalami skizofrenia dari sekitar 30.000 jumlah seluruh penduduk diwilayah tersebut. Penanganan kasus inimemerlukan dukungan yang besar dari keluarga dan lingkungan sekitar secara terus menerus,holistik dan komprehensif. Dengan melakukan pendekatan kedokteran keluarga,akan sangat membantu proses pengendalian kekambuhan pasien dan pengoptimalan terapi sehingga pasien dapat menjalankan fungsi kesehariannya secara optimal.  Studi kasus dilakukan pada Nn. N,usia 28 tahun,tidak bersekolah,tidak bekerja,tidak menikah,menderita skizofrenia sejak 10 tahun yang lalu saat ibunya meninggal dunia dengan status gizi overweightdan  sekarang pasien lebih sering meracau. Faktor-faktor yang menyebabkan Nn.N menderita skizofrenia dan sering kambuh berdasarkan Mandala of health adalah genetik/human biology, family, personal behaviour, psycho-socio-economic  environment  dan culture. Penatalaksanaan holistik komprehensifyang dilakukan dalam penyelesaian inidan hasilnya adalah dengan farmakoterapi, menjelaskan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan skizofrenia, mengedukasi dan memotivasi keteraturan berobat pada pasien dan keluarga, menganjurkan pasien makan makanan dengan gizi seimbang,olahraga,memotivasi pasien untuk mengabaikan halusinasi visual dan auditoriknya, memotivasi keluarga untuk mendukung pasien dalam pengobatan maupun pengembangan kemampuan dalam bersosialisasi dan mengembangkan bakat dan berkonsultasi dengan dokter ahli jiwa secara teratur.  Hasilnya pasien sudah mau minum obat dan kakaknya sudah lebih fokus memantau pasien minum obat,halusinasi visual dan auditorik pasien sudah berkurang,pasien sudah mau mandi sendiri tetapi masih belum mau bersosialisasi dan kakak pasien belum membawa pasien ke dokter ahli jiwa. Terbukti bahwa penanganan di tingkat layanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga mampu memberikan hasil yang positif. Ini penting untuk diingatkan pada semua layanan tingkat primer menerapkan metode ini dalam penanganan kasus skizofrenia khususnya dan kasus-kasus kesehatan lain pada umumnya.

Article Details

Section
Artikel Asli